(DANIEL 10:18-19)
Kedamaian
Dari Sang Raja Damai
Dalam Perjanjian Lama “Raja Damai” (Ibr: śar-šālôm) berarti: “seseorang
yang menghapus segala unsur yang mengganggu kedamaian; dan seseorang yang
mengukuhkan kedamaian”. Gelar ini terletak di bagian akhir
tetapi bukan artinya sebutan ini tidak penting, justu sebaliknya, sebutan “Raja
Damai” adalah puncak dari seluruh gelar Tuhan Yesus (Yes 9:5). Sebenarnya bahwa Yesus Kristus Sang Raja Damai
akan menganugerahkan kedamaian bagi bangsa-bangsa (Yes 9:3-4,6). Pertama bahwa Raja
Damai akan meniadakan penjajahan (ayat 3). Penjajahan digambarkan melalui tiga
kata: kuk, gandar, dan tongkat. Semua ini menyiratkan tekanan, pembatasan, dan
penindasan.
Raja Damai akan meniadakan peperangan (ayat 4) dan penjajahan. Sang Raja
Damai tidak hanya menentang bangsa-bangsa yang kuat yang ingin menjajah bangsa
lain, tetapi juga melarang semua jenis
peperangan, oleh sebab itu setiap sepatu tentara dan pakaian perang tidak akan
diperlukan lagi. Hampir setiap negara memiliki dan terus mengembangkan
pertahanan, senjata-senjata militer diperbanyak dan latihan militer terus
digalakkan. Bahkan senjata-senjata kimia dan nuklir pun disiagakan. Di mata bangsa
dunia kedamaian hanya bisa dicapai melalui peperangan.
Raja Damai juga akan memerintah dalam keadilan dan kebenaran (ayat 6)
sehingga kedamaian akan kokoh. Tidak dicapai dengan kekuatan militer karena
Tuhan Yesus tidak akan menggunakan kekerasan sama sekali. Kedamaian tercipta
karena akan didasarkan pada keadilan dan kebenaran (Yes 32:17: Bandingkan
pemerintahan Raja Daud dan Salomo).
Sekarang di masa Perjanjian Baru ketika Yesus telah lahir, Natal tetap berbicara
tentang kedamaian: secara vertikal (orang berdosa dengan Allah) dan horizontal (sesama
manusia). Tuhan Yesus inginkan kedamaian bagi seluruh bumi, yang bisa dicapai
apabila ada keharmonisan antara sorga dan bumi (Luk 2:14). Ketika orang sadar
diri sebagai ciptaan dan Allah sebagai
Pencipta, maka keharmonisan akan didapatkan manusia di muka bumi. Orang harus
memberikan kemuliaan kepada Allah sehingga kedamaianpun akan dicurahkan. Kedamaian
hidup akan terjadi bila ada pemulihan hubungan antara Allah dan manusia -
antara surga dan bumi, Tuhan Yesus telah membuka jalan ini dengan lahir bagi
dunia.
Kedamaian antar manusia terjadi bila orang meneladani Sang Raja Damai
Yesus Kristus. Seperti Yesus, orang tidak boleh mengeksploitasi kekuatan dan
kekuasaan (Yes 9:5) Teladan Yesus sebagai Hamba Allah yang harus menderita (Yes
52:13-53:12), rela menanggung penderitaan demi kedamaian, Tuhan Yesus bersedia menanggung
kehinaan, kesalahpahaman, kesalahan bahkan dosa kita demi kedamaian.
Bagaimana sekarang ? Sudahkah kita didamaikan dengan Allah yang kudus
dan sudahkah kita meneladani Tuhan Yesus ?. Fakta hari ini kita hidup di dunia
yang kacau dan rusak akibat dosa
tapi situasi apa pun akan bisa kita
terima dengan ucapan syukur. Kita akan dapat menerima apa pun dalam hidup ini bila menyerahkan diri kepada Raja
Damai; dengan terus
berdoa, berserah kepada Tuhan, hidup benar serta mengucap syukur. Seperti yang dialami oleh Yusuf (Mat
1:18-25), Tuhan punya cara untuk menenangkan kita yang sudah berdamai dengan
Allah Bapa dan berdamai
dengan sesame. Kita akan
beroleh istirahat,
dan Tuhan yang akan memberikan kebaikan dalam hidup
kita.
Orang yang sudah
berdamai dengan Allah & sesama, pasti sudah dipulihkan dari manusia lama serta menjadi
ciptaan baru, orang yang demikian menjadi
dewasa
rohaninya. Tanpa kepahitan ataupun
sakit hati, orang akan mendapatkan damai
sejahtera sejati dari Allah Bapa.
Kesimpulannya
adalah kita harus memiliki kelegaan hati agar
Raja Damai; Tuhan Yesus terus bertakhta dalam hidup kita,
maka akan selalu ada kedamaian sejati dalam
hidup
ini.
Tuhan Yesus memberati.
Pesan Pastoral: 29 Desember 2019
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR”
rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam segala hal. Marilah kita
senantiasa merendahkan diri dihadapan Tuhan dan menyerahkan diri tunduk pada
perintah Tuhan sehingga damai sejahtera Kristus ada dalam hidup kita dan kita
mendapatkan ketenangan.
Winner Voice
Kita perlu
kedamaian sejati yang hanya didapat saat kita berdamai dengan Allah dan sesama.
PENGAKUAN IMAN :
"Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera b di bumi di antara manusia yang
berkenan kepada-Nya." (Lukas 2:14)
- Aku menerima Yesus Kristus sebagai Raja di atas
segala raja yang memerintah atas seluruh hidupku.
- Aku akan
terus berusaha kuat untuk menjadi orang yang berkenan dihