Tuesday, April 28, 2020

Hidup Berpadanan Dengan Injil Kristus (2)


                        (Filipi 1:27-30)

Nasehat Supaya Tetap Berjuang

Paulus sedang dalam penjara saat menulis surat kepada jemaat di Filipi (Fil 1:12-13) dan sedang menantikan putusan pengadilan apakah dihukum mati atau dibebaskan (Fil 1:20-26). Dalam situasi sukar dan tidak menentu seperti itulah, Paulus memberikan nasehat penting yaitu untuk hidup berpadaan dengan Injil Kristus.
Kata “berpadanan” (Yun: axiōs) diterjemahkan dengan kata “layak” (Ing: Worthily). Jadi orang Kristen sudah selayaknya / sepatutnya menghidupi Injil. Perilaku hidup seharusnya mencerminkan Injil yang mulia dan terwujud dalam kehidupan pribadi yang mulia pula. Kebalikan dari “hidup yang layak bagi Injil” (Fil 1:27a) adalah “hidup sebagai seteru salib Kristus” (Fil 3:18). Sayangnya sekali ini yang sering terjadi dengan sebagian orang yang mengaku diri Kristen, tampak dari sikap mementingkan diri sendiri, focus pada hal yang jasmani sehingga justru menghambat pengabaran Injil. (Fil 3:19).
Kata “hidup” (Yun: politeuomai) merujuk pada kehidupan seorang warga negara atau keikutsertaannya dalam pemerintahan dengan segala peraturan dan kebijakan yang perlu dibuat. Konteks kewarganegaraan surgawi (Fil 3:19-20), harusnya dipahami bahwa kehidupan orang Kristen harus yang layak / pantas sebagai warga negara surgawi. Contoh; gaya hidup warga negara Romawi terlihat begitu beda dengan gaya hidup seorang budak, demikian pula seharusnya gaya hidup orang Kristen harus berbeda dengan gaya hidup orang lain yang menolak Injil.
Bagaimana mengenali orang yang sudah hidup berpadanan dengan Injil Kristus ? Pertama adalah berdiri teguh dalam satu roh. Bukan hanya asal berdiri, tetapi berdiri dengan teguh – berdiri dengan kuat (Rm 14:4; 1 Kor 16:13; Gal 5:1; Flp 4:1; 1 Tes 3:8; 2 Tes 2:15).  Bukan hanya keteguhan tetapi juga kesatuan yang dinyatakan dengan; “satu roh” dan “sehati sejiwa” yang muncul dari Injil (Fil 1:27c). Kesatuan memang bisa terlihat di berbagai konteks, harus ditujukan pada kesatuan dalam memperjuangan Injil (Fil 1:27-28).
Kata “berjuang” (Yun: synathleō) berarti “bersama-sama berjuang.” Penggunaan kata “sehati sejiwa” dan “bersama-sama berjuang” Ini berbicara tentang gaya hidup bergereja yang bukan hanya perorangan tetapi hidup bersama-sama. Perjuangan demi Injil adalah tanggung-jawab seluruh jemaat dan bukan hanya hamba Tuhan atau pekerja gereja.
Pada saat berjuang bersama-sama maka harus ditekankan adanya persatuan. Seringkali kebersamaan tidak disertai kesatuan oleh sebab itu banyak orang justru semakin banyak persoalan. Seharusnya tidak demikian, tetapi kesatuan harus mengikat kebersamaan orang banyak. Jangan ada yang mencoba mencari keuntungan pribadi dari pemberitaan Injil  (Fil 1:15-17). Sikap dalam pelayanan juga perlu diperhatikan; jangan melayani sambil berbantah-bantah dan bersungut-sungut, sehingga tidak menjadi kesaksian bagi orang-orang luar (Fil 2:14-16).      
Kedua, tidak digentarkan oleh lawan (ayat 28a). Hidup berpadanan dengan injil Kristus tidak mudah perlu perjuangan. Selain tantangan untuk hidup kudus tetapi juga sangat mungkin untuk mengalami penderitaan bahkan penganiayaan (Fil 1:30; Kis 16:11-40). Bahkan dibutuhkan keberanian yang besar untuk tetap berjuang demi pemberitaan Injil. Kalaupun ada yang menyakiti, kita tidak perlu melawan atau membalas. Dalam kekristenan  keberanian tidak identik dengan kekasaran, kesetiaan tidak berkaitan dengan kekerasan, loyalitas tidak berujung pada kriminalitas. Tetapi orang Kristen akan bertambah kuat iman ketika terjadi penganiayaan dan tetap bertindak sesuai dengan Injil Kristus. Tetap bersemangat dan tidak gentar terhadap tantangan dalam memberitakan Injil.
Semangat dan keberanian demi injil merupakan tanda keselamatan dari Allah. Orang Kristen akan memiliki keberanian memberitakan Injil, berani untuk membayar harga dan akan merasakan gairah demi sukacita saat memenangkan jiwa. Penderitaan demi Injil adalah kasih karunia (Fil 1:29-30). Bahwa Iman (Ef 2:8-9) dan penderitaan (1Pet 2:19-20) adalah sama-sama kasih karunia Allah.
Di tengah zaman yang sangat hedonis, kesenangan dan kenyamaman manusia diletakkan di barisan paling depan. Segala sesuatu yang tidak menghasilkan perasaan bahagia serta-merta ditolak. Penderitaan karena kebenaran dihindari. Kemakmuran dan kesuksesan jasmani dikejar secara membabi-buta. Allah pun diperalat demi kepuasan dan kenikmatan hidup. Sejatinya iman bukan diukur berdasarkan kekayaan dan kesuksesan, melainkan kesediaan untuk berjuang dan berkorban bagi kebenaran. Keyakinan kepada Tuhan diukur dari penyerahan diri kepada Tuhan Yesus yang memanggil kita untuk menderita.  

