Saturday, November 24, 2012

PENUAI BERSUKACITA DALAM PENGHARAPAN(

(Roma 12:12)

Seorang petani saat melihat padi yang telah ditanamnya akan memiliki pengharapan yang besar atas hasil panen yang melimpah, pikirannya akan dipenuhi dengan berbagai keinginan untuk membeli atau mendapatkan barang yang baik hasil dari panen yang akan di tuainya, apalagi saat melihat padi yang telah menguning untuk di tuai pasti menimbulkan sukacita yang semakin besar atas pengharapan bahwa sebentar lagi atau segera melakukan panen sawahnya.
Demikian pula dengan kita pada saat ini boleh menaruh pengharapan yang besar atas panen jiwa yang telah dijanjikan oleh TUHAN pada akhir jaman. Orang percaya patut bersukacita karena inilah saatnya kita menuai dari apa yang telah tertanam pada masa lampau. (Yoh 4:35-38). Bahkan pada akhir jaman ini tuaian pasti sangatlah besar, karena itu kita patut berdoa sungguh-sungguh supaya TUHAN mengirim pekerja-pekerja di ladang-NYA untuk melakukan tuaian jiwa-jiwa (Mat 9:35-38), karena Kristus menginginkan tidak seorangpun binasa (2Pet 3:9).
Saat ini bila mengalami kesesakkan baiklah kita bersabar dan tetap tekun berdoa. Tekanan pasti ada, orang percaya akan dihadapkan pada berbagai penderitaan sementara dalam dunia ini, tetaplah bersemangat dalam melayani TUHAN karena ada kemuliaan yang menanti sebagai upah (Rom 5:2). Bahkan kita dapat bermegah dalam kesengsaraan, karena dalam kesengsaraan kita dapat lebih tekun lagi dalam melayani TUHAN, dari ketekunan ini kita semakin tahan uji yang pada akhirnya menimbulkan pengharapan akan pertolongan TUHAN yang ajaib. Jangan takut karena pengharapan kita tidak akan sia-sia sebab kasih ALLAH telah dicurahkan dalam hati kita oleh ROH KUDUS yang dikaruniakan kepada kita. (Rom 5:3-5)
Orang percaya dapat saja mengalami pencobaan seperti tekanan kebutuhan keuangan atau jasmaniah, keadaan yang kurang menguntungkan, kesusahan, penyakit, penganiayaan, penyalahgunaan, atau kesepian. (Ayub2;7-8). Tetapi oleh kasih karunia ALLAH membuat kita dapat memandang melewati persoalan kita kepada suatu pengharapan yang sungguh dalam ALLAH dan kedatangan TUHAN YESUS ke dunia ini menegakkan kebenaran dan kekudusan di langit baru dan bumi yang baru. (1Tes 4:13; Wah 19-22). Sementara itu ALLAH telah mencurahkan kasih-NYA oleh dalam diri kita oleh ROH KUDUS untuk menghibur dan menolong kita menghadapi penderitaan serta mendekatkan kehadiran KRISTUS (Yoh 14:16-23).
Dalam masa-masa sulit, bagi orang yang percaya kepada TUHAN YESUS kasih ALLAH selalu tercurah. ROH KUDUS akan terus menerus membanjiri hati kita dengan kasih-NYA yang memberikan pertolongan dan penghiburan. Pengalaman akan kasih ALLAH yang senantiasa hadir akan menopang kita dalam penderitaan dan menyakinkan kita bahwa pengharapan kita akan kemuliaan yang akan datang bukan harapan kosong. Kedatangan TUHAN YESUS kedua kali di akhir jaman ini adalah pasti (Rom 8;17; Maz 22:5-6; Yoh 14:3).
Sekarang kita harus tetap tekun melakukan bagian kita dalam melayani TUHAN, jangan takut dan gentar karena ALLAH selalu beserta kita, terlebih khusus karena kita sedang melakukan penuaian jiwa diakhir jaman ini. (Mat 28:18;20). Marilah kita bersuka cita sebagai penuai jiwa diakhir jaman. Amin.
TUHAN YESUS memberkati.

