Monday, July 22, 2019

BERDIRI TEGUH DALAM IMAN (5) (1Korintus 16:13-14)


Iman Membangun Persekutuan Abadi (1Korintus 15:58)
Salah satu hakikat dan eksistensi gereja adalah panggilan untuk membangun persekutuan (koinonia), yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, dan bukan sekedar pertemuan dengan saudara seiman saja. Tapi sebuah persekutuan yang intim dengan Tuhan dalam dimensi kekekalan.
Orang Kristen harus memegang kebenaran Firman tentang kebangkitan dan hidup dalam hubungannya dengan aspek persekutuan kekal dengan Tuhan, yaitu; Pertama, bahwa orang mati dalam Tuhan akan dibangkitkan dalam keadaan tidak binasa dan telah diubahkan (1Kor 15:51-53). Nabi-nabi Perjanjian Lama seringkali memiliki bayangan tentang terompet, yang digunakan untuk mengumpulkan umat untuk perang; di sini merujuk kepada kumpulan umat Allah pada zaman akhir (Yes 27:13). Khotbah Yesus juga berbicara tentang akhir zaman dan kebangkitan orang percaya (Mat 24:31). Kedua, peristiwa kebangkitan merupakan penggenapan firman Tuhan (Hos 13:14;Yes 25:8) bahwa maut telah dilenyapkan oleh kebangkitan Yesus Kristus (1Kor 15:54-56).
Persekutuan kekal memberikan kepada kita tantangan iman yang setidaknya dalam dua hal penting; yaitu bahwa umat yang gigih mempertahankan persekutuan dengan Tuhan tidak akan sia-sia. Selanjutnya  bahwa persekutuan dengan Tuhan harus dipertahankan dan dipelihara agar tidak goyah dan tetap berdiri teguh (1Kor 15:57-58). Ada 4 sikap untuk membangun persekutuan yang hidup dalam Tuhan yang kuat yaitu:
1.      Memiliki komitment dalam persekutuan: berdirilah TEGUH  (Yun: ἑδραῖοι  / hedraios). Artinya adalah tetap berada dalam satu posisi terus menerus, tetap berada dalam satu posisi yang tenang, tetap berada dalam satu posisi yang setia, tetap berada dalam satu posisi yang tabah.
2.      Memiliki Konsistensi dalam persekutuan: JANGAN GOYAH ... (yun;  ἀμετακίνητοι / metakinetos). Artinya adalah tidak dapat digerakkan, teguh, tidak bergeser
3.      Memiliki Spirit atau semangat yang kuat dalam persekutuan: GIATLAH selalu (Yun; περισσεύοντες / perisseuo). Artinya adalah sangat berlimpah dalam kualitas dan kuantitas, maksudnya supaya terus mengarahkan diri untuk tetap bersemangat.
4.      Memiliki etos kerja dalam pelayanan Tuhan: JERIH PAYAH (Yun: κόπος / kopos). Artinya adalah bekerja keras / “membanting tulang”, bekerja sampai kelelahan dan keletihan,  bekerja sampai susah payah.
Pada hakikatnya ke empat hal di atas akan membuahkan hasil yang signifikan dan berkualitas dalam membangun dimensi persekutuan (koinonia) dalam hidup yaitu; membawa hidup dalam Pembaharuan, Perdamaian dan Pemberdayaan dalam gereja atau masyarakat secara umum. Tuhan menjanjikan bahwa orang-orang yang hidup dalam panggilan pelayanan Tuhan tidak akan “sia-sia”. Panggilan hidup dalam persekutuan pada dasarnya memiliki dimensi eskatologis, yakni berkat Tuhan yang tidak berkesudahan (abadi). Jika persekutuan umat telah terbangun dalam relasi sosial yang baik maka akan terbangun juga kehidupan umat yang hidup damai dan sejahtera.
     Akhir-akhir ini banyak orang Kristen yang mulai goyah imannya dan tidak lagi giat melayani Tuhan:  ibadah kendor, berdoa kendor, pelayanan kendor dan sebagainya karena kenyamanann hidup atau sebaliknya karena masalah atau penderitaan yang dialaminya.  Namun justru ketika berada dalam ujian seharusnya kita makin melekat kepada Tuhan Yesus sebagai pokok anggur, sebab di luar Dia kita tidak dapat berbuat apa-apa  (Yoh 15:5).  Mari kita koreksi kehidupan kita, apakah kita sudah melenceng dari kehendak Tuhan?  Mari kita perbarui komitmen kita.

