Saturday, November 9, 2019

Imanuel (5) (Yesaya 8:5-10)


Empat Nama Sebutan Imanuel (Yesaya 9:5).

Nama Imanuel atau Allah beserta kita ternyata memiliki peran yang luar biasa dari Allah sesuai dengan  4 sebutannya, yaitu Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai (Yesaya 9:5). Keempat nama sebutan dari Juruselamat kita, Tuhan Yesus Kristus, menunjukkan kuasa ilahi yang dahsyat luar biasa dan patut kita syukuri karena hal-hal ini akan menyertai kita senantiasa, yaitu:
Penasehat Ajaib. Ada banyak macam penasehat di dunia ini; penasehat keuangan, penasehat kesehatan, perumahan, perpajakan, pernikahan, tetapi hanya ada satu Penasehat Ajaib yaitu Tuhan Yesus Kristus! Dialah satu-satunya penasehat Supranatural yang sangat ajaib. Kita membutuhkan Penasehat Ajaib; dan peran itu sekarang ada pada Roh Kudus yang ada dalam hidup kita. ada 3 pesan Tuhan berkaitan dengan Penasehat Ajaib:
Pertama; jangan mendukakan Roh Kudus. Upah dosa adalah maut karena itu berusahalah keras untuk berhenti berbuat dosa, jangan berdosa lagi! Takutlah akan Tuhan. buatlah komitmen di hadapan Tuhan, minta agar Tuhan mampukan dengan kekuatan Roh Kudus agar kita tidak jatuh lagi di dalam dosa. Mari jaga hidup kita agar tidak mendukakan Roh Kudus.
Kedua; lebih intim dengan Roh Kudus. Semakin tekun menjalankan disiplin rohani. Marillah kita tingkatkan lagi di hari-hari ke depan; pembacaan Firman Tuhan, berdoa dan puasa, memuji dan menyembah Tuhan dan setia untuk beribadah.
Ketiga; peka terhadap kehadiran Roh Kudus. Inilah masa-masa akhir jaman dimana ada banyak penyesatan dari kuasa roh jahat yang semakin licik dengan segala macam tipu daya. Kita perlu memperhatikan dan peka mendengarkan perkataan yang Roh Kudus.
Allah yang Perkasa. Allah kita adalah Allah yang perkasa, tidak ada yang mustahil bagi Allah karena itu tidak ada satupun yang hal yang sukar bagi Allah (Yes 10:21), beruntung bagi kita yang percaya kepada-NYA dan Allah akan menunjukkan kasih setia-NYA dan berpihak kepada kita maka tidak ada satupun lawan yang sanggup bertahan di hadapan-NYA (Yer 32:18; Maz 118:6-7). Tuhan Yesus menyembuhkan orang lumpuh di Kapernaum sesuatu yang luar biasa dan belum pernah di lihat, oleh karena ada kuasa kesembuhan dalam diri-NYA (Mar 2:12). Tuhan Yesus berkuasa atas Sorga dan dunia ini oleh sebab itu setiap mahluk akan takluk kepada-NYA (Mat 28:18). Dan pada akhirnya setiap lutut akan bertelut dan setiap lidah akan mengaku bahwa Yesus lah Tuhan (Fil 2:9-11). Tuhan Oleh sebab itu apapun masalah yang kita hadapi marilah beriman bahwa Tuhan sanggup untuk menolong, menyembuhkan dan menopang hidup kita.
Bapa yang Kekal.  Allah kita adalah Allah semua generasi oleh sebab itu disebutkan dengan Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Dan Allah kita adalah Allah Alfa dan Omega yang berarti yang awal dan yang akhir (Wah 1:8; 21:6; 22:13), dimana Tuhan Yesus adalah Firman yang menjadi manusia (Yoh 1:1). Firman Tuhan katakan Akulah jalan, dan kebenaran, dan hidup. Tidak ada seorangpun yang dating kepada Bapa, kalau tidak melalui aku (Yoh 14:6)”. Oleh sebab itu hanya percaya kepada Tuhan Yesus Kristus adalah satu-satu cara untuk mencapai Bapa yang kekal, maka hanya setiap orang yang percaya kepada-NYA pasti akan diselamatkan untuk masuk dalam kerajaan Sorga yang kekal.
Raja Damai. Tuhan Yesus adalah penguasa nomor satu terhadap kedamaian. Dunia yang sekarang adalah dunia yang penuh dengan kekerasan dan ditandai dengan tidak adanya rasa damai di dalam hati manusia. Manusia sekarang dihantui oleh rasa takut dan rasa kuatir dan ini bukanlah cara hidup yang indah, banyak manusia menjadi stress bahkan frustasi menghadapi hari-hari ini. Di akhir jaman semua orang membutuhkan Tuhan Yesus Sang Raja Damai (Kol 1:20). Sebenarnya ketika Tuhan Yesus Sang Raja Damai berkuasa atas kita maka akan membawa atmosfir damai ke manapun kita berada dan di mana pun kita berada pengaruh damai ini akan dirasakan oleh orang-orang di sekitar kita. Sebagai yang orang percaya kepada Tuhan Yesus maka kita adalah duta pembawa damai bagi dunia ini baik melalui perkataan, pikiran, perbuatan, tindak-tanduk kita.
Jadi ketika kita percaya Imanuel yang artinya Allah beserta kita maka sebenarnya ada pengaruh luar biasa yang menyertai kita yaitu peran Allah sebagai Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal,  dan Raja Damai. Amin
Tuhan Yesus memberkati.