Monday, November 19, 2012


Filipi 1:4-6

Sukacita sejati adalah bagian yang menyatu dan tidak terpisahkan dari keselamatan yang dapatkan hanya dalam Tuhan Yesus Kristus. Sukacita merupakan perasaan damai dan kesukaan dalam batin terhadap Allah Bapa di surga dan atas anugerah, kasih dan berkat yang mengalir sebagai akibat hubungan baik dengan Allah. (2Kor 13:13). Dan jembatan terbaik yang dapat membangun hubungan baik kita dengan Allah adalah “DOA” .
Dalam doa berkat setiap kali kita selesai ibadah, secara prinsip sebagai orang percaya kiranya kita akan terus mengalami kasih karunia Kristus, yaitu dekatnya kehadiran, kuasa, rahmad, dan penghiburan-Nya. Kita juga mendapatkan kasih Allah Bapa dengan segala berkat-Nya serta persekutuan yang intim dengan Roh kudus. Jadi jika pernyataan di atas menjadi kenyataan dalam hidup ini maka keselamatan kita adalah sebuah kepastian dan ini menjadi sukacita besar yang sejati.
Alkitab mengajarkan kita tentang sukacita, yang pertama selalu berkaitan dengan keselamatan yang disediakan Allah dalam diri Tuhan Yesus Kristus (1Petrus 1:3-6) dan oleh Firman Allah (Yer 15:16; Maz 119:14). Karena itu ini menjadi motivasi untuk terus berdoa sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan bagi jiwa kita dan keselamatan jiwa-jiwa yang lain pula.
Sukacita mengalir dari Allah sebagai satu aspek dari buah Roh (Maz 16:11; Roma 15:13; Gal 5:22). Sukacita tidak datang dengan sendirinya, tetapi akan otomatis datang bila kita terus memelihara hubungan baik dengan Kristus (Yoh 15:1-11). Sukacita yang kita alami akan semakin besar bila ROH KUDUS membawa kesadaran yang mendalam akan kehadiran dan kedekatan Allah di dalam kehidupan kita, sehingga kita akan terus menjaga hidup yang kudus dan berkenan kepada-NYA. (Yoh 14:15-21). Kita harus berdoa dalam pribadi ROH KUDUS yang menyatakan kepada kita hal-hal yang diterima-NYA dari Kristus (Yoh 16:14). ROH KUDUS menjadikan nyata dalam kehidupan kita atas kehadiran, kasih, pengampunan, kekudusan, kuasa, karunia-karunia rohani, kesembuhan, dan segala hal yang menjadi milik kita melalui hubungan intim dengan Kristus.
Ketika dengan sukacita kita berdoa, ROH KUDUS bekerja dalam diri kita untuk melakukan apa yang perlu untuk membangkitkan dan memperdalam kesadaran akan kehadiran ALLAH, sambil menarik hati kita kepada Kristus dengan iman, kasih, ketaatan, persekutuan, penyembahan dan pujian. (Yoh 14:16-23).
Selanjutnya seperti yang TUHAN YESUS ajarkan: sukacita sejati tidak dapat dipisahkan dari perihal tinggal dalam FIRMAN-NYA, mentaati perintah-perintah- NYA dan mengasihi orang lain (Yoh 15:7,10-11).
 Sukacita sejati ini tidak saja kalau nanti di sorga tetapi juga terjadi sementara di dunia ini. (Yoh 17:13-17). Sukacita sebagai suatu kesukaan akan dekatnya ALLAH dan karya-karya penebusan-NYA tidak dapat dimusnahkan oleh keadaan yang sulit seperti rasa sakit, penderitaan, dan kelemahan. (Mat 5:12; Kis 16:23-25; 2Kor 12:9). Atas semuanya itu marilah kita dengan sukacita berdoa. Amin
Tuhan Yesus memberkati.

PENUAI BERDOA DENGAN SUKACITA


Filipi 1:4-6

Sukacita sejati adalah bagian yang menyatu dan tidak terpisahkan dari keselamatan yang dapatkan hanya dalam Tuhan Yesus Kristus. Sukacita merupakan perasaan damai dan kesukaan dalam batin terhadap Allah Bapa di surga dan atas anugerah, kasih dan berkat yang mengalir sebagai akibat hubungan baik dengan Allah. (2Kor 13:13). Dan jembatan terbaik yang dapat membangun hubungan baik kita dengan Allah adalah “DOA” .
Dalam doa berkat setiap kali kita selesai ibadah, secara prinsip sebagai orang percaya kiranya kita akan terus mengalami kasih karunia Kristus, yaitu dekatnya kehadiran, kuasa, rahmad, dan penghiburan-Nya. Kita juga mendapatkan kasih Allah Bapa dengan segala berkat-Nya serta persekutuan yang intim dengan Roh kudus. Jadi jika pernyataan di atas menjadi kenyataan dalam hidup ini maka keselamatan kita adalah sebuah kepastian dan ini menjadi sukacita besar yang sejati.
Alkitab mengajarkan kita tentang sukacita, yang pertama selalu berkaitan dengan keselamatan yang disediakan Allah dalam diri Tuhan Yesus Kristus (1Petrus 1:3-6) dan oleh Firman Allah (Yer 15:16; Maz 119:14). Karena itu ini menjadi motivasi untuk terus berdoa sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan bagi jiwa kita dan keselamatan jiwa-jiwa yang lain pula.
Sukacita mengalir dari Allah sebagai satu aspek dari buah Roh (Maz 16:11; Roma 15:13; Gal 5:22). Sukacita tidak datang dengan sendirinya, tetapi akan otomatis datang bila kita terus memelihara hubungan baik dengan Kristus (Yoh 15:1-11). Sukacita yang kita alami akan semakin besar bila ROH KUDUS membawa kesadaran yang mendalam akan kehadiran dan kedekatan Allah di dalam kehidupan kita, sehingga kita akan terus menjaga hidup yang kudus dan berkenan kepada-NYA. (Yoh 14:15-21). Kita harus berdoa dalam pribadi ROH KUDUS yang menyatakan kepada kita hal-hal yang diterima-NYA dari Kristus (Yoh 16:14). ROH KUDUS menjadikan nyata dalam kehidupan kita atas kehadiran, kasih, pengampunan, kekudusan, kuasa, karunia-karunia rohani, kesembuhan, dan segala hal yang menjadi milik kita melalui hubungan intim dengan Kristus.
Ketika dengan sukacita kita berdoa, ROH KUDUS bekerja dalam diri kita untuk melakukan apa yang perlu untuk membangkitkan dan memperdalam kesadaran akan kehadiran ALLAH, sambil menarik hati kita kepada Kristus dengan iman, kasih, ketaatan, persekutuan, penyembahan dan pujian. (Yoh 14:16-23).
Selanjutnya seperti yang TUHAN YESUS ajarkan: sukacita sejati tidak dapat dipisahkan dari perihal tinggal dalam FIRMAN-NYA, mentaati perintah-perintah- NYA dan mengasihi orang lain (Yoh 15:7,10-11).
 Sukacita sejati ini tidak saja kalau nanti di sorga tetapi juga terjadi sementara di dunia ini. (Yoh 17:13-17). Sukacita sebagai suatu kesukaan akan dekatnya ALLAH dan karya-karya penebusan-NYA tidak dapat dimusnahkan oleh keadaan yang sulit seperti rasa sakit, penderitaan, dan kelemahan. (Mat 5:12; Kis 16:23-25; 2Kor 12:9). Atas semuanya itu marilah kita dengan sukacita berdoa. Amin
Tuhan Yesus memberkati.