Tuhan Yesus memberkati.


Pesan Pastoral: 12 Januari 2019
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam segala hal. Hidup ini tidak mudah oleh sebab itu marilah kita berjuang untuk menjadi pribadi yang sesuai dengan Injil, karena itulah cara yang benar dan tepat agar hidup kita senantiasa dalam perkenan Tuhan yang memberikan pertolongan.


Winner Voice
Berdiri teguh dalam kasih, hidup bersama saling menolong dan berjuang untuk iman adalah gaya hidup orang bergereja.

PENGAKUAN IMAN :  Filipi 1:27-28
 Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh , dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil, dengan tiada digentarkan sedikitpun oleh lawanmu. Bagi mereka semuanya itu adalah tanda kebinasaan, tetapi bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah”.
  1. Aku berkomitnen untuk selalu hidup yang berpadaan dengan Injil Kristus
  2. Aku akan berdiri teguh dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman.
  3. Aku sungguh percaya kepada berita Injil dan oleh sebab itu aku tidak perlu gentar menghadapi kuasa kegelapan. Amin

Hidup Berpadanan Dengan Injil Kristus (1)


                     (2 Korintus 5:17)

Yang Lama Berlalu - Yang Baru Datang

Kita telah masuk di tahun 2020 dan meninggalkan tahun 2019. Kita tidak bisa lagi kembali ke tahun-tahun yang lampau karena itu semua telah menjadi tahun yang berlalu. Demikian juga hidup kita bila di dalam Tuhan Yesus maka telah menjadi ciptaan baru, maka manusia lama kita sudah berlalu dan tidak selayaknya kita menginginkan kembali.
Kata “Ciptaan baru di dalam 2 Korintus 5:17: “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang”, berarti bahwa semua orang yang dalam Kristus, manusia lamanya telah mati bersama kematian Yesus Kristus di kayu salib dan tidak lagi hidup untuk diri sendiri karena telah dibayar lunas melalui pengorbanan-NYA. Kehidupan orang Kristen seharusnya sudah tidak lagi bersifat duniawi; hidup kita sekarang harusnya bersifat rohani (2Kor 5:14-16). Kodrat berdosa kita telah dimatikan bersama disalib-Nya Yesus Kristus, dikuburkan bersama-Nya, dan sama seperti Yesus telah bangkit maka kita juga dibangkitkan untuk “hidup dalam hidup yang baru” (Rm 6:4).
Kata “yang lama sudah berlalu”.  Lama” kata yang merujuk pada segala sesuatu di dalam pribadi lama kita seperti kebiasaan dan nafsu yang tidak sehat, kesukaan berbuat dosa, kesombongan dan pengandalan diri sendiri dan orang lain melebihi Tuhan, opini dan persepsi pribadi yang salah, kasih akan diri-sendiri dan pembenaran diri dll. Tetapi semua hal yang dahulunya kita sukai ini telah berlalu. Kita adalah ciptaan baru yang menatap kepada Kristus dan bukan menatap diri sendiri atau egosentris.