Pesan Pastoral:  29 September 2019
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam segala hal. Allah Imanuel adalah Allah dengan peran yang luar biasa, kita tidak boleh main-main dihadapan Allah. Karena dimanapun Allah beserta kita maka sampai kapanpun kita harus menjaga diri dari hal-hal yang melukai hati Allah dengan berbuat dosa.

Winner Voice
Allah Imanuel membawa kita ke kekalan dengan kuasa ilahi-NYA

Pengakuan Iman
Pembacaan Firman:
Sebab seorang anak telah lahir untuk kita. Seorang putera telah diberikan untuk kita, lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang; Penasehat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. (Yesaya 9:5)
1.      Aku percaya bahwa Tuhan Yesus adalah Allah yang turun ke dunia untuk menebus dosa ku.
2.      Aku percaya bahwa Tuhan Yesus adalah Firman Allah yang kekal dan hidup.
3.      Aku percaya Tuhan Yesus adalah  Penasehat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.  Amin

Imanuel (4) (Yesaya 8:5-10)


Fakta Nama Imanuel (Yohanes 1:16-17).
Allah kita bukan Allah yang jauh tetapi Allah yang begitu dekat dengan kita. Dia adalah Imanuel, Allah yang senantiasa hadir dalam hidup kita. Allah kita bukan Allah yang pasif hanya sebagai penonton tetapi Allah kita sangat aktif berinisiatif untuk terus bekerja. Allah kita bukan hanya Allah yang mengawasi atau melihat dari jauh tanpa bisa berbuat apa-apa. Allah kita hadir dan ikut campur tangan dalam setiap aspek hidup kita. Kehadiran Allah kita sebagai Allah Imanuel sangatlah indah dan memiliki makna yang dalam dalam hidup kita.
Nama Imanuel muncul pertama kali dalam Yesaya 7:14 ketika rakyat dan raja Yehuda menghadapi krisis dan ancaman yang besar. Situasinya bangsa Yehuda sedang menghadapi ancaman dari dua kerajaan yang berkolaborasi menyerang mereka yaitu kerajaan Israel dan Syria. Raja dan rakyat yang mendengarnya menjadi 'ketakutan dan gemetar karena pasukan musuh telah masuk ke wilayah sekutunya yaitu Israel untuk menggalang kekuatan dan siap menyerang mereka. Ahaz sendiri sebagai raja Yehuda menunjukkan ketidakpercayaannya kepada Tuhan bahkan dia tidak mau meminta tanda pada Tuhan. Di tengah situasi inilah, Tuhan berfirman melalui Yesaya : "Sekarang, TUHAN sendiri akan memberi tanda kepadamu: Seorang gadis yang mengandung akan melahirkan seorang putra yang dinamakannya Imanuel."(Yes7:14; 8:8). Ada tiga realitas atau fakta yang terkait dengan nama Imanuel bagi kita orang percaya yang hidup di dunia ini:
Fakta pertama: Allah yang Maha Kuasa adalah Allah yang Maha Hadir. Allah kita bukanlah Allah yang hanya mau berdiam di sorga dan tidak mau hadir di tengah dunia ciptaan-Nya. Allah kita terus terlibat dan hadir dalam dunia ini walaupun manusia mencoba untuk mengingkari kehadiran Allah dan menolak keberadaan-Nya, tidak ada kuasa apapun atau teori apapun yang bisa menggeser ke Maha Hadiran Allah.
Fakta kedua: Manusia seringkali tidak menyadari kehadiran Allah. Kehidupan yang rutin dijalani tanpa adanya kesadaran akan kehadiran Allah adalah suatu hal yang berbahaya. Jika kehadiran Allah seolah-olah hanya pada saat berdoa, saat teduh, Praise and Worship atau hanya saat kita berada di gereja, hal ini merupakan pembatasan kehadiran Allah dengan pikiran sendiri dan ketidakpercayaan. Sebenarnya walaupun dalam kejatuhan hidup atau dosa, Allah tetap hadir dan dekat dengan kita serta mau menyatakan rahmat-Nya bagi kita.
Fakta ketiga: Kehadiran Allah tidak tergantung pada usaha dan kebaikan kita. Kehadiran Allah dalam kehidupan kita karena kedaulatan kuasa-Nya yang tak terbatas dan terutama karena kasih karunia-Nya. Dia yang bersemayam di tempat yang Maha Tinggi mau datang dan hadir bagi kita yang berdosa. (Yes 57:15)
Lalu apa maknanya Allah Imanuel bagi kita?  Kesadaran terhadap kehadiran Allah membuat kita memiliki jaminan penyertaan untuk berani menghadapi situasi apapun dalam hidup kita. Allah tidak akan membiarkan, meninggalkan atau menelantarkan kita. Imanuel berarti suatu kata “pengharapan”. Tidak peduli situasi apapun yang menyusahkan yang sedang kita hadap Allah tetap akan menyertai kita.
Kesadaran akan kehadiran Alah akan membuat kita berani menghadapi tantangan hidup. Tuhan mengetahui segala kelemahan dan keterbatasan kita, sebab itu Allah sendiri berinisiatif untuk menolong dan memimpin kita. Ada tersedia kekuatan bagi kita menghadapi setiap peperangan rohani, godaan dan cobaan. Kesadaran akan kehadiran Allah berarti kita memiliki sumber tidak terbatas, sumber yang menopang dan menyokong kehidupan kita. Kasih setia Tuhan dan anugerah Tuhan. Berkat rohani yang Tuhan berikan itu menjadi bagian kita sama seperti berkat jasmani. Kesadaran akan kehadiran Allah itu seharusnya membuat kita hidup bersukacita. Masalah bisa muncul setiap saat dan problem bisa silih berganti tapi kita tidak pernah kehilangan harapan. Tuhanlah yang menjadi pengharapan dan kekuatan serta sumber sukacita kita.
Allah kita bukanlah Allah yang jauh. Saat kita jauh Tuhan bukan menjauh, justru Tuhan yang sudah dekat itu akan semakin mendekati kita. Imanuel adalah Allah yang hadir di setiap tarikan nafas kita, di setiap langkah yang kita ambil, di setiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun-tahun yang kita jalani. Dia hadir dan ada saat bahkan kita tidak menyadarinya. Mari, kita terus hidup dengan suatu kesadaran “Imanuel” Tuhan beserta kita saat ini dan di sini.