Bila kita teguh dalam melakukan kehendak Tuhan, Dia akan mempercayakan perkara-perkara besar kepada kita, meskipun itu harus dimulai dari perkara kecil dahulu.
Dalam melayani Tuhan jangan pernah mengeluh, bersungut-sungut, apalagi sampai hitung-hitungan untung-rugi.  Meski diperhadapkan dengan banyak ujian kita harus  tetap memiliki roh yang menyala-nyala bagi Tuhan.  (Fil 1:21-22). Apa pun yang kita perbuat saat ini janganlah untuk menyenangkan hati manusia, namun untuk menyenangkan hati Tuhan. Maka kita akan kuat membangun persekutuan abadi dengan Tuhan.  
Tuhan Yesus memberkati.


Pesan Pastoral:  30 Juni 2019
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam segala hal.  Marilah kita mengerjakan apapun dengan motivasi untuk membangun persekutuan yang baik dengan Allah sehingga nilai yang kita kejar adalah kekekalan semata.


Winner Voice
Orang yang beriman tahu nilai kekekalan tidak dapat ditawar dengan apapun juga.



   Pengakuan Iman
Pembacaan Firman:
Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. (1Korintus 15:58)
1.      Aku akan berdirilah teguh dalam iman, tidak goyah, dan  selalu giat dalam pekerjaan Tuhan.
2.      Aku tahu dan sadar bahwa persekutuan dengan Tuhan jerih payahku tidak akan sia-sia
3.      Semua yang  aku perbuat hanya untuk menyenangkan hati Tuhan, agar terjaga persekutuan kekal dalam diriku. Amin.

BERDIRI TEGUH DALAM IMAN (4) (1Korintus 16:13-14)


Iman Untuk Melawan Iblis (1 Petrus 5:8-9)

Rasul Petrus memiliki kedekatan pribadi dan banyak pengalaman hidup yang luar biasa dengan Tuhan Yesus.  Bersama dengan murid-murid yang lain, Petrus telah melihat secara langsung mujizat-mujizat yang dilakukan oleh Tuhan Yesus dan banyak hal ajaib lainnya. Pada  suatu kesempatan Petrus membuat pernyataan yang sangat meyakinkan di hadapan semua murid Yesus, yaitu: “Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!” (Luk. 22:33). Namun, pada kenyataannya Petrus justru menyangkal Tuhan Yesus hingga tiga kali sebelum ayam berkokok (Luk. 22:54-62). 
Sebelumnya, Petrus sudah diingatkan oleh Yesus bahwa: “Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku (Yesus) telah berdoa untuk engkau (Petrus), supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu” (Luk. 22:31-32). Pengalaman Petrus itu justru memperkaya dan mendewasakan imannya, sehingga Petrus menuliskan suatu pernyataan yang luar biasa; “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
Kondisi rohani orang yang tidak dibaharui, sebenarnya telah terlepas dari kasih karunia Allah, dan tidak dapat menerima atau mengerti kebenaran (Ef 2:5,8; 1Kor 1:18; Tit 2:11-14). Orang Kristen harus memandang sesama manusia dari perspektif Alkitabiah, yaitu bahwa orang yang terlibat dalam percabulan dan kesombongan patut dikasihani karena perbudakan dosa dan Iblis (Ef 2:1-3; Yoh 3:16). Orang yang hidup tanpa Yesus Kristus tetap bertanggung jawab atas dosa-dosanya, karena Allah memberikan setiap orang terang dan kasih karunia agar dapat mencari Allah dan lepas dari belenggu dosa oleh iman dalam Kristus (Yoh 1:9; Rm 1:18-32; Rm 2:1-16).
Namun, seperti singa yang mengaum-ngaum, dia tetap menjadi ancaman (Mzm 22:14; Yeh 22:25) dan iblis terus berusaha untuk membinasakan orang percaya, khususnya melalui pengalaman penderitaan (1Pet 5:8-10). Iblis akan secara rohani membinasakan seseorang yang meninggalkan Allah. Tetapi sebenarnya oleh iman dalam darah Kristus ada perlindungan (Why 12:11). Dan dalam dunia ini ada peperangan rohani, dimana kita membutuhkan Roh Kudus (Ef 6:11-18). Kita harus tekun berdoa (Mat 6:13), sehingga dilengkapi penuh untuk mengalahkan tipuan iblis (Ef 6:11), kita akan menang bila tetap berdiri teguh dalam iman (ayat 1Pet 5:9; 1Yoh 4:4).
Ketika kita sedang mengalami penderitaan, itulah saatnya kita harus lebih waspada terhadap serangan Iblis. Karena Iblis akan menyerang kita ibarat singa sedang mengincar dan siap menerkam serta memangsa kita ketika kita lengah (1Pet 5:8). Iblis menginginkan orang percaya yang sedang menderita menyangkali Tuhan, meragukan janji firman-Nya, dan tidak lagi menaati perintah Tuhan. Kita dapat kuat dalam iman karena yang kita hadapi juga dihadapi oleh semua orang beriman (1Pet 5:9b, 1Kor 10:13). Kita boleh lemah, tetapi iman tidak boleh lemah, sebab iman tidak bertumpu pada sumber-sumber jasmana, tetapi pada Allah dalam Yesus Kristus (1Kor 10:10-11,12b).
Sebenarnya tantangan iman terbesar masa kini bukan aniaya fisik, tetapi yang perlu kita waspadai adalah tawaran hidup yang nyaman dan mudah yang menghalalkan segala cara. Marilah kita sadar dan berjaga-jaga, karena lawan kita adalah Iblis, yang adalah penipu dari semula. Lawanlah dia dengan iman yang teguh di dalam Kristus! Dengan berpegang pada prinsip-prinsip kebenaran Firman-Nya. Marilah kita meneguhkan iman agar kita bisa melawan tipu muslihat Iblis
Sudahkah kita menang atas penderitaan dengan iman yang tak goyah? Banyak kesaksian mengokohkan ajaran firman bahwa justru penderitaan bukan melemahkan, tetapi menguatkan dan memurnikan iman. Itu sebabnya Tuhan mengizinkan hal ini dalam pengalaman hidup anak-anak-Nya. (1Pet. 5:8-9). 
Tuhan Yesus Memberkati.


