Thursday, July 25, 2013

BERLOMBA DENGAN TEKUN



Ibrani 12:1-2

Hidup ini seperti sebuah perlombaan. Orang yang tidak menyadarinya akan segera tertinggal dan bila kita diam saja maka dunia akan menggilas kita dengan perkembangannya. Jangan sampai kesadaran kita muncul setelah  kita tertinggal jauh baik secara rohani maupun secara jasmani.
Secara jasmani, kita dapat melihat banyak yang kemudian menyesal setelah  tua yang tetap terpaksa bekerja keras banting tulang karena saat muda bermalasan dan “santai-santai” saja dalam hidupnya, sehingga tidak cukup banyak harta yang dikumpulkan untuk dinikmati pada masa tua. (Ams 6:6; 9-11)
Lebih dalam lagi bahwa kita yang telah diselamatkan harus berlari dalam perlombaan hidup untuk mendapatkan pahala (1Kor 9:24), bukan sekedar keselamatan secara umum (Ef 2:8, 1Kor 3:15) melainkan pahala khusus yang diberikan sebagai hasil perjuangan dan ketahanan iman (Ibr 10:35; 1Kor 3:14) yang terjadi sepanjang hidup. Kita harus tekun memperjuangkan  perlombaan iman sampai akhir dan jangan sampai kita menyerah yang membuat kita tertolak pada akhirnya (1Kor 9:26-27; Fil 3:13-14; 2Tim 4:7-8).
Dua hal yang perlu dipertimbangkan dalam perjuangan iman di pertandingan kehidupan ini.  Pertama adalah adanya saksi (Yun:  Martus / martyr) yang mengawasi kita seperti awan (Yun: Nephos). Awan adalah untuk membimbing umat mengikuti Tuhan (Bil 9:15-22) dan Tuhan berada di dalam awan untuk menyertai umat-Nya (Kel 13:21-22). Jadi dalam perlombaan iman kita harus menyadari bahwa ada orang-orang yang dulu juga melakukan perjuangan iman bahkan sampai mengorbankan jiwanya dan mereka mengawasi kita. Kita harus bisa mengambil teladan kehidupan mereka yaitu para nabi dan rasul.
Bahkan, dalam perlombaan iman ini kita harus fokus kepada Kristus, yang juga sampai mengorbankan jiwanya mati di kayu salib untuk keselamatan manusia yang percaya, sehingga jangan sampai kita kemudian menyerah di tengah himpitan jaman dengan segala situasinya untuk kemudian berpaling meninggalkan iman kepada Kristus.
Kedua adalah bahwa para pelari perlombaan menanggalkan segala hal berat yang tidak perlu, segala beban yang merintangi, sehingga tak ada yang dapat menghalangi pelari untuk memenangkan perlombaan.
Kita harus menanggalkan dosa, terutama yang mengacu pada hal kesengajaan dalam melakukan dosa itu (Ibr 10:26), hal ini terjadi di sebabkan karena sudah mengenal kebenaran. Dosa seperti ini akan menjauhkan orang beriman dari jalan perjanjian yang baru dalam ekonomi Allah, itulah sebabnya orang dapat merasakan tidak terberkati, tidak sukses dan tidak berhasil dalam hidup sekalipun lama jadi Kristen.
Dosa yang di sengaja ini adalah menjauhkan diri dari sidang gereja, yang lebih luas lagi dapat berbentuk penekanan berlebihan pada Perjanjian Lama dengan mengesampingkan Perjanjian Baru. Hal ini juga dapat berarti bahwa orang Kristen yang tetap memakai cara-cara agama tradisional dengan persembahan kepada leluhur dan para dewa, bahkan ada pula yang sudah Kristen tetapi tetap saja melakukan okultisme seperti ke dukun atau paranormal.
Semua dosa yang disengaja demikian hendaknya ditinggalkan karena akan merintangi kita dalam perlombaan iman serta memutuskan perjanjian ekonomi Allah. Tuhan Yesus memberkati.