Imanuel adalah kepenuhan akan janji Allah pada umatNya yaitu keselamatan. Janji keselamatan di dalam Imanuel itu adalah pemenuhan segala janji Allah akan dunia ini tapi jauh sebelum kedatangan Imanuel janji itu sudah berlaku sejak dunia ini dijadikan.
Ahas bebas untuk memilih tidak medengarkan Allah, tetapi ingat bukan berarti Allah melupakan dia tapi Allah tetap mengontrol seluruh ciptaanNya termasuk Ahas yang telah mendukakan Allah. Kitapun terkadang dan mungkin mewarisi sifat Ahas yaitu memberontak terhadap Tuhan, tapi Tuhan tetap setia mengawasi dan memelihara kita. Maka bagi kita yang setia dan taat, ingat Tuhan selalu memperhatikan kita.
Kita berada dalam kasih karunia Tuhan, karena seluruh kepenuhan Kristus telah dilimpahkanNya dalam kasih karuia dan kebenaran, maka kita yang percaya kiranya selalu berada dalam kasih karunia Kristus dan didalam kebenaranNya yaitu Firman Allah.
Tuhan Yesus memberkati.

Pesan Pastoral:  15 September 2019
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam segala hal. Kesadaran akan kehadiran Allah akan membuat kita semakin kuat untuk menghadapi tantangan kehidupan dan Tuhan senantiasa memberikan jaminan kemenangan asal kita tekun dan tidak putus asa.

Winner Voice
Kesadaran akan kehadiran Allah akan semakin membuat kita bersukacita dalam hidup ini.

Pengakuan Iman
Pembacaan Firman:
Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kkasih karunia demi kasih karunia sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. (Yohanes 1:16-17)
1.      Aku mau membangun kesadaran diri akan kehadiran Tuhan sehingga aku berkominten kuat untuk menolak dosa.
2.      Aku percaya akan kehadiran Allah dalam hidupku yang memberikan kekuatan untuk menghadapi tantangan hidup.