Friday, November 16, 2012

MENGINSAFKAN DUNIA


(Yohanes 16:7-8)

Bagi kita orang Kristen pada Perjanjian Baru sebenarnya Penghibur yang adalah ROH KUDUS bagian terpenting bukan pada kebesaran dan kuasa-Nya, tetapi adalah bagian “Ke-Kudusan-NYA”. (Kis 1:8). Kekudusan_NYA yang dapat termanifestasi dalam tabiat kehidupan kita sehingga hidup kita dapat menghasilkan buah roh yang tetap dan matang, itulah yang paling penting. (Roma 1:4; Gal 5:22-26).
Kekudusan tidak dapat berkompromi dengan dosa, karena itu menjadi peran utama Sang Penghibur adalah menginsafkan dunia dari belenggu dosa. Menginsafkan (Yun : elencho) berarti menyingkapkan, membuktikan ketidakbenaran dan menyakinkan.
Roh Kudus yaitu Sang Penghibur segera menyatakan dosa dan ketidakpercayaan agar muncul kesadaran akan kesalahan dan perlunya pengampunan dosa. Roh Kudus akan menginsafkan orang berdosa atas kengerian akibat dosa yaitu hukuman kekal di api neraka. Hal ini akan menghasilkan pertobatan sejati, karena orang berdosa harus memilih apakah tetap dengan dosanya atau berbalik kepada kebenaran, dan mengakui Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat (Kis 2:37-38).
Roh Kudus, Sang Penghibur akan memberitahukan kebenaran sejati yaitu bahwa YESUS adalah Anak Allah yang benar, telah bangkait dari orang mati, telah bangkit dari antara orang mati, dimuliakan naik ke Sorga dan sekarang segala kuasa dalam tangan-NYA, pemilik segala yang ada. Roh Kudus menginsafkan orang percaya akan kebenaran Allah dalam Yesus Kristus, yaitu memberitahukan bahwa dosa sudah tidak lagi berkuasa dan diberikan-NYA kuasa kepada kita untuk mengalahkan dunia. (Kis 3:12-16; 7:51-60; 17:31; 1Pet 3:18). Sang Penghibur menginsafkan kita tentang kekalahan iblis di atas kayu salib (Yoh 12:31; 16:11). Adanya penghakiman atas dunia (Rom 1:18-32) dan penghakiman umat manusia di masa depan (Mat 16:27; Kis 17:31; 24:25; Rom 14:10; 1Kor 6:2; 2Kor 5:10; Yud 14).
Sang Penghibur yaitu ROH KUDUS berkarya dengan menginsafkan orang akan dosa, kebenaran dan penghakiman akan dinyatakan para setiap orang percaya yang dibabtis dengan ROH KUDUS dan orang yang percaya sungguh-sungguh akan dipenuhi oleh ROH KUDUS. Hal ini akan tampak pada perubahan tabiat orang percaya; yaitu mereka akan bersaksi pada dunia tanpa takut untuk bertobat dari perbuatan jahatnya (Yoh 7:7; 15:18; Mat 4:17). Orang berdosa yang bertobat harus mengubah tabiatnya yang lama menjadi pribadi dengan tabiat hidup yang benar . (Mat 11:7; Luas 3:1-20). Akhirnya bagi yang benar-benar bertobat pasti mendapatkan pengampunan yang sempurna dari TUHAN YESUS KRISTUS.
Sekarang bagi kita orang percaya dan khususnya pempimpin Kristen harus berani menyingkap dosa di depan umum dan menuntut pertobatan serta diberlakukannya kebenaran. Inilah bukti pernyataan kehadiran ALLAH di gereja dapat dikenali yaitu menyingkapkan dosa, menginsafkan dan membuat orang bertobat untuk memperoleh keselamatan dalam TUHAN YESUS KRISTUS. (1Kor 14:24-25). Amin
Tuhan Yesus Memberkati.