Pesan Pastoral : 28 Juli 2013
Anak Allah marilah kita melakukan revolusi rohani. Jadilah “SADAR” (Semangat, Antusias, Dinamis, Agresif dan Radikal) yaitu selalu memberikan yang terbaik kepada Tuhan.
Disiplin kepada kehendak Allah membuat kita siap dalam perlombaan iman yang diwajibkan kepada kita dan dengan ketekunan kita akan meraih pahala dari Allah Bapa.

Winner Voice
Hidup adalah perlombaan wajib.

Saturday, July 20, 2013

PERLU KETEKUNAN



Ibrani 10:36

Kita memerlukan ketekunan dalam menjalani kehidupan ini, baik secara jasmani agar kita mendapatkan hasil yang maksimal dari pekerjaan atau hasil karya, misalkan seorang siswa perlu ketekunan belajar untuk mendapatkan nilai pelajaran yang baik dan seorang pekerja harus tekun dengan pekerjaannya supaya menghasilkan prestasi kerja yang baik.
Demikian pula dalam hal rohani kita juga perlu ketekunan agar sesudah kita melakukan kehendak Allah, kita akan memperoleh apa yang dijanjikan-Nya. Ketekunan apakah yang seharusnya kita kerjakan sebagai orang percaya selama masa hidup di dunia ini ?
1.      Pertama kita harus bertekun dalam doa (Kisah 1:14; Roma 12:12; Kol 4:2). Setiap orang percaya harus terlibat dan bertanggungjawab terhadap apa yang terjadi dalam lingkungan sekitar, tetapi tidak semua orang memiliki kemampuan yang cukup untuk mengubah masyarakat dan  lingkungan. Tetapi bagi kita selalu tersedia kekuatan tak terbatas melalui doa kita untuk mengubah dunia kepada yang lebih baik. Kita memerlukan Roh Kudus yang berkuasa untuk melakukan pekerjaan Alah di dunia ini dan hal ini memerlukan komitmen dan kedisiplinan melakukan kehendak Allah. (Yes 40:29-31). “doa orang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya (Yak 5:16)
2.      Kita  harus bertekun dalam iman (Kis 14:22; Kol 1:23). Sebagai orang percaya kita hidup dengan mempertahan iman di dunia yang penuh dosa, dan kita harus terus melakukan “peperangan” rohani melawan dosa dan kuasa iblis. (Ef 6:12; Rm 8:17; 2Tes 1:4-7; 2Tim 2:12). Orang percaya harus terus mendisiplin diri supaya tetap terjaga iman murninya dan hidup dalam kekudusan sampai akhirnya Tuhan memanggil kita kelak (Why 19-20).
3.      Selanjutnya kita bertekun dalam pengajaran Firman Tuhan (Kisah 2:42; 1Tim 4:13). Kita perlu memiliki kedisiplinan penuh untuk setia kepada Injil, yaitu ajaran asli Tuhan Yesus dan para rasul (Ef 2:20). Kita harus tekun mempelajari dan menaati Firman Allah (Rm 6:4; 18:11; 15:18; Kol 3:16; 2Tim 2:15). Kita harus disiplin untuk menghadiri ibadah setiap minggu (Rm 20:7; 1Kor 16:2), kita secara bersama akan bertemu untuk berbakti serta membangun diri bersama melalui Firman Allah. (1Kor 12:7-11; 14:26; 1Tim 5:17).
4.      Kita juga harus bertekun dalam perbuatan baik (Roma 2:7). Kita harus memahami kebenaran mendasar yaitu bahwa Allah pasti menghukum setiap pelaku kejahatan dan sebaliknya memberikan berkatnya kepada orang benar yang tekun melakukan perbuatan baik. (Yoh 5:29; Gal 6:7-8). Kita yang setia kepada Allah akan memasuki, kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan dengan tetap tekun berbuat baik (Mat 24:12-13) melalui kasih karunia Kristus yang memberikan kekuatan. Tetapi setiap orang yang melakukan kejahatan itu mementingkan diri sendiri, tidak mentaati kebenaran dan senang melakukan yang tidak benar. Dan kita bukan orang yang demikian.
Demikianlah kita perlu untuk mendisiplin diri tetap tekun dalam doa, iman, pengajaran Firman Tuhan dan perbuatan baik, karena demikianlah Tuhan memberikan tanggungjawab dunia kepada orang percaya. Setiap harus orang dapat melihat bagaimana orang percaya kepada Kristus hidup dalam dunia yang gelap ini.
Tuhan Yesus memberkati.