3.      Aku bersukacita atas kehadiran Allah dalam hidupku yang memberikan kasih karunia dan kebenaran oleh Yesus Kristus. amin

Iman dan Perspektif “Imanuel" (Yesaya 7:14-16).
Nubuat adalah rencana / rancangan detail Allah tentang masa depan yang telah diberitahukan lebih dahulu kepada manusia. Tapi tampaknya model nubuat sebagai rancangan detail masa depan tak berlaku untuk Yesaya 7:14 yang dikutip oleh Matius 1:23. Tertulis, “Anak” itu akan diberi nama "Imanuel". Tapi di penggenapannya diberikan nama "Yesus", sesuai dengan perintah Allah yang disampaikan dengan perantaraan malaikat (Luk. 1:31).
Sebenarnya ketika kita membaca Alkitab, di saat yang bersamaan Alkitab membaca diri kita. Hal ini dapat menjelaskan fungsi pertama dari nubuat, yaitu manafsir / menyingkapkan identitas diri pembaca / penafsir Alkitab.(Ibr. 4:12)  Oleh sebab itu Firman Allah akan meneliti dan memilah perasaan dan pikiran para pembacanya.
Sebagai contoh: Ketika mendengar pengakuan Yesus, bahwa diri-Nya adalah penggenapan nubuat Yesaya tentang “Mesias” maka orang Nasaret menolak Yesus dan secara otomatis Kitab Suci membaca dan memilah identitas diri para pembacanya. Nazaret adalah lingkungan dimana keluarga Yesus tinggal tapi tidak punya relasi dengan Allah, sehingga mereka tak bisa mengenali Yesus, sebagai "Imanuel," Allah yang hadir. Simon Petrus, seorang nelayan sederhana bisa memberikan pengakuan tentang Yesus (Mat 16:16),  Keterbatasan pengetahuan Kitab Suci, tidak menghalangi Simon untuk mengenali Yesus sebagai "Imanuel," Allah yang hadir bersama kita.
Karena itu Matius mengubah teks Kitab Suci yang dikutipnya. Di Yesaya 7:14 tertulis "ia," yaitu perempuan muda itu, akan memberi nama "Imanuel" kepada anaknya. Tapi di Mat. 1:23 tertulis, "mereka" akan menamakan Dia "Imanuel." Kata "ia" diganti dengan kata "mereka." "Mereka" adalah para pembaca Kitab Suci, yang bisa mengenali Yesus sebagai Allah yang hadir bersama kita. Pengenalan yang bukan berasal dari kehebatan menafsir Kitab Suci, tapi berasal dari relasi erat dengan Bapa di sorga, sehingga Bapa menyingkapkan kebenaran-Nya. Walaupun dunia mengenal nama anak ini "Yesus," kita akan mengenali-Nya sebagai "Imanuel," Allah yang hadir bersama kita karena kita memiliki iman.
Iman kepada Yesus, sang "Imanuel," diberikan sebagai anugerah oleh Bapa yang di sorga. Tapi hal ini tidak menghilangkan usaha manusia untuk mengerti Kitab Suci. Setiap pembacaan Kitab Suci yang serius, akan memperkaya pengenalan tentang Yesus Kristus. Keimanan juga memberikan perspektif / sudut pandang baru tentang Yesus Kristus. Kata "penglihatan" bisa ditafsir sebagai "perspektif sorgawi," sejarah dunia dilihat dari sudut pandang sorgawi. Sebelum dan sesudah penglihatan diberikan, fakta sejarah dunia tetap sama. Tapi penglihatan mengubah cara pandang tentang sejarah (Yes 1:1).
Kita yang telah mengenal Yesus sebagai "Mesias, Anak Allah yang hidup." Misteri yang tersembunyi selama ber-abad-abad, bahkan masih tersembunyi bagi orang lain. Melihat dalam perspektif sorgawi, yang bisa memperkaya pengenalannya tentang Yesus Kristus. Dilihat dari sudut pandang dunia, kelahiran Yesus adalah sejarah yang memalukan. Tetapi jika dilihat dari sudut pandang sorgawi, sejarah kelahiran Yesus adalah peristiwa yang terhormat.
Yesus sebagai Imanuel mengajar kita bila ada disituasi yang sulit/memalukan Allah dapat menolong kita dan menjadikan kita terhormat. Kotbah pertama Yesus di Injil Matius adalah ucapan bahagia kepada orang yang "miskin di hadapan Allah","berdukacita", "lemah lembut" / powerless, "lapar dan haus." Dia juga bisa berkata di Mat. 11:28, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu."
Cara pandang sorgawi, untuk melihat penderitaan dan situasi yang memalukan, sebagai cara Allah untuk membuat kemuliaan-Nya makin bersinar terang di tengah kegelapan, cara Allah untuk membuat kehadiran-Nya makin terasa, sehingga kita semua bisa makin mengenal Yesus sebagai "Imanuel, "Allah yang hadir bersama kita."
Tuhan Yesus memberkati.