Wednesday, November 14, 2012

JERAT MATERI


(Lukas 8:14)

Ada pandangan secara umum dari sejak jaman Tuhan Yesus pada orang Yahudi hingga saat ini juga terjadi di sebagian orang Kristen yaitu bahwa menjadi kaya merupakan tanda dari anugerah Allah dan kalau miskin merupakan tanda dari ketidaksetiaan sehingga dihukum dan Alah tidak berkenan memberikan anugerah-Nya. Pandangan ini terkadang dapat terjadi dalam sejarah gereja Kristen tetapi pandangan ini jelas salah dan ditentang oleh Tuhan Yesus sendiri (Lukas 6:20, 16:13; 18:24-25).
Tapi kita sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus harus tetap waspada agar kemiskinan tidak membuat kita kuatir atau sebaliknya kekayaan dunia membuat pikiran kita “keenakkan” sampai kehidupan rohani mundur bahkan mati. Semak duri dalam firman diatas dapat secara perlahan namun pasti menghimpit Firman Tuhan dari kehidupan kita.
Pada akhir jaman ini sudah banyak orang yang terjebak kedalam jerat materi. Karena bila seseorang harus bekerja dan terus bekerja sampai batas maksimum tubuh dan akhirnya kelelahan dan menghabiskan sisa harinya dalam tidur agar besok dapat bekerja lebih keras lagi, sehingga tidak ada waktu lagi untuk bersekutu dengan Tuhan sebagai sumber berkat, inilah jerat materi. Bagi orang yang miskin (Yun: Ptochos) maka banyak dipaksa kerja oleh karena perut yang lapar (Amsal 16:26), bahkan tidak jarang orang miskin tidak lagi peduli dengan makanan karena dalam pikiran mereka telah dipenuhi oleh kekuatiran untuk membayar hutang yang besar, inilah jerat materi.
Demikian pula dengan orang kaya yang tidak pernah merasa cukup, terus mengejar kekayaan sampai batas maksimum tubuhnya, tidak peduli lagi pada waktu; pagi, siang dan malam sudah tidak ada bedanya karena yang ada dalam pikirian mereka hanyalah mengejar harta dan menumpuknya dalam lumbung yang fana dan tidak menjadi kaya di hadapan Tuhan (Lukas 12:16-21). Ini jerat materi.
Materi tetaplah penting karena dengan materi kita dapat melayani TUHAN dengan lebih baik, tetapi janganlah karena materi kita justru kehilangan harta rohani yang jauh lebih bernilai. Bagi orang kaya justru ada lebih banyak tuntutan untuk membantu saudara-saudara seiman yang kekuarangan (2Kor 8:2-3). Hal ini merupakan tantangan apakah kita memiliki hati yang lebih condong kepada materi atau tetap kepada Tuhan asal semua berkat yang kita terima. Kita patut melayani TUHAN dengan pemberian menurut kerelaan.
Orang Kristen hendaknya merasa puas dengan kebutuhan pokok, yaitu pangan, sandang dan papan. (1Timotius 6:8) Jika kebutuhan keuangan khusus timbul, kita harus berharap kepada Alah untuk menyediakan (Maz 50:15), dan tetaplah bekerja keras (2Tes 3:7-8). Secara prinsip janganlah kita terlalu berhasrat menjadi kaya sehingga keinginan ini memenuhi seluruh ruangan hati, akibatnya Yesus yang seharusnya ada dalam hati terdesak oleh materi. (1Tim 6:9-10).
Allah ingin menarik kita pada posisi rohani yang lebih tinggi sehingga kita memahami ada yang jauh lebih bernilai dan penting, Yaitu buah roh; kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikkan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. (Gal 5:22). Sebut saja salah satu maka itu hal itu jauh lebih bernilai dari materi berapapun. Bila kita harus menghasilkan buah roh, maka kita harus memastikan bahwa hati kita adalah seperti tanah yang subur untuk menerima benih Firman TUHAN, memelihara iman kita dalam doa dan pengharapan, serta menjadi pelaku kebenaran dengan memelihara kasih persaudaraan, saling memperhatikan dan membantu yang dalam kekuarangan.
Tuhan Yesus Memberkati.
JERAT MATERI
(Lukas 8:14)