Pesan Pastoral:  23 Juni 2019
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam segala hal.  Marilah kita mempertahankan  iman percaya kita pada Yesus Kristus, sehingga kita tetap kuat menghadapi setiap pencobaan hidup dan menang.

Winner Voice
Orang yang beriman kepada Yesus Kristus adalah orang yang dapat bertahan dan sanggup menyerang roh jahat.


   Pengakuan Iman
Pembacaan Firman:
  Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.  Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama. (1Petrus 5:8-9)
1.      Aku sadar dan akan berjaga-jaga karena iblis berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. 
2.      Aku akan melawan iblis dengan iman yang teguh dan memenangkan peperangan rohani.
3.      Aku mau berdoa bagi saudara-saudara yang menanggung penderitaan agar tidak jatuh dalam dosa. Amin.

BERDIRI TEGUH DALAM IMAN (3) (1Korintus 16:13-14)


Berakar dan Bertumbuh (Kolose 2:1-7)
Rasul Paulus menyadari bahwa pekerjaan berat yang dilakukannya tidak akan berhasil jika hanya mengandalkan kekuatan sendiri, karena itu dia bergantung pada sumber kekuatan sejati yang hanya ada dalam Tuhan Yesus Kristus. Di dalam pelayanan Paulus terlihat pengharapan dan kekuatan yang besar (Kol 2:1) yang lahir dari imannya di dalam Yesus Kristus (Kol 2:2).  Keyakinan inilah yang Rasul Paulus  tekankan kepada jemaat Kolose yaitu bahwa mereka juga memiliki kekuatan yang sama dengan dirinya karena pengenalan akan rahasia Allah yaitu Kristus yang memberikan segala hikmat dan pengetahuan. Jemaat seharusnya bersama-sama tekun memperjuangkan kebenaran keyakinan tentang Kristus ini (Kol 2:3-5). Berdasarkan kekuatan Ilahi dan keyakinan iman kepada Kristus, maka jemaat tidak akan melenceng hidupnya dari iman yang benar (Kol 2:6-7).
Kita diingatkan bahwa dalam hidup saat ini, masih ada orang Kristen yang sudah menerima Kristus sebagai Juruselamatnya, tetapi hidup menurut keinginan hatinya. Orang-orang seperti itulah yang rentan terhadap ajaran-ajaran yang menyesatkan. Perikop Kolose 2:1-7 ditujukan kepada orang yang telah menerima Kristus. Bila kita telah menerima-Nya, maka ada satu nasihat untuk Anda: “…hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia” (Kol 2: 6).  ‘Hidupmu’ berarti berjalan, bertindak, bertingkah-laku dan membawa diri kita selalu di dalam Kristus. Adalah mungkin orang mengaku tetap mempercayai Tuhan Yesus tetapi sebenarnya sudah tidak lagi ada di dalam Dia. Karena itu bagaimana hidup kita agar tetap di dalam Tuhan Yesus ?
  1. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia. Berakar berarti kita menancapkan sepenuhnya hidup kita di dalam kehidupan Kristus. Kita tidak hanya menyerap berkat-berkat-Nya, tapi juga menjadikan Kristus sebagai Pemimpin, Inspirator, Motivator dan Pribadi yang oleh-Nya kita memutuskan dan melakukan segala sesuatu.