Pesan Pastoral:  15 September 2019
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam segala hal. Menyadari Imanuel yang artinya ALLAH berserta kita perlu bagi kita untuk beriman sepenuh kepada Yesus Kristus dan milikilah cara pandang Sorga.
Winner Voice
cara pandang sorga membuat kita bernilai tinggi di dalam dunia yang rendah.

Pengakuan Iman
Pembacaan Firman:
Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel. (Yesaya 7:14-15)
1.      aku bersyukur telah mempercayai Yesus sebagai tanda penyertaan Allah yang ajaib mengampuni dosa.
2.      Aku bersyukur mendapatkan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, sebagai tanda keimanan yang benar.

3.      Aku percaya Allah sanggup mengangkat hidupku sekalipun hina dalam pandangan manusia tetapi tetap mulia dalam pandangan Allah. 

Imanuel (2) (Yesaya 8:5-10)


Imanuel"; Allah menyertai kita” (Matius 1:23).

Salah seorang bapak Gereja yaitu Spurgeon berkata; “mengapa kata ‘Imanuel’ dalam bahasa Ibrani, harus diterjemahkan? Bukankah itu adalah untuk menunjukkan bahwa itu ditujukan kepada kita yang adalah bangsa-bangsa non-Yahudi, dan oleh karena itu harus diterjemahkan ke dalam salah satu bahasa utama dunia non-Yahudi pada waktu itu, yaitu bahasa Yunani. “Diterjemahkan” berarti bahwa kata itu harus diberitakan kepada berbagai bangsa yang berbeda-beda. Kita memiliki teks yang menempatkan pertama dalam bahasa Ibrani ‘Imanuel,’ setelah itu diterjemahkan ke dalam bahasa non-Yahudi, ‘Tuhan menyertai kita;’ ‘diterjemahkan,’ sehingga kita tahu bahwa semua orang diundang, bahwa Allah telah melihat kebutuhan kita dan telah disediakan bagi kita, dan bahwa sekarang kita dapat dengan bebas untuk datang, bahkan walaupun kita adalah orang-orang berdosa dari bangsa-bangsa lain, dan jauh dari Allah. Mari kita mempertahankan dengan kasih dan hormat baik nama yang berharga ini dan menantikan hari bahagia ketika saudara-saudara Ibrani kita bersatu dengan ‘Imanuel’ mereka bersama dengan ‘Allah menyertai kita’ milik kita’” (C. H. Spurgeon, “God With Us,” The Metropolitan Tabernacle Pulpit, Pilgrim Publications, 1971 reprint, volume XXI, hlm. 709).
Pada zaman Alkitab nama memiliki arti yang dalam, seperti nama “Yesus” berarti “ALLAH menyelamatkan” atau “ALLAH membebaskan.” Nama “Imanuel” berarti “Allah menyertai kita.” Dalam Perjanjian Baru Yesus tidak pernah disebut “Imanuel.” Tetapi Rasul Paulus menggambarkan Dia sebagai “Allah yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia” (I Timotius 3:16). Nama “Imanuel” adalah nama deskriptif daripada nama yang diberikan. Karena Kristus lahir ke dunia, Allah beserta kita. Dengan demikian nama “Imanuel” memberitahu kita dua hal utama tentang Tuhan Yesus Kristus.
Pertama, Imanuel menunjukkan bahwa Ia telah turun dari Sorga dalam rupa manusia. Itu adalah fakta yang mengagumkan. Allah Israel pernah hidup dalam tubuh kecil dari seorang bayi mungil. Allah pernah berdiam dalam tubuh seorang pria yang menderita dan mati di kayu salib untuk menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita. Keajaiban inkarnasi terletak pada kenyataan bahwa Allah semesta alam merendahkan diri-Nya ke dalam tubuh manusia. Ia menjadi manusia yang dapat merasakan lapar, menderita, mati dan memiliki darah manusia. Saya tidak berpikir beberapa dari kita sepenuhnya menyadari betapa indahnya itu, yaitu Allah turun dan hidup dalam rupa manusia - dan menjadi “Allah beserta kita” - Yesus Imanuel kita!
Tetapi yang lebih luar biasa adalah kenyataan bahwa Kristus turun dalam daging dari ras yang berdosa, meskipun Yesus tidak pernah berdosa, Dia menyatukan diri-Nya sendiri dengan ras yang memberontak terhadap Allah, tetapi Yesus selalu taat dan setia. Dia menyatukan diri-Nya sendiri dengan kita agar Dia dapat mengangkat kita dari dosa dan penderitaan! (Rm 8:3).
Alkitab mengatakan bahwa Allah adalah “murka setiap saat” (Mazmur 7:11). Tetapi sekarang Allah dapat mengampuni kita dan memanggil kita sebagai anak-anak-Nya. Sekarang, “kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus: Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah” (Rm 5:1, 2). Sekarang Yehova bukanlah Allah yang sedang murka kepada kita, tetapi “Allah menyertai kita”! Dia telah “mendamaikan kita kepada diri-Nya oleh kematian Anak-Nya” (Rm 5:10).
Kedua, Imanuel berarti bahwa Ia tersedia bagi kita.
Bahkan pada hari-hari terakhir ini Yesus adalah Imanuel kita! Yesus menyertai kita senantiasa sampai kepada akhir zaman (Mat 28:20). Tuhan Yesus tidak marah dengan kita yang berdosa, bahkan Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan kita yang berdosa (I Tim 1:15). Dia telah turun dari Surga dengan misi mati disalibkan, di mana kematianNYA untuk membayar penuh hukuman dosa kita. Yesus bangkit secara fisik dari antara orang mati untuk memberikan hidup yang kekal. Amin .