Kata “yang baru sudah datang!” artinya hal-hal yang lama dan usang telah digantikan dengan hal-hal baru, kehidupan yang penuh dengan kemuliaan Allah. Jiwa yang baru akan berkenan terhadap hal-hal rohani dan membenci hal-hal duniawi yang berbau kedagingan. Tujuan, perasaan, keinginan, dan pengertian yang baru sangat berbeda dan kita dapat melihat dunia dari sudut pandang baru yaitu sudut pandang kebenaran. Kita akan memiliki perasaan baru terhadap sesama; ada kasih bagi keluarga dan kerabat, bahkan ada belas kasih yang belum pernah kita rasakan terhadap para musuh, dan kasih bagi semua umat manusia. Dosa yang dahulunya kita pertahankan, sekarang ingin kita buang selamanya. Kita telah “menanggalkan manusia lama serta kelakuannya” (Kol 3:9), dan telah mengenakan “manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya” (Ef 4:24).
Menjadi ciptaan baru terjadi bila “ada di dalam Kristus” atau menjadi orang Kristen; artinya orang yang dengan iman telah menerima dan percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya (Yoh 3:16; Kis 16:31; Ef 2:8-9). Bukan hanya karena dilahirkan dalam keluarga Kristen dan bukan hanya karena pandai berdoa atau rajin ke gereja saja. Tetapi orang Kristen yang aktif dan berusaha keras untuk dapat masuk dalam kehidupan Yesus Kristus, hidup kudus dan berkenan kepada Allah. Bila orang menolak hidup benar dihadapan Allah maka sekalipun beragama Kristen sebenarnya dia ada di luar Kristus (Why 3:20).  
Ketika kita ada di dalam Kristus kita dan menjadi ciptaan baru, artinya hidup kita di regenerasikan, diperbaharui dan dilahirkan kembali yang semua bernilai rohani. Kodrat baru memberikan kita kemampuan untuk bersekutu dan taat kepada kehendak Allah serta melayani-NYA dengan segenap hati. Kodrat lama kita tidak akan mampu untuk melakukannya bahkan tidak ada niat untuk melakukannya (Ef 2:1-3).  
Sebagai ciptaan baru akan terlihat dari perilaku (Mat 7:16-18), ada buah roh yang dapat dihasilkan, yaitu: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikkan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri (Gal 5:22-23). Orang yang ada dalam Kristus maka yang dulunya tidak bisa hidup bersabar kemudian menjadi orang yang tidak mudah marah bahkan dapat mengampuni kesalahan orang lain. Bila dulu hidup dalam kesedihan dan selalu murung tetapi setelah di dalam Kristus akan memiliki semangat yang luar bisa, hidup penuh dengan antusiasme yang tinggi, ada damai sejahtera dan sukacita besar, semuanya itu tidak dibuat-buat dan bersifat menetap dalam pribadi kita (Kol 3:10).
Karena di dalam Kristus ada sifat-sifat baru yang baik akan muncul. Kita akan mengalami suatu yang kita sendiri belum pernah mengalami seumur hidup (Ef 4:24). Bahkan kita benci dengan apa yang dulu kita senangi, tabiat lama yang merupakan perbuatan daging benar-benar telah berlalu (Ef 2:15).
Tuhan Yesus memberkati.


Pesan Pastoral: 5 Januari 2019
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam segala hal. Marilah kita mengejar yang rohani dan meninggalkan yang jasmani karena kita adalah ciptaan baru oleh karena Tuhan Yesus telah berkorban bagi kita. Oleh karena itu kita hidup bukan untuk diri sendiri tetapi untuk memuliakan Tuhan.

Winner Voice
Meninggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru adalah keputusan yang terbaik. .
PENGAKUAN IMAN : 2 Korintus 5:17:
“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang”.
  1. Oleh pengorbanan Tuhan Yesus, aku meninggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru.
  2. Aku adalah ciptaan yang baru; baru dalam perkataanku, perbuatan dan kehendak hidupku.
  3. Aku akan sungguh-sungguh lebih mementingkan hal-hal yang bernilai rohani dibandingkan dengan yang bernilai jasmani.  Amin.

THEMA 2020

UNITY IN CHRIST
(KESATUAN DALAM KRISTUS)
Efesus 4:1-16

Tuhan Yesus memiliki suatu kerinduan hebat yang tertuang dalam doa syafaat kepada Allah BAPA bagi murid-murid yang dikasihi-NYA. Kerinduan besar itu adalah kesatuan menyeluruh dalam Kristus yang didalamnya adalah orang percaya dengan BAPA di Sorga (Yohanes 17:20-21). Hal ini juga menunjukkan dengan jelas kerinduan Tuhan Yesus yang sangat mendalam agar para murid dan semua orang percaya hidup dalam persatuan (unity). Karena Tuhan Yesus sendiri yang berdoa agar kita yang adalah Gereja-Nya hidup dalam persatuan, maka sudah menjadi kewajiban kita sebagai Gereja-Nya untuk meresponi doa Tuhan Yesus ini dengan sebaik-baiknya.
Ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa maka hubungan yang indah antara manusia (ciptaan) dengan Allah (Sang Pencipta) menjadi rusak yang secara otomatis membuat kualitas hidup manusia secara rohani dan jasmani mengalami penurunan. Allah ingin mengembalikan manusia ciptaan Allah kembali pada rancangan-NYA yang sempurna, oleh sebab itu perlu dilakukan perbaikan hubungan yang telah hancur tersebut. Maka Tuhan Yesus datang ke dunia, Kristus datang untuk menyatukan kembali hubungan yang telah rusak oleh dosa tersebut. Mempersatukan manusia dengan Allah Bapa di Surga diperlukan pengorbanan kasih yang luar biasa dan Yesus Kristus harus mati di atas kayu salib (Yohanes 13:13).
Dengan pengorbangan yang luar biasa besar, sebenarnya Tuhan Yesus menginginkan adanya kesatuan utuh yang artinya menjadi satu dan tidak terpisahkan lagi antara ALLAH dan manusia. Kesatuan yang utuh itu memiliki beberapa dimensi yaitu; pertama, ketika orang percaya telah mengalami kesatuan dalam Kristus, maka artinya bagi manusia hanya ada Allah yang Esa - Allah Tri Tunggal (Ulangan 6:4; Yudas 1:25) yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus (Efesus 4:4-6). 
Kedua bahwa, orang percaya juga hanya punya satu iman (kepercayaan), Iman kepada Tuhan Yesus Kristus yaitu iman yang menyelamatkan. Bukan iman hanya sebatas pengetahuan yang bersifat sementara atau iman aknostik yaitu iman orang yang berpandangan bahwa kebenaran tertinggi (Tuhan) tidak dapat diketahui dan mungkin tidak akan dapat diketahui (KKBI). Orang Kristen seharusnya mengenal siapa yang di imaninya maka sudah seharusnya belajar mengenal Allah melalui Yesus Kristus dengan kuasa hikmat dari ROH KUDUS yang menjadi dasar iman (Efesus 3:1; 4:20; Kolose 2:2; Yohanes 17:3)