  2. Hendaklah kamu dibangun di atas Dia. Kristus adalah pondasi tempat kita menaruh pilar penopang kehidupan. Memakai dasar lain untuk pondasi hidup seperti  pekerjaan, rumah tangga, sosial dan lain-lain, artinya kita sedang membangun kehidupan yang rapuh atau bahkan tanpa fondasi sama sekali.
  3. Tidak bersungut-sungut.  Kita hendaknya selalu berlimpah-limpah dengan ucapan syukur.  Kata ‘berlimpah-limpah’ berarti sesuatu yang kita miliki lebih dari yang kita butuhkan. Bagi anak-anak Allah mengucap syukur tidak tergantung situasi dan kondisi, tetap menjadi gaya hidup. Maka lakukanlah apapun situasinya. Kehidupan yang melimpah dengan syukur adalah orang yang memiliki keintiman dengan Tuhan, bukan hanya akan mengalami pertumbuhan serta memiliki akar iman yang kuat, tetapi ia juga tahu bersyukur kepada Tuhan (1 Tim. 1:12; 1 Tes. 5:18).
Bertumbuh dalam Tuhan adalah bagian dari proses menuju kesempurnaan di dalam Kristus (Kol 1:28-29), Bagaimana kita dapat bertumbuh dan akhirnya menjadi sempurna dalam Kristus? Pertama, menerima Kristus sebagai Tuhan. Banyak orang menolak Yesus sebagai Tuhan. Bagi kita Yesus Kristus adalah Tuhan yang berarti sikap kita tunduk dan taat kepada firman-Nya. Tuhan Yesus adalah teladan utama dalam dalam hidup kita. (Gal. 2:20).
Kedua, tetaplah tinggal di dalam Tuhan.  Hubungan kita dengan Allah dan dengan sesama, maksudnya memiliki keintiman dengan Tuhan. Orang yang memiliki keintiman dengan Tuhan, sadar betul bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkannya sekalipun dalam masalah. kita berkeyakinan bahwa Allah senantiasa berjalan bersama kita, maka kita berakar, dibangun, teguh dalam iman, serta berlimpah dengan syukur.
Ketiga, berakar dan dibangun di dalam Dia. Pohon tidak dapat berdiri kokoh dan stabil bila tidak memiliki akar yang kuat. Jadi kehidupan iman juga akan kokoh bila kita memiliki akar iman yang kuat.

Tuhan Yesus Memberkati.


Pesan Pastoral:  9 Juni 2019
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam segala hal.  Jemaat Tuhan yang berakar di dalam kebenaran Firman Tuhan pasti bertumbuh, berkembang lalu berbuah. Mari kita bertumbuh dalam pengenalan kita kepada Tuhan, supaya dapat mengahasilkan buah iman yang dapat dipersembakan  kepada Tuhan pada kedatangan-Nya yang kedua nanti.

Winner Voice
Berakar dan bertumbuh dalam Tuhan adalah demi kepentingan hidup kita sekarang dan nanti.


   Pengakuan Iman
Pembacaan Firman:
  Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur. (Kolose 2:7)
1.      Aku mau berakar di dalam dan dibangun juga di atas Kebenaran Firman Tuhan.
2.      Aku mau terus berjuang untuk bertambah teguh dalam iman sebagaimana Firman yang di ajarkan kepadaku.
3.      Aku mau terus bersyukur, berterima kasih atas kebaikkan Tuhan dalam hidupku. 

Hidup Berpadanan Dengan Injil Kristus (2)

                            ( Filipi 1:27-30 ) Nasehat Supaya Tetap Berjuang Paulus sedang dalam penjara saat menulis surat kepada jem...