Tuhan Yesus memberkati.

Pesan Pastoral:  01 September 2019
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam segala hal. Berpalinglah dari kehidupan yang penuh dosa dan percayalah kepada Tuhan. Tuhan beserta kita, Dia adalah Imanuel kita. Dia akan mengampuni dosa-dosa kita dan menyucikan kita dengan Darah-Nya yang mahal.
Winner Voice
Imanuel; Allah ada untuk manusia dan bersedia bersama kita.

Pengakuan Iman
Pembacaan Firman:
"Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita. (Matius 1:23)
1.      Aku bersyukur bahwa ALLAH yang Maha Kuasa ada bersertaku di sepanjang hidupku.
2.      Aku bersyukur bahwa ALLAH yang Maha Kasih bersertaku memberikan rasa damai yang sempurna

3.     Aku bersyukur bahwa ALLAH yang Maha Adil bersertaku dan memberikan pengampunan atas dosa-dosaku. Amin

Imanuel (1) (Yesaya 8:5-10)


Tak Perlu Takut
Bermula dari raja Ahas yang menolak suatu tanda dari Tuhan dimana hal ini sebenarnya dapat menguatkan rasa percaya kepada ALLAH yang Maha Kuasa sehingga ada kelepasan dari kesesakkan yang menimpa bangsa Israel (Yes 7), ALLAH menetapkan tanda lain yang kurang lebih sama di pasal (Yes 8). Istri Nabi Yesaya melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Maher-Syalal Hasy-Bas, yang berarti "Perampasan yang Tangkas atau Perampokan yang Cepat" (terjemahan BIS). Kita mungkin tidak akan pernah berpikir untuk memberikan nama anak kita seperti itu. Yesaya taat kepada Tuhan untuk menjadikan anaknya semacam tanda bahwa dalam waktu sembilan bulan setelah anak itu lahir (yang dianggap normal sampai seorang anak tahu memanggil "Bapak" atau "Ibu"), Asyur akan menghancurkan Samaria serta Israel. Janji ini bahkan lebih cepat daripada janji 2 tahun dalam pasal Yes 7.
Sayang sekali bahwa raja Ahas memang sudah tidak memerlukan tanda lagi. Dia orang yang dungu dengan menutup diri sekalipun ketakutan tapi tidak mau berharap kepada Tuhan dan tidak bisa lagi mendengarkan suara Allah. Allah sudah memberikan sebuah pilihan: biarkanlah air Syiloah mengalir lamban. Artinya, biarkanlah keadaan seperti apa adanya, percayalah kepada Allah saja. Namun, Ahas memilih untuk meminta tolong kepada Asyur, daripada kepada Allah.
Peristiwa ini seharusnya mengajarkan kepada kita agar takut kepada satu-satunya yang harus ditakuti, yaitu ALLAH sendiri. Allah adalah satu-satunya ancaman yang perlu diperhitungkan oleh Yehuda. Namun demikian, Allah juga adalah satu-satunya sumber keselamatan.
Di jaman ini semua orang hidup dalam ancaman dan kejahatan sehingga seringkali menimbulkan banyak kekuatiran, dan ini sangat tidak sehat secara mentalitas. Kondisi ini membuat sebagian orang mencoba untuk mendapatkan ketenangan jiwa dengan mencari kekebalan dari kuasa- kuasa jahat seperti jimat, rajah dan banyak benda-benda “magis” lainnya. Sebagian orang lainnya mencoba mendapatkan kekayaan dari dukun-dukun atau orang-orang "pintar". Sebenarnya hal-hal tersebut merupakan manifestasi ketakutan manusia terhadap hal-hal yang tidak bisa dikendalikannya.
Jika kita merasakan ketakutan oleh sebab apapun juga, ingatlah bahwa Allah harus lebih kita takuti daripada apa pun juga. Berpeganglah pada firman-Nya dalam mengambil keputusan! Lebih baik mencari apakah yang menjadi kehendak Tuhan dulu, jangan mengambil keputusan sebelum kita berdoa dan mencari pertolongan TUHAN.
Damsyik dan Samaria menjadi ancaman bagi Yehuda, sebab Yehuda telah menolak ajakan mereka untuk bergabung melawan Asyur. Ayat #/TB Yes 8:1-4* adalah pesan simbolis Allah melalui tindakan Yesaya. Pesan itu ditulis pada batu tulis besar agar dapat disimak dengan jelas. Tulisan di atasnya yang juga menjadi nama anak Yesaya menegaskan bahwa ancaman mereka hanya sekejap dan segera berlalu. Mengapa? Karena sebelum anak itu dapat berbicara, Aram dan Samaria telah ditaklukkan.

Pengharapan sia-sia. Berharap kepada manusia adalah sia-sia. Tindakan Yehuda berlindung pada Asyur dari ancaman Israel dan Aram, disamakan dengan menolak aliran sungai Allah yang memberi keselamatan. Akibatnya, Asyur malah akan menjadi gelombang yang menenggelamkan Yehuda (ayat #/TB Yes 8:5-8*). Memang, bergantung dan berharap kepada Allah memerlukan iman. Dan ini biasanya dianggap orang lebih sulit dibandingkan berharap kepada sesuatu yang terlihat seperti kepada kekuatan militer (Asyur) atau kekuatan gaib (roh-roh). Sebenarnya beriman kepada Allah tidaklah sulit, sebab kita hanya perlu memperhitungkan secara serius semua pesan-pesan-Nya yang "besar," nyata dan gamblang itu!

Renungkan: Ketika kita mengalami berbagai masalah dan tekanan hidup, kemanakah kita mencari petunjuk dan pertolongan? Kepada manusia, kepada orang mati, kepada Allah (ayat #/TB Yes 8:13,14,20*)?.
Tuhan Yesus memberkati.

Pesan Pastoral:  25 Agustus 2019
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam segala hal. Sebagai orang yang nyakin bahwa ada Tuhan di pihak kita maka sudah seharusnya kita memiliki hati yang melekat kepada Tuhan, mengenal Tuhan dan percaya kepada-Nya saja, maka bila kita kita menghadapi masalah hidup kita dapat berseru kepada Tuhan yang memberikan kelegaan. 

Winner Voice
Tuhan adalah tempat perlindungan yang teguh bagi yang percaya kepada-NYA.


   Pengakuan Iman
Pembacaan Firman:
"Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. (Mazmur 91:14)
1.      Aku sangat merindukan Tuhan dan mengenal-NYA lebih dalam lagi.
2.      Sungguh kerindukanku adalah untuk lebih dekat kepada Tuhan setiap hari.
Aku akan berusaha keras menjaga nama Tuhan dihormati dalam masa hidupku

TUHAN DI PIHAK-ku (4) (Mazmur 118)


