Tuesday, April 28, 2020

Hidup Berpadanan Dengan Injil Kristus (2)


                        (Filipi 1:27-30)

Nasehat Supaya Tetap Berjuang

Paulus sedang dalam penjara saat menulis surat kepada jemaat di Filipi (Fil 1:12-13) dan sedang menantikan putusan pengadilan apakah dihukum mati atau dibebaskan (Fil 1:20-26). Dalam situasi sukar dan tidak menentu seperti itulah, Paulus memberikan nasehat penting yaitu untuk hidup berpadaan dengan Injil Kristus.
Kata “berpadanan” (Yun: axiōs) diterjemahkan dengan kata “layak” (Ing: Worthily). Jadi orang Kristen sudah selayaknya / sepatutnya menghidupi Injil. Perilaku hidup seharusnya mencerminkan Injil yang mulia dan terwujud dalam kehidupan pribadi yang mulia pula. Kebalikan dari “hidup yang layak bagi Injil” (Fil 1:27a) adalah “hidup sebagai seteru salib Kristus” (Fil 3:18). Sayangnya sekali ini yang sering terjadi dengan sebagian orang yang mengaku diri Kristen, tampak dari sikap mementingkan diri sendiri, focus pada hal yang jasmani sehingga justru menghambat pengabaran Injil. (Fil 3:19).
Kata “hidup” (Yun: politeuomai) merujuk pada kehidupan seorang warga negara atau keikutsertaannya dalam pemerintahan dengan segala peraturan dan kebijakan yang perlu dibuat. Konteks kewarganegaraan surgawi (Fil 3:19-20), harusnya dipahami bahwa kehidupan orang Kristen harus yang layak / pantas sebagai warga negara surgawi. Contoh; gaya hidup warga negara Romawi terlihat begitu beda dengan gaya hidup seorang budak, demikian pula seharusnya gaya hidup orang Kristen harus berbeda dengan gaya hidup orang lain yang menolak Injil.
Bagaimana mengenali orang yang sudah hidup berpadanan dengan Injil Kristus ? Pertama adalah berdiri teguh dalam satu roh. Bukan hanya asal berdiri, tetapi berdiri dengan teguh – berdiri dengan kuat (Rm 14:4; 1 Kor 16:13; Gal 5:1; Flp 4:1; 1 Tes 3:8; 2 Tes 2:15).  Bukan hanya keteguhan tetapi juga kesatuan yang dinyatakan dengan; “satu roh” dan “sehati sejiwa” yang muncul dari Injil (Fil 1:27c). Kesatuan memang bisa terlihat di berbagai konteks, harus ditujukan pada kesatuan dalam memperjuangan Injil (Fil 1:27-28).
Kata “berjuang” (Yun: synathleō) berarti “bersama-sama berjuang.” Penggunaan kata “sehati sejiwa” dan “bersama-sama berjuang” Ini berbicara tentang gaya hidup bergereja yang bukan hanya perorangan tetapi hidup bersama-sama. Perjuangan demi Injil adalah tanggung-jawab seluruh jemaat dan bukan hanya hamba Tuhan atau pekerja gereja.
Pada saat berjuang bersama-sama maka harus ditekankan adanya persatuan. Seringkali kebersamaan tidak disertai kesatuan oleh sebab itu banyak orang justru semakin banyak persoalan. Seharusnya tidak demikian, tetapi kesatuan harus mengikat kebersamaan orang banyak. Jangan ada yang mencoba mencari keuntungan pribadi dari pemberitaan Injil  (Fil 1:15-17). Sikap dalam pelayanan juga perlu diperhatikan; jangan melayani sambil berbantah-bantah dan bersungut-sungut, sehingga tidak menjadi kesaksian bagi orang-orang luar (Fil 2:14-16).      
Kedua, tidak digentarkan oleh lawan (ayat 28a). Hidup berpadanan dengan injil Kristus tidak mudah perlu perjuangan. Selain tantangan untuk hidup kudus tetapi juga sangat mungkin untuk mengalami penderitaan bahkan penganiayaan (Fil 1:30; Kis 16:11-40). Bahkan dibutuhkan keberanian yang besar untuk tetap berjuang demi pemberitaan Injil. Kalaupun ada yang menyakiti, kita tidak perlu melawan atau membalas. Dalam kekristenan  keberanian tidak identik dengan kekasaran, kesetiaan tidak berkaitan dengan kekerasan, loyalitas tidak berujung pada kriminalitas. Tetapi orang Kristen akan bertambah kuat iman ketika terjadi penganiayaan dan tetap bertindak sesuai dengan Injil Kristus. Tetap bersemangat dan tidak gentar terhadap tantangan dalam memberitakan Injil.
Semangat dan keberanian demi injil merupakan tanda keselamatan dari Allah. Orang Kristen akan memiliki keberanian memberitakan Injil, berani untuk membayar harga dan akan merasakan gairah demi sukacita saat memenangkan jiwa. Penderitaan demi Injil adalah kasih karunia (Fil 1:29-30). Bahwa Iman (Ef 2:8-9) dan penderitaan (1Pet 2:19-20) adalah sama-sama kasih karunia Allah.
Di tengah zaman yang sangat hedonis, kesenangan dan kenyamaman manusia diletakkan di barisan paling depan. Segala sesuatu yang tidak menghasilkan perasaan bahagia serta-merta ditolak. Penderitaan karena kebenaran dihindari. Kemakmuran dan kesuksesan jasmani dikejar secara membabi-buta. Allah pun diperalat demi kepuasan dan kenikmatan hidup. Sejatinya iman bukan diukur berdasarkan kekayaan dan kesuksesan, melainkan kesediaan untuk berjuang dan berkorban bagi kebenaran. Keyakinan kepada Tuhan diukur dari penyerahan diri kepada Tuhan Yesus yang memanggil kita untuk menderita.  

Tuhan Yesus memberkati.


Pesan Pastoral: 12 Januari 2019
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam segala hal. Hidup ini tidak mudah oleh sebab itu marilah kita berjuang untuk menjadi pribadi yang sesuai dengan Injil, karena itulah cara yang benar dan tepat agar hidup kita senantiasa dalam perkenan Tuhan yang memberikan pertolongan.


Winner Voice
Berdiri teguh dalam kasih, hidup bersama saling menolong dan berjuang untuk iman adalah gaya hidup orang bergereja.

PENGAKUAN IMAN :  Filipi 1:27-28
 Hanya, hendaklah hidupmu berpadanan dengan Injil Kristus, supaya, apabila aku datang aku melihat, dan apabila aku tidak datang aku mendengar, bahwa kamu teguh berdiri dalam satu roh , dan sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari Berita Injil, dengan tiada digentarkan sedikitpun oleh lawanmu. Bagi mereka semuanya itu adalah tanda kebinasaan, tetapi bagi kamu tanda keselamatan, dan itu datangnya dari Allah”.
  1. Aku berkomitnen untuk selalu hidup yang berpadaan dengan Injil Kristus
  2. Aku akan berdiri teguh dalam satu roh, dan sehati sejiwa berjuang untuk iman.
  3. Aku sungguh percaya kepada berita Injil dan oleh sebab itu aku tidak perlu gentar menghadapi kuasa kegelapan. Amin

No comments:

Hidup Berpadanan Dengan Injil Kristus (2)

                            ( Filipi 1:27-30 ) Nasehat Supaya Tetap Berjuang Paulus sedang dalam penjara saat menulis surat kepada jem...