Ada pandangan secara umum dari sejak jaman Tuhan Yesus pada orang Yahudi hingga saat ini juga terjadi di sebagian orang Kristen yaitu bahwa menjadi kaya merupakan tanda dari anugerah Allah dan kalau miskin merupakan tanda dari ketidaksetiaan sehingga dihukum dan Alah tidak berkenan memberikan anugerah-Nya. Pandangan ini terkadang dapat terjadi dalam sejarah gereja Kristen tetapi pandangan ini jelas salah dan ditentang oleh Tuhan Yesus sendiri (Lukas 6:20, 16:13; 18:24-25).
Tapi kita sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus harus tetap waspada agar kemiskinan tidak membuat kita kuatir atau sebaliknya kekayaan dunia membuat pikiran kita “keenakkan” sampai kehidupan rohani mundur bahkan mati. Semak duri dalam firman diatas dapat secara perlahan namun pasti menghimpit Firman Tuhan dari kehidupan kita.
Pada akhir jaman ini sudah banyak orang yang terjebak kedalam jerat materi. Karena bila seseorang harus bekerja dan terus bekerja sampai batas maksimum tubuh dan akhirnya kelelahan dan menghabiskan sisa harinya dalam tidur agar besok dapat bekerja lebih keras lagi, sehingga tidak ada waktu lagi untuk bersekutu dengan Tuhan sebagai sumber berkat, inilah jerat materi. Bagi orang yang miskin (Yun: Ptochos) maka banyak dipaksa kerja oleh karena perut yang lapar (Amsal 16:26), bahkan tidak jarang orang miskin tidak lagi peduli dengan makanan karena dalam pikiran mereka telah dipenuhi oleh kekuatiran untuk membayar hutang yang besar, inilah jerat materi.
Demikian pula dengan orang kaya yang tidak pernah merasa cukup, terus mengejar kekayaan sampai batas maksimum tubuhnya, tidak peduli lagi pada waktu; pagi, siang dan malam sudah tidak ada bedanya karena yang ada dalam pikirian mereka hanyalah mengejar harta dan menumpuknya dalam lumbung yang fana dan tidak menjadi kaya di hadapan Tuhan (Lukas 12:16-21). Ini jerat materi.
Materi tetaplah penting karena dengan materi kita dapat melayani TUHAN dengan lebih baik, tetapi janganlah karena materi kita justru kehilangan harta rohani yang jauh lebih bernilai. Bagi orang kaya justru ada lebih banyak tuntutan untuk membantu saudara-saudara seiman yang kekuarangan (2Kor 8:2-3). Hal ini merupakan tantangan apakah kita memiliki hati yang lebih condong kepada materi atau tetap kepada Tuhan asal semua berkat yang kita terima. Kita patut melayani TUHAN dengan pemberian menurut kerelaan.
Orang Kristen hendaknya merasa puas dengan kebutuhan pokok, yaitu pangan, sandang dan papan. (1Timotius 6:8) Jika kebutuhan keuangan khusus timbul, kita harus berharap kepada Alah untuk menyediakan (Maz 50:15), dan tetaplah bekerja keras (2Tes 3:7-8). Secara prinsip janganlah kita terlalu berhasrat menjadi kaya sehingga keinginan ini memenuhi seluruh ruangan hati, akibatnya Yesus yang seharusnya ada dalam hati terdesak oleh materi. (1Tim 6:9-10).
Allah ingin menarik kita pada posisi rohani yang lebih tinggi sehingga kita memahami ada yang jauh lebih bernilai dan penting, Yaitu buah roh; kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikkan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. (Gal 5:22). Sebut saja salah satu maka itu hal itu jauh lebih bernilai dari materi berapapun. Bila kita harus menghasilkan buah roh, maka kita harus memastikan bahwa hati kita adalah seperti tanah yang subur untuk menerima benih Firman TUHAN, memelihara iman kita dalam doa dan pengharapan, serta menjadi pelaku kebenaran dengan memelihara kasih persaudaraan, saling memperhatikan dan membantu yang dalam kekuarangan.
Tuhan Yesus Memberkati.
a