Tuhan Perlindunganku (Mazmur 91:1-16)
Musa menulis Mazmur 91 yang berbicara tentang perlindungan Tuhan kepada bangsa Israel dalam perjalanan menuju tanah Kanaan. Musa menyadari betapa sukar dan banyaknya rintangan bagi bangsa ini ketika berada dalam padang gurun.
Musa percaya adanya perlindungan dari Yang Maha Tinggi yaitu Tuhan Allah yang lebih besar dari semua rintanga yang harus dihadapi bangsa Israel. Demikianlah pula Allah lebih besar dari tantangan, masalah, rintangan dan pergumulan yang kita  hadapi. Kuasa Allah melebihi apa pun juga yang kita hadapi dan Allah adalah gunung batu, menara perlindungan, kota benteng setiap kita dan Allah adalah tempat perlindungan kita. Kita punya Allah yang luar biasa dan dapat diandalkan. Jangan mengandalkan manusia dalam menghadapi hidup ini tetapi andalkan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita.
Bagaimana kita dapat mendapatkan perlindungan dari Tuhan setiap harinya dalam hidup kita? Apa yang harus kita lakukan? Perlindungan itu tidak secara otomatis kita terima tetapi ada sesuatu yang harus kita kerjakan.
1.                  Melekat Kepada Tuhan (Mzm 91:14)
Hati yang melekat (Ibrani : Kasak) kepada Tuhan artinya ada ketertarikan kepada Tuhan, ada rasa jatuh cinta kepada Tuhan. (Mzm 63:8) Sebagai orang-orang yang percaya dengan Kristus jangan sampai hidup kita terpikat dengan hal-hal dunia yang menjauhkan kita kepada Tuhan tetapi miliki hati yang terpikat dengan Allah. Keterpikatan kita dengan hal-hal dunia akan membinasakan setiap kita tetapi saat kita terpikat dengan Tuhan maka akan ada perlindungan yang sempurna yang Tuhan berikan buat setiap kita. Bahkan saat kita istirahat pun Tuhan selalu menyertai kita. Kita tidak dapat berlindung pada manusia, jabatan kita, kekayaan kita tetapi kita hanya bisa berlindung pada naungan Allah yang Maha Tinggi. Biarlah hati kita terus melekat dan terpikat dengan Tuhan.
2.                  Mengenal Nama Tuhan (Mzm 91:14).
Selain hati hati ini harus melekat kepada Tuhan, kita juga harus mengenal nama Tuhan dengan melakukan kehendak ALLAH yang di sorga sehingga dengan demikian Tuhan juga mengenal kita secara pribadi. (Mat 7:21-22). Sekalipun kita sudah melakukan pelayanan dengan luar biasa, Tuhan tidak akan mengenal kita jika tidak melakukan kehendak-Nya. Biarlah setiap kita mengenal Pribadi Tuhan karena Tuhan jauh lebih dalam mengenal kita.
Bahkan kata mengenal (Ibrani : yadah) berarti mengenal secara intim seperti hubungan suami istri. Jika setiap kita ingin mengenal Pribadi Allah lebih lagi, kenali Allah kita lewat Firman-Nya. Rajinlah membaca Firman Tuhan dan berkomunikasi dengan Allah lewat doa agar kita mengenal siapa Allah kita.
3.                  Percaya Kepada Tuhan (Maz 91:2)
Kita harus percaya pada Tuhan. Kata percaya (Ibr: batak) memiliki arti berharap dan mengandalkan Tuhan. (Mzm 119:81; Rat 3:25).. Yakinkan diri kita benar-benar bahwa hanya kepada Tuhan saja yang sanggup melindungi dan menyertai setiap langkah hidup kita. maka di saat ada rintangan dan godaan iblis maka kita dapat terhindar karena pertolongan Tuhan yang tidak pernah terlambat. Kepercayaan kita kepada pertolongan yang dari Tuhan harus melebihi kepercayaan kita kepada orang lain atau rasa percaya diri kita sendiri. Janganlah kita mengandalkan kekuatan kita sendiri atau orang lain karena hal ini justru membuat posisi kita berbahaya karena Tuhan mengutuk kita, sebaliknya kita harus benar-benar percaya dan bersandar kepada Allah saja, dari sanalah sumber pertolongan sejatinya.
4.                  Berseru Kepada Tuhan (Maz 91:15)
Berserulah kepada Tuhan dan Tuhan akan menjawab dengan pertolongan-NYA. Berseru (Ibra : gara) berarti memanggil untuk datang. Jadi saat kita berseru kepada Tuhan maka Tuhan akan datang. (Mikha 3:4). Teruslah hidup benar dihadapan Tuhan dan jagalah hidup kita dalam kebenaran. Yesaya 55:6 berakta “Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!”. Dalam semua kesesakkan hidup janganlah kita menjadi ragu untuk berseru kepada Tuhan, karena ada saatnya Tuhan akan menjawab setiap seruan doa kita.
Apapun masalah kita hari-hari ini berserulah kepada Tuhan karena Tuhan akan memberi perlindungan buat setiap kita. Hari-hari ini kita butuh perlindungan dari Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati.

Pesan Pastoral:  25 Agustus 2019
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam segala hal. Sebagai orang yang nyakin bahwa ada Tuhan di pihak kita maka sudah seharusnya kita memiliki hati yang melekat kepada Tuhan, mengenal Tuhan dan percaya kepada-Nya saja, maka bila kita kita menghadapi masalah hidup kita dapat berseru kepada Tuhan yang memberikan kelegaan. 

Winner Voice
Tuhan adalah tempat perlindungan yang teguh bagi yang percaya kepada-NYA.


   Pengakuan Iman
Pembacaan Firman:
"Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. (Mazmur 91:14)
1.      Aku sangat merindukan Tuhan dan mengenal-NYA lebih dalam lagi.
2.      Sungguh kerindukanku adalah untuk lebih dekat kepada Tuhan setiap hari.

3.      Aku akan berusaha keras menjaga nama Tuhan dihormati dalam masa hidupku. 

Hidup Berpadanan Dengan Injil Kristus (2)

                            ( Filipi 1:27-30 ) Nasehat Supaya Tetap Berjuang Paulus sedang dalam penjara saat menulis surat kepada jem...