Ke tiga, orang percaya juga harus dalam satu babtisan (Efesus 4:5) yaitu baptisan Roh Kudus ketika kita percaya dan menerima Tuhan Yesus (Kisah Para Rasul 1:5). Ini merupakan karya Roh Kudus yang mempersatukan semua orang percaya yang telah diselamatkan sebagai tubuh dan Yesus Kristus adalah kepala bagi semua. (Efesus 4:15; 5:23). Oleh sebab itu kita harus selalu menaruh hormat atas kehadiran ROH KUDUS dalam setiap segi kehidupan.
Keempat, bahwa orang percaya hanya boleh punya satu pengharapan (Efesus 4:4).  yaitu pengharapan akan hidup yang kekal dalam Sorga yang mulia melalui Yesus Kristus (Titus 1:2; 3:7). Adalah sebuah kebenaran bahwa tidak ada keselamatan di luar Yesus Kristus (Yohanes 14:6). Sebab itu walaupun hidup dalam dunia yang berat percayalah itu semua sementara dan dalam kendali Tuhan Yesus sehingga tetap ada harapan akan pertolongan Tuhan dan akhirnya kita pasti menjadi pemenang asal tidak lemah iman, maka kita memiliki kekuatan untuk menghadapi semua masalah hidup. (Kol 3:4,11).
Untuk mencapai tujuan kesatuan dalam Kristus sehingga jemaat gereja dapat mengalami kesatuan dan menuju kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus (Efesus 4:13), maka disusun pengajaran dalam beberapa sub thema Gereja Bethel Indonesia “Panembahan Imanuel” dalam setiap ibadah di tahun 2020 yaitu:
1.      Hidup Berpadanan Dengan Injil Kristus (Fil 1:27; Kol 1:10; 1Tes 2:12; Yer 38:20)
2.      Orang-orang Pilihan Allah Yang Dikuduskan Dan Dikasihi-Nya (Kol 3:12; Mzm 138:6; Yes 57:15; Yes 61:1-3; Zef 2:3)
3.      Teguh Berpegang Kepada Kebenaran Di Dalam Kasih (Ef 4:15; Za 8:16; 2Kor 4:2; Mzm 32:2; Mal 4:2)
4.      Anak Manusia Hidup Bagi Dunia (Ams 30:4; Yoh 3:13; Yoh 6:33-38 Ibr 2:7-9)
5.      Pernyataan Roh Untuk Kepentingan Bersama (1Kor 12:7-11; Rm 12:3-8; Mat 25:15; 2Kor 6:1; 1Ptr 4:10)
6.      Ikatan Damai Sejahtera Kristus (Ef 4:3; 1Tes 5:13; Ibr 12:14; Yak 3:17-18; Kol 3:15)
7.      Pembangunan Tubuh Kristus (Rm 14:19; 1Kor 12:27; Rm 15:14; Flp 3:13-28; 1Tes 5:11-14
8.      Kepenuhan Kristus (Yoh 1:16; Yer 32:38-39; Flp 3:8; Ef 1:23; Ef 3:19)
9.      Menuju Kedewasaan Penuh. (1Kor 14:20; Yes 57:20; Yak 1:6; Ibr 5:12-14; Why 19:20)
10.  Satu Tuhan Bagi Semua Orang (1Kor 8:6; Kis 10:36; Flp 1:10-11; Rm 3:30)
11.  Rapi Tersusun Dan Diikat Menjadi Satu (Kol 2:19; Yoh 15:5; 1Kor 12-28; 1 Tes 4:9).
12.  Kehidupan Yang Bersatu Dengan Kristus (Kol 2:1-2; Rm 6:5; Fil 3:10; Why 20:6)
Tanpa kesatuan dalam Kristus mustahil manusia di selamatkan, karena Kristus adalah satu-satunya jalan menuju kepada Bapa, diperlukan ketekunan dan ketaatan untuk mencapai kasih karunia Allah, dan yang pasti oleh kuasa ROH KUDUS kerana tanpa peran ROH KUDUS semua akan sia-sia. Kiranya Tuhan Yesus memberkati perjalanan hidup kita menuju kesatuan dengan Kristus. Amin.  

