Saturday, November 9, 2019

Imanuel (1) (Yesaya 8:5-10)


Tak Perlu Takut
Bermula dari raja Ahas yang menolak suatu tanda dari Tuhan dimana hal ini sebenarnya dapat menguatkan rasa percaya kepada ALLAH yang Maha Kuasa sehingga ada kelepasan dari kesesakkan yang menimpa bangsa Israel (Yes 7), ALLAH menetapkan tanda lain yang kurang lebih sama di pasal (Yes 8). Istri Nabi Yesaya melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Maher-Syalal Hasy-Bas, yang berarti "Perampasan yang Tangkas atau Perampokan yang Cepat" (terjemahan BIS). Kita mungkin tidak akan pernah berpikir untuk memberikan nama anak kita seperti itu. Yesaya taat kepada Tuhan untuk menjadikan anaknya semacam tanda bahwa dalam waktu sembilan bulan setelah anak itu lahir (yang dianggap normal sampai seorang anak tahu memanggil "Bapak" atau "Ibu"), Asyur akan menghancurkan Samaria serta Israel. Janji ini bahkan lebih cepat daripada janji 2 tahun dalam pasal Yes 7.
Sayang sekali bahwa raja Ahas memang sudah tidak memerlukan tanda lagi. Dia orang yang dungu dengan menutup diri sekalipun ketakutan tapi tidak mau berharap kepada Tuhan dan tidak bisa lagi mendengarkan suara Allah. Allah sudah memberikan sebuah pilihan: biarkanlah air Syiloah mengalir lamban. Artinya, biarkanlah keadaan seperti apa adanya, percayalah kepada Allah saja. Namun, Ahas memilih untuk meminta tolong kepada Asyur, daripada kepada Allah.
Peristiwa ini seharusnya mengajarkan kepada kita agar takut kepada satu-satunya yang harus ditakuti, yaitu ALLAH sendiri. Allah adalah satu-satunya ancaman yang perlu diperhitungkan oleh Yehuda. Namun demikian, Allah juga adalah satu-satunya sumber keselamatan.
Di jaman ini semua orang hidup dalam ancaman dan kejahatan sehingga seringkali menimbulkan banyak kekuatiran, dan ini sangat tidak sehat secara mentalitas. Kondisi ini membuat sebagian orang mencoba untuk mendapatkan ketenangan jiwa dengan mencari kekebalan dari kuasa- kuasa jahat seperti jimat, rajah dan banyak benda-benda “magis” lainnya. Sebagian orang lainnya mencoba mendapatkan kekayaan dari dukun-dukun atau orang-orang "pintar". Sebenarnya hal-hal tersebut merupakan manifestasi ketakutan manusia terhadap hal-hal yang tidak bisa dikendalikannya.
Jika kita merasakan ketakutan oleh sebab apapun juga, ingatlah bahwa Allah harus lebih kita takuti daripada apa pun juga. Berpeganglah pada firman-Nya dalam mengambil keputusan! Lebih baik mencari apakah yang menjadi kehendak Tuhan dulu, jangan mengambil keputusan sebelum kita berdoa dan mencari pertolongan TUHAN.
Damsyik dan Samaria menjadi ancaman bagi Yehuda, sebab Yehuda telah menolak ajakan mereka untuk bergabung melawan Asyur. Ayat #/TB Yes 8:1-4* adalah pesan simbolis Allah melalui tindakan Yesaya. Pesan itu ditulis pada batu tulis besar agar dapat disimak dengan jelas. Tulisan di atasnya yang juga menjadi nama anak Yesaya menegaskan bahwa ancaman mereka hanya sekejap dan segera berlalu. Mengapa? Karena sebelum anak itu dapat berbicara, Aram dan Samaria telah ditaklukkan.

Pengharapan sia-sia. Berharap kepada manusia adalah sia-sia. Tindakan Yehuda berlindung pada Asyur dari ancaman Israel dan Aram, disamakan dengan menolak aliran sungai Allah yang memberi keselamatan. Akibatnya, Asyur malah akan menjadi gelombang yang menenggelamkan Yehuda (ayat #/TB Yes 8:5-8*). Memang, bergantung dan berharap kepada Allah memerlukan iman. Dan ini biasanya dianggap orang lebih sulit dibandingkan berharap kepada sesuatu yang terlihat seperti kepada kekuatan militer (Asyur) atau kekuatan gaib (roh-roh). Sebenarnya beriman kepada Allah tidaklah sulit, sebab kita hanya perlu memperhitungkan secara serius semua pesan-pesan-Nya yang "besar," nyata dan gamblang itu!

Renungkan: Ketika kita mengalami berbagai masalah dan tekanan hidup, kemanakah kita mencari petunjuk dan pertolongan? Kepada manusia, kepada orang mati, kepada Allah (ayat #/TB Yes 8:13,14,20*)?.
Tuhan Yesus memberkati.

Pesan Pastoral:  25 Agustus 2019
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam segala hal. Sebagai orang yang nyakin bahwa ada Tuhan di pihak kita maka sudah seharusnya kita memiliki hati yang melekat kepada Tuhan, mengenal Tuhan dan percaya kepada-Nya saja, maka bila kita kita menghadapi masalah hidup kita dapat berseru kepada Tuhan yang memberikan kelegaan. 

Winner Voice
Tuhan adalah tempat perlindungan yang teguh bagi yang percaya kepada-NYA.


   Pengakuan Iman
Pembacaan Firman:
"Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. (Mazmur 91:14)
1.      Aku sangat merindukan Tuhan dan mengenal-NYA lebih dalam lagi.
2.      Sungguh kerindukanku adalah untuk lebih dekat kepada Tuhan setiap hari.
Aku akan berusaha keras menjaga nama Tuhan dihormati dalam masa hidupku

No comments:

Hidup Berpadanan Dengan Injil Kristus (2)

                            ( Filipi 1:27-30 ) Nasehat Supaya Tetap Berjuang Paulus sedang dalam penjara saat menulis surat kepada jem...