Pesan Pastoral : 21 Juli 2013
Anak Allah marilah kita melakukan revolusi rohani. Jadilah “SADAR” (Semangat, Antusias, Dinamis, Agresif dan Radikal) yaitu selalu memberikan yang terbaik kepada Tuhan.
Jemaat Tuhan marilah kita berkomitmen untuk mendisiplin diri supaya tekun dalam doa, beriman, mempelajari kebenaran Firman Tuhan dan tentu saja terus melakukan perbuatan baik sampai Kristus datang lagi. Tuhan Yesus memberkati.

Winner Voice
Kedisiplan rohani memberikan pengaruh positip kepada dunia

TUJUAN DARI HUKUMAN ALLAH



1Korintus 11:32

Tujuan “TUNDUK PADA DISIPLIN ALLAH” adalah supaya kita dapat meningkatkan kecerdasan rohani secara permanent. Tanpa kecerdasan rohani maka disiplin Allah akan selalu kita anggap sebagai sesuatu yang negatif yaitu hukuman yang menyiksa dan tidak menyenangkan hati (1Kor 11:30). Tetapi dengan kecerdasan rohani kita dapat memahami betapa Allah mengasihi kita dan mengetahi mengapa Allah “memaksa” kita untuk masuk dalam pola disiplin rohani yang membuat kita layak dihadapan-Nya.
Pertama yang patut dipahami adalah bahwa hukuman Tuhan bertujuan agar kita tidak akan menerima hukuman kekal bersama dunia ini. Betapa mengerikan bila akhirnya harus masuk dalam hukuman kekal, karena Allah tidak mungkin mengingkari hakekat diri-Nya yang Maha Adil sehingga setiap orang yang bersalah pastilah mendapatkan hukuman. Jadi selama dalam masa anugerah maka masih berlaku pengampunan, tetapi untuk menempuh pengampunan itu biarkan kita relakan diri ini mengalami pendisiplinan Allah sepanjang hidup.
Hukuman Allah selama di dunia ini sementara dan dengan tujuan yang penuh rahmat serta berfaedah bagi semua orang  yang bertobat dan menguji diri dengan benar. (1Kor 11:31). Kunci dari semua itu adalah terletak pada kesadaran akan kesalahan, bertobat dan mau introspeksi diri.
Belajar dari raja Daud yang mengakui dan memberitahukan dosa dengan hati yang tulus, sungguh-sungguh, dan mau bertobat. (Maz 32:5) Sekalipun raja Daud memiliki posisi yang terhormat dan kekuasaan yang besar tidak membuat dirinya menjadi sombong dan tetap mau menerima teguran dari nabi Natan seorang hamba Tuhan yang sederhana. (2 Sam 12), bahkan bersedia menerima konsekwensi hukuman yang diberikan Tuhan atas kesalahan dan dosa yang dialakukannya. Sikap diri seperti Daud ini akan senantiasa menghasilkan pengampunan Allah, penghapusan kesalahan dan karunia kehadiran-Nya yang kekal. Dan untuk mencapai tingkat semacam ini perlu kecerdasan rohani yang baik, sehingga memahami betapa penting disiplin rohani yang Allah tetapkan.