Pesan Pastoral: 29 Desember 2019
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam segala hal. Menjelang tahun baru 2020 marilah kita bersama-sama berdoa dan mengevaluasi diri, kita tinggalkan hal-hal yang buruk dan ambil serta kembangkan hal-hal yang telah baik. Tuhan Yesus memberkati kita. .


Winner Voice
Tahun berlalu kita bertambah usia, adalah bijaksana bila kita juga bertambah dewasa..

PENGAKUAN IMAN :
Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku (Yohanes 17:20-21)
  1. Aku bersyukur oleh karena sungguh besar kasih karunia Tuhan Yesus.
  2. Aku percaya kepada setiap pemberitaan Firman Tuhan yang mengajarkanku untuk lebih mengasihi Allah. 
Aku percaya telah disatukan dengan kasih BAPA yang memberikan hidup kekal padaku oleh kuasa ROH KUDUS. 

Tuesday, March 31, 2020

YESUS DATANG ADA DAMAI SEJAHTERA (4)


(DANIEL 10:18-19)
Kedamaian Dari Sang Raja Damai 

Dalam Perjanjian Lama “Raja Damai” (Ibr: śar-šālôm) berarti:  seseorang yang menghapus segala unsur yang mengganggu kedamaian; dan seseorang yang mengukuhkan kedamaian”. Gelar ini terletak di bagian akhir tetapi bukan artinya sebutan ini tidak penting, justu sebaliknya, sebutan “Raja Damai” adalah puncak dari seluruh gelar Tuhan Yesus (Yes 9:5).  Sebenarnya bahwa Yesus Kristus Sang Raja Damai akan menganugerahkan kedamaian bagi bangsa-bangsa (Yes 9:3-4,6). Pertama bahwa Raja Damai akan meniadakan penjajahan (ayat 3). Penjajahan digambarkan melalui tiga kata: kuk, gandar, dan tongkat. Semua ini menyiratkan tekanan, pembatasan, dan penindasan.
Raja Damai akan meniadakan peperangan (ayat 4) dan penjajahan. Sang Raja Damai tidak hanya menentang bangsa-bangsa yang kuat yang ingin menjajah bangsa lain, tetapi juga melarang semua jenis peperangan, oleh sebab itu setiap sepatu tentara dan pakaian perang tidak akan diperlukan lagi. Hampir setiap negara memiliki dan terus mengembangkan pertahanan, senjata-senjata militer diperbanyak dan latihan militer terus digalakkan. Bahkan senjata-senjata kimia dan nuklir pun disiagakan. Di mata bangsa dunia kedamaian hanya bisa dicapai melalui peperangan.   
Raja Damai juga akan memerintah dalam keadilan dan kebenaran (ayat 6) sehingga kedamaian akan kokoh. Tidak dicapai dengan kekuatan militer karena Tuhan Yesus tidak akan menggunakan kekerasan sama sekali. Kedamaian tercipta karena akan didasarkan pada keadilan dan kebenaran (Yes 32:17: Bandingkan pemerintahan Raja Daud dan Salomo).
Sekarang di masa Perjanjian Baru ketika Yesus telah lahir, Natal tetap berbicara tentang kedamaian: secara vertikal (orang berdosa dengan Allah) dan horizontal (sesama manusia). Tuhan Yesus inginkan kedamaian bagi seluruh bumi, yang bisa dicapai apabila ada keharmonisan antara sorga dan bumi (Luk 2:14). Ketika orang sadar diri sebagai ciptaan dan  Allah sebagai Pencipta, maka keharmonisan akan didapatkan manusia di muka bumi. Orang harus memberikan kemuliaan kepada Allah sehingga kedamaianpun akan dicurahkan. Kedamaian hidup akan terjadi bila ada pemulihan hubungan antara Allah dan manusia - antara surga dan bumi, Tuhan Yesus telah membuka jalan ini dengan lahir bagi dunia.   