SUKACITA PENUAI


Yohanes 4:35-38

Kristus telah mengawali dengan pengorbanan yang tak ternilai di atas kayu salib, sebagaimana kita percaya maka kita mendapatkan keselamatan (Yoh 3:16), tetapi apa yang telah kita peroleh ini bukan monopoli pribadi tetapi selayaknya kita juga berbagi kepada yang lain, siapapun mereka juga berhak untuk mendapatkan keselamatan dan Kristus menginginkan tidak satupun yang binasa oleh karena dosa. (Yoh 18:9).
Oleh sebab itu Tuhan Yesus sangat menaruh hati pada jiwa-jiwa yang terhilang seperti perumpuan Samaria (Yoh 4:1-26). Diberikannya penjelasan atas keselamatan dan bagaimana seharusnya seseorang bersikap dalam doa dan penyembahan kepada Allah yang benar. Tuhan tidak mempedulikan dirinya seorang Yahudi yang memiliki sejarah permusuhan dengan orang Samaria, terlebih lagi masa itu cukup beresiko seorang lak-laki yang kedapatan sendiri dengan wanita, apalagi di ketahui bahwa kehidupan wanita Samaria ini mempunyai masalah social yang berat. Tetapi Tuhan Yesus tetap sengaja mendatangi tempat itu karena kasih-Nya yang besar terhadap jiwa yang terhilang. (Yoh 4:4)
Saat wanita Samaria menyadari dosa-dosanya dan bertobat maka ada perubahan yang besar dan timbul keberanian untuk memberi kesaksian kepada penduduk kota yang tadinya sangat dihindarinya selama ini. Penduduk Samaria sangat tertarik dengan apa yang diberitakan perempuan Samaria ini sehingga mereka dating kepada Yesus. Oleh karena kesaksian dari perempuan Samaria ini maka banyak penduduk Samarian menjadi percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Jurus Selamat. (Yoh 4:42)
Firman Tuhan diatas berbicara tentang jiwa-jiwa yang di selamatkan dan setiap kita yang membawa orang kepada Yesus Kristus untuk memperoleh keselamatan abadi sebenarnya telah melakukan perbuatan yang berdampak abadi. Suatu saat nanti kita akan bersukacita di sorga atas orang-orang yang di selamatkan oleh doa dan kesaksian kita.
Dalam hal ini kita juga harus ingat bahwa usaha kita sebenarnya merupakan hasil kerja orang lain (ayat 38). Segala sesuatu yang kita lakukan untuk Allah sebagian besar merupakan hasil dari karya dan pengorbanan Kristus dan orang lain pendahulu kita.
Pertama dibutuhkan kerelaan untuk memberi diri dalam melayani Tuhan. Andreas adalah murid yang terdidik dengan baik oleh Yohanes Pembabtis. (Yoh 1:35-40) dan dengan rela hati Yohanes Pembabtis menyerahkan pengajaran selanjutnya kepada yang lebih berhak mendapatkan jiwa-jiwa yaitu Tuhan Yesus sendiri.

Tindakkan selanjutnya tidaklah sukar, hanya dibutuhkan kerinduan untuk membawa seseorang kepada Tuhan Yesus. Sebagai contoh adalah Andreas yang membawa Simon saudaranya kepada Yesus (Yoh 1:40:42), dan akhirnya kita tahu bahwa Simon menjadi Rasul Petrus yang menuai 3000 jiwa saat hari Penthakosta, bahkan pengaruh Petrus sampai seluruh dunia.
Akhirnya perlu komitmen yang kuat untuk memberitakan kabar baik kepada semua orang, mulailah dari orang yang terdekat. Dalam kota asal Andreas dan Petrus selanjutnya adalah Filipus menerima Tuhan Yesus dan segera menemui Natanael seorang “Israel sejati” artinya adalah orang dengan kualitas yang baik dan juga mengenal dan menerima Tuhan Yesus sebagai juruselamat. (Yoh 1:43-51)
Semua yang kita perbuat untuk membawa kepada Tuhan Yesus jiwa-jiwa adalah penuai-penuai akhir jaman yang akan mendapatkan sukacita abadi. Amin
Tuhan Yesus memberkati.

SUKACITA SEJATI BERSAMA TUHAN 


Mazmur 16:7-11

Orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus seharusnya selalu mencari dan menghargai persekutuan yang intim dengan Allah dalam segala sesuatu, karena kehadiran Allah dalam kehidupan akan selalu membawa bimbingan-NYA (ayat 7, 11), perlindungan-NYA (ayat 8), kehidupan-NYA (ayat 10) dan hikmat senantiasa (ayat 11). Semua hal diatas yang membuat kita memiliki sukacita sejati (ayat 9). Penerapan ayat diatas penting dan telah diteladankan oleh rasul Petrus dan Paulus yang keduanya telah menerapkan ayat ini kepada Kristus dan kebangkitan-Nya (Kis 2:25-31; 13:34-37)
Kita harus terus mengingat setiap nasehat Allah dalam Firman-Nya sehingga kita tidak terjerumus dalam kehidupan yang salah dan membuat berkat Tuhan terhalang. Hubungan yang intim membuat kita dekat dengan TUHAN dan itu artinya selalu tersedia perlindungan-NYA, yang membuat kita hidup tenang, tentram dan bersukacita. Tuhan tidak akan membiarkan kita binasa dan segera menyelamatkan serta memberitahukan kita jalan kehidupan dimana kita dapat bersukacita senantiasa selamanya.
Hubungan pribadi yang intim dengan Tuhan memberikan kepastian kepada kita atas masa depan dan kenyakinan ini bahwa Allah tidak akan menyerahkan kita ke dunia orang mati, ditegaskan oleh pemazmur raja Daud dalam Mazmur 73:23-28. Di dalam hidup ini dengan segala persoalannya, yang terbaik adalah untuk tetap berhubungan intim dengan Tuhan (ayat 28). Kemakmuran dan harta benda sudah bukan menjadi hal yang utama lagi, karena kita tahu yang utama adalah Allah sendiri yang senantiasa beserta kita, yang menuntun dengan Firman dan ROH-Nya, juga yang menopang kita dengan kuasa-Nya (ayat 23-24) hingga akhirnya kita diterima dalam kerajaan-Nya di Sorga. Dalam hal diatas seperti Rasul Paulus berkata “ Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan” (Fil 1:21).
Hati kita tetap dapat bersukacita sekalipun saat ini dipandang tidak beruntung karena kurang harta dan fasilitas hidup. sekalipun kita telah berdoa dan jawaban atas keinginan kita belum juga terkabul, tetaplah kita mengandalkan kasih-Nya yang tidak pernah gagal dan mengingat bahwa pada masa lalu Tuhan telah melepaskan dan memberkati kita. Kasih Allah tidak pernah gagal yang akan tampak pada saat dan cara-Nya sendiri (Roma 8:28). Raja Daud dapat merasakan sukacita besar yang diberikan Tuhan, melebihi sukacita orang-orang yang kelimpahan harta benda, hal ini di abadikan setiap hari sebagai doa menjelang tidurnya. (Maz 4:8-9)
Bagi kita sekarang, Allah telah menentukan kepada siapa DIA hendak menaruh kasih sayang dan tentu kita adalah pribadi yang beruntung karena kita mengenal Allah yang benar yaitu di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kita mendapatkan kepastian atas keselamatan jiwa dan lebih dari pada itu ada kepastian bahwa Allah telah menjawab seruan kita memohon pertolongan, karena itu kita harus sungguh-sungguh hidup saleh (Ams 15:29; Yoh 9:31; 15:7) sehingga kita dapat berhubungan intim dengan-NYA. Kita yang dengan setia menaruh diri kepada Allah maka di kuduskan menjadi miliki pusaka-NYA sendiri. Apabila kita menjadi milik Allah yang berharga, kita dapat berseru kepada-NYA setiap waktu untuk mendapatkan perlindungan dan pemeliharaan-NYA (Ibr 10:22; 1Yoh 3:21-22). Amin.
Tuhan Yesus Memberkati

Friday, November 2, 2012

PENGHIBURAN BAGI UMAT ALLAH.


Zakaria 1:16-17; Yesaya 40:1

Jikalau kita sedang mengalami kesukaran hidup yang besar dan mengetahui bahwa Tuhan Yesus adalah Kristus yang artinya adalah Juruselamat, kita dapat berdoa kepada ALLAH untuk membebaskan kita dari kesukaran itu atau untuk menyertai dan menolong kita di tengah-tengah kesukaran tersebut. Mengetahui hal demikian sebenarnya sebuah penghiburan besar bagi kita orang percaya, karena Tuhan selalu menyediakan jalan keluar dari setiap permasalahan yang kita hadapi.
Pernahkah kita menyadari bahwa menghibur kita adalah tugas ALLAH dan menjadi kesukaan-Nya untuk menolong kita keluar dari kesukaran hidup ?. Kata menghibur (Yun : Paraklesis) berarti berdiri disisi seorang sambil mendorong dan menolongnya pada saat kesukaran. Secara luar biasa Allah melaksanakan peran ini, sampai ALLAH mengutus ROH KUDUS-NYA kepada anak-anak-NYA untuk menghibur kita. (Yoh 14:16)
Allah Bapa di sebut sebagai Allah sumber segala penghiburan. (2 Korintus 1:3), Rasul Paulus telah belajar dalam banyak kesukaran yang dialaminya bahwa tida ada penderitaan sekalipun sangat hebat, yang dapat memisahkan orang percaya dari pemeliharaan dan belas kasihan Bapa Sorgawi. (Roma 8:35-39). Kadang-kadang ALLAH mengijinkan kesukaran menimpa kehidupan kita supaya kita, setelah mengalami penghiburan-Nya, dapat pula menghibur orang lain yang dalam kesukaran.
Menghibur semua orang berkabung adalah ciri khas pelayanan Tuhan Yesus Kristus (Yes 61:2; Lukas 4:18-19. Tuhan Yesus menerangkan maksud pelayanan-NYA di dunia yang diurapi ROH, yaitu; untuk menyampaikan kabar baik kepada orang miskin, papa, menderita, hina, patah semangat dan hancur hati. Tuhan Yesus juga menyembuhkan orang sakit dan memulihkan keadaan orang yang tertindas. Untuk mencelikkan mata rohani mereka yan dibutakan oleh dunia dan iblis agar mereka dapat melihat kebenaran kabar baik Allah. (Yoh 9:39). Tuhan Yesus juga memberitakan saat pembebasa dan penyelamatan yang sesungguhnya dari kuasa iblis, dosa, ketakutan dan rasa bersalah. (Yoh 8:36; Kis 26:18)
ROH KUDUS di sebut Penolong (Penghibur)_ (Yoh 14:16, 26; 15:26; 16:7). Kata Penolong di sini berarti “seseorang yang dipanggil untuk mendampingi agar menolong”. Secara luas kata ini (Yun: Parakletos) berarti : penasihat, penguat, penghibur, penolong, pembela, Juruselamat, sekutu dan sahabat. Setiap orang Kristen yang percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Jurus selamat pasti memiliki Roh Kudus yang berdiam di dalam diri-nya dan Roh Kudus adalah penolong dan Jurusyafaat yang tinggal di dalam kita di bumi ini. (Roma 8:9, 26; 1Kor 3:16; 2Kor 6:16; 2Tim 1;14). Disaat kesulitan hidup secara nyata muncul maka Roh Kudus pasti mendampingi kita untuk memberikan penghiburan dan pertolongan.
Kita harus mulai dengan berdoa walaupun tidak terdengar indah namun hanya berupa keluhan-keluhan tak terucapkan dalam hati, Tetapi karena saat kita berdoa maka, Yesus di sorga juga berdoa membela hidup kita (Roma 8:34), dan disaat yang sama Roh Kudus juga berdoa di dalam diri kita. Roh Kudus sendiri “mengeluh, mendesah dan menderita di dalam kita serta mendambakan hari akhir penebusan (Roma 8:23-25). Roh Kudus memohon dengan kuat kepada Bapa untuk keperluan kita “sesuai dengan kehendak Bapa” (Roma 8:27).
Akhirnya inilah bagian yang menghibur kita karena Allah Bapa akan mendatangkan kebaikkan dari semua kesesakkan, pencobaan, penganiayaan dan penderitaan yang kita alami. Hal ini bagi maksud yang mulia dan bagi kemuliaan Allah Bapa sendiri. (Roma 8:28). Amin
Tuhan Yesus Memberkati.