Tetapi bila kita tidak mengakui dosa dan tetap beranggapan bahwa kita tidak berdosa, sebenarnya kita sedang berdusta dan tidak tinggal dalam kebenaran. (1Yoh 1:8) Rasul Yohanes dalam ayat diatas menggunakan kata benda untuk kata “dosa” dan bukan kata kerja untuk menekankan dosa sebagai sifat dasar dalam tabiat manusia. Hal ini menegaskan bahwa dosa ada sebagai sifat dasar atau kuasa di dalam tabiat manusia, sehingga dapat di katakan bahwa setiap perbuatan jahat adalah dosa. Tidak boleh kita kemudian membenarkan perbuatan jahat itu dengan memberikan alasan bahwa itu disebabkan karena faktor kejiwaan atau sosial ekonomi dll. (Roma 6:1).
Kita harus sadar bahwa tabiat berdosa itu selalu mengancam kehidupan dan kita harus senantiasa mematikan perbuatan dosa ini melalui Roh Kudus yang tinggal di dalam diri melalui disiplin yang Tuhan telah tetapkan. (Rom 8:13; Gal 5:16-25). Jikalau kita berkata bahwa ktia tidak pernah berbuat dosa dan oleh karena itu tidak memerlukan kuasa Allah yang menyelamatkan dan kematian Kristus di kayu salib adalah sebuah kesia-sian belaka, bahkan yang lebih parah adalah saat tidak mengakui dosa maka kita sebenarnya telah menjadikan Allah pembohong (Rom 3:23). Tetapi yang jelas bahwa Allah adalah Maha Benar, jadi  manusia yang tidak mengakui dosanya atau yang beranggapan dapat menghapuskan dosanya sendiri dengan perbuatan “baik” berupa amal dan sedekah adalah yang pembohong itu sendiri. (1Yoh 1:10)
Kita harus mau mengakui dosa kemudian memohon pengampunan dan penyucian dari Allah. (1Yoh 1:9). Dua hal yang kita dapatkan saat kita mengakui dosa dengan sepenuh hati dan rela memberi diri menerima konsekwensi hukuman Allah sebagai bentuk disiplin rohani adalah; pertama kita beroleh pengampunan dosa dan pendamaian dengan Allah. Allah bersedia di datangi melalui doa-doa dan pengucapan syukur kita. Dan kedua adalah penyucian atau penghapusan dari  segala kesalahan dan pembinasaan kuasa dosa supaya kita dapat hidup  kudus dan layak menerima kerajaan sorga. (Maz 32:1-5; Ams 28:13; Yer 31:34; Luk 15:18; Rom 6:2-14).
Tuhan Yesus memberkati.

Pesan Pastoral : 14 Juli 2013
Anak Allah marilah kita melakukan revolusi rohani. Jadilah “SADAR” (Semangat, Antusias, Dinamis, Agresif dan Radikal) yaitu selalu memberikan yang terbaik kepada Tuhan.
Dinamika kehidupan kita harus membuat kita semakin cerdas memaknai arti kehidupan yang mengarahkan kita untuk menjadi pribadi yang semakin berkenan kepada-NYA, karena itu biarlah kita rela untuk menerima disiplin Allah.

Winner Voice
Kedisiplinan adalah kata indah yang dapat dipahami oleh setiap orang yang cerdas.

DIDIKAN ALLAH



Ibrani 12:5-11

Bulan Juli ini kita akan masuk pada tema “TUNDUK PADA DISIPLIN ALLAH”
yang bertujuan supaya kita mendapatkan peningkatan kecerdasan rohani secara permanent. Hal yang pertama harus kita kenali adalah didikan Allah itu sendiri. Coba perhatikan bagaimana kesukaran dan penderitaan yang diizinkan Allah untuk terjadi pada orang-orang percaya, hal ini dapat saja kita juga mengalaminya. Alasan utama mengapa kita dapat mengalaminya adalah karena itu merupakan tanda kita adalah anak Allah. (Ibrani 12:7-8), namun demikian Allah berjanji memberikan dalam kesukaran yang kita hadapi Allah tetap memberikan jaminan kasih dan perhatian- Nya kepada kita. (Ibrani 12:6).
Dalam memberikan didikan-Nya Allah mempunyai dua maksud yaitu: pertama supaya kita akhirnya tidak ikut dihukum bersama dunia dalam kekekalan (1Kor 11:31-32). Yang kedua adalah supaya kita dapat mengambil bagian dalam kekudusan Allah dan tetap hidup di dalam kesucian yang memungkinkan kita dapat mendekati dan melihat Allah (Ibrani 12:10-11,14).
Manfaat dari didikan Allah adalah kita dapat tetap bertahan dalam kesukaran dengan pimpinan Allah sendiri, dengan catatan bahwa kita tetap tunduk pada kehendak Allah dan setia kepada-Nya saja. Dalam hal demikian maka kita tetap hidup sebagai anak-anak Allah yang dikasihi-Nya (Ibrani 12:5-9). Manfaat lain adalah kita dapat mengambil bagian dalam kesucian-Nya dan menuai kebenaran yang membina kehidupan rohani ini untuk tangguh menghadapi setiap cobaan dan tampil penjadi pejuang iman dan menang oleh kuasa Roh Kudus.
Sebenarnya kita juga mempunyai pilihan untuk lain dengan menganggap “enteng” didikan Allah seperti yang banyak dilakukan oleh orang-orang durhaka yang memberontak terhadap Allah dan menempuh jalannya sendiri yang egois dan tidak memperdulikan lingkungan sekitar. Orang-orang durhaka akan murtad dari Allah karena kesukaran dan penderitaan yang dialami serta menempuh jalan yang sesat. (Ibrani 3:12-14).
Sebenarnya di bawah kehendak Allah kesulitan itu mungkin tiba sebagai akibat dari perjuangan rohani melawan iblis (Ef 6:11-18) dan ini ujian agar iman kita semakin kuat (1Pet1:6-7) serta meningkatkan kualitas hasil pekerjaan kita (Mat 7:24-27; 1Kor 3:13-15). Hal lain adalah bagi kita sebagai persiapan untuk menghibur saudara seiman lain (2Kor 1:3-5) dan menyatakan kehidupan Kristus dalam diri kita. (2Kor 4:8-10, 12, 16).
Dalam didikan Allah mungkin saja seringkali kita melihatnya sebagai suatu penderitaan yang harus kita tanggung, tetapi setiap kali kita menghadapi penderitaan yang menyengsarakan kita hendaklah  kita tetap mencari Allah dan selalu melakukan “introspeksi diri” (2Taw 26:5; Maz 3:5; 9:13; 34:18). Langkah selanjutnya adalah dengan mengingat kebenaran Firman Allah kita harus berani menolak dan meninggalkan segala sesuatu yang bertentangan dengan kekudusan-Nya (Maz 60:3-14)
Jemaat Tuhan marilah kita memiliki cara pandang rohani yang baik terhadap kesukaran dan penderitaan yang mungkin saja muncul dalam kehidupan ini. Marilah kita hadapi bersama Tuhan pasti ada jalan keluar. Bahkan kita akan semakin cerdas secara rohani setiap kali kita lulus dalam ujian yang Allah berikan sehingga setiap didikan Allah  dapat di uji dan kita semakin mendapatkan kepercayaan dari pada-Nya.
Tuhan Yesus memberkati.

Pesan Pastoral : 7 Juli 2013
Anak Allah marilah kita melakukan revolusi rohani. Jadilah “SADAR” (Semangat, Antusias, Dinamis, Agresif dan Radikal) yaitu selalu memberikan yang terbaik kepada Tuhan.
Karena kita anak Allah maka relakan hati ini supaya menerima didikan Allah yang membuat kita semakin cerdas secara rohani dan siap untuk menghadapi setiap tantangan kehidupan yang membuat kualitas kehidupan rohani kita semakin baik.

Winner Voice
Karena cinta Allah maka kita didik-Nya supaya cerdas mengahapi setiap cobaan hidup.


Hidup Berpadanan Dengan Injil Kristus (2)

                            ( Filipi 1:27-30 ) Nasehat Supaya Tetap Berjuang Paulus sedang dalam penjara saat menulis surat kepada jem...