Kedamaian antar manusia terjadi bila orang meneladani Sang Raja Damai Yesus Kristus. Seperti Yesus, orang tidak boleh mengeksploitasi kekuatan dan kekuasaan (Yes 9:5) Teladan Yesus sebagai Hamba Allah yang harus menderita (Yes 52:13-53:12), rela menanggung penderitaan demi kedamaian, Tuhan Yesus bersedia menanggung kehinaan, kesalahpahaman, kesalahan bahkan dosa kita demi kedamaian.
Bagaimana sekarang ? Sudahkah kita didamaikan dengan Allah yang kudus dan sudahkah kita meneladani Tuhan Yesus ?.  Fakta hari ini kita hidup di dunia yang kacau dan rusak akibat dosa tapi situasi apa pun akan bisa kita terima dengan ucapan syukur. Kita akan dapat menerima apa pun dalam hidup ini bila menyerahkan diri kepada Raja Damai; dengan terus berdoa, berserah kepada Tuhan, hidup benar serta mengucap syukur. Seperti yang dialami oleh Yusuf (Mat 1:18-25), Tuhan punya cara untuk menenangkan kita yang sudah berdamai dengan Allah Bapa dan berdamai dengan sesame. Kita akan beroleh istirahat, dan Tuhan yang akan memberikan kebaikan dalam hidup kita.
Orang yang sudah berdamai dengan Allah & sesama, pasti sudah dipulihkan dari manusia lama serta menjadi ciptaan baru, orang yang demikian menjadi dewasa rohaninya. Tanpa kepahitan ataupun sakit hati, orang akan mendapatkan damai sejahtera sejati dari Allah Bapa. Kesimpulannya adalah kita harus memiliki kelegaan hati agar Raja Damai; Tuhan Yesus terus bertakhta dalam hidup kita, maka akan selalu ada kedamaian sejati dalam hidup ini.
Tuhan Yesus memberati.

Pesan Pastoral: 29 Desember 2019
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam segala hal. Marilah kita senantiasa merendahkan diri dihadapan Tuhan dan menyerahkan diri tunduk pada perintah Tuhan sehingga damai sejahtera Kristus ada dalam hidup kita dan kita mendapatkan ketenangan.


Winner Voice
Kita perlu kedamaian sejati yang hanya didapat saat kita berdamai dengan Allah dan sesama.

PENGAKUAN IMAN :
"Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera b di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya." (Lukas 2:14)
  1. Aku menerima Yesus Kristus sebagai Raja di atas segala raja yang memerintah atas seluruh hidupku.
  2. Aku akan terus berusaha kuat untuk menjadi orang yang berkenan dihadapan Raja Damai yaitu Yesus Kritus Tuhan.
  3. Aku percaya kepada Tuhan Yesus yang senantiasa memberikan akan ketenangan dan damai sejahtera sejati.  Amin.

Hidup Berpadanan Dengan Injil Kristus (2)

                            ( Filipi 1:27-30 ) Nasehat Supaya Tetap Berjuang Paulus sedang dalam penjara saat menulis surat kepada jem...