GADA DAN TONGKAT PENGHIBURAN


Mazmur 23:4

Dalam setiap situasi kehidupan, khususnya di saat-saat ada kesulitan, menghadapi bahaya, bahkan kematian. Banyak orang menjadi takut dan kehilangan damai sejahtera, tidak jarang banyak pula yang tertekan jiwanya dan menjadi putus asa. Tetapi bagi kita orang yang percaya kepada Allah yang Maha Kuasa tidak akan kehilangan pengharapan karena ALLAH akan menjadi penolong yang setiawan. (Maz 42:12)
Raja Daud sangat memahami kondisi semacam ini, karena sejak masa muda, raja Daud banyak mengalami kehidupan yang penuh dengan bahaya dan ancaman maut. Tetapi dengan kesadaran akan penyertaan Tuhan membuat dia tidak kuat dan dapat melewati masa sukar. Raja Daud dengan tepat menggambarkan penyertaan ALLAH dalam sebuah Mazmur yang berkata “Tuhan adalah gembala-Ku”.
Pada ayat keempat dari Mazmur 23 terdapat dua hal yang membuat Raja Daud tetap merasakan penghiburan ALLAH di masa- masa sukarnya, yatu : Gada dan tongkat, kita akan berlajar tentang hal ini.
Gada adalah tongkat pendek yang bagi gembala menjadi senjata pertahanan saat menghadapi bahaya seperti binatang buas. Gada ini juga melambangkan kekuatan, kuasa dan wibawa ALLAH dalam mendisiplin hidup kita.
Marilah kita hidup dalam disiplin rohani yang baik yang membauat hidup kita dapat menyenangkan hati Tuhan. Hendaknya hidup kita tertib; ada keteraturan dalam membaca Firman Tuhan, berdoa, dan puasa, jangan kita lupa untuk terus memuji dan memuliakan Tuhan serta dalam kesibukkan aktivitas pekerjaan haruslah kita tetap mengutamakan Tuhan dalam ibadah bersama yang sudah ditentukan-Nya bagi kita. Karena adalah baik bila kita tidak terkena gada atau pukulan disiplin yang mengingatkan kita kembali pada kebenaran. (Kel 21:20-21; Ayub 9:34)
Di akhir jaman, Tuhan Yesus menerapkan disiplin rohani dengan ketat, DIA yang akan mengembalakan bangsa-bangsa dengan gada besi (Wahyu 12:5; 19:5). Tetapi bagi gereja yang telah tertib hidupnya akan mendapat perlindungan dan pemeliharaan dari ALLAH. Bagi bangsa-bangsa yang hidup tidak tertib, yang tidak tinggal dalam disiplin rohani seperti yang dikehendaki ALLAH dalam Tuhan Yesus Kristus akan mengalami kehancuran oleh pukulan gada besi (Kedisiplinan Rohani).
Tongkat adalah tongkat ramping panjang yang salah satu ujungnya melengkung. Tongkat dipakai gembala untuk mendekatkan domba-domba, menuntun pada jalan yang benar dan berguna untuk menyelamatkan domba-domba dari kesulitan.
Tongkat adalah kasih Tuhan dalam mendidik kita. (Ams 13:24) Didikan akan membuat kita lebih pandai (Ams 22:15) dan lebih cerdas menyikapi kehidupan ini (Ams 29:15).
Di akhir jaman Tuhan Yesus akan memerintah dengan tongkat besi yang berarti akan ada didikan yang keras agar gereja kembali kembali kepada kebenaran (Why 2:27; Ibr 1:8). Bagi gereja yang tetap berpegang pada kebenaran sampai Tuhan Yesus datang (Why 2:25) akan dikaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa. Selayaknya kita bersukacita dengan adanya gada dan tongkat Allah yang menjamin kasih dan bimbingan ALLAH dalam kehidupan kita. (Maz 71:21; 86:17.
Tuhan Yesus Memberkati.

Hidup Berpadanan Dengan Injil Kristus (2)

                            ( Filipi 1:27-30 ) Nasehat Supaya Tetap Berjuang Paulus sedang dalam penjara saat menulis surat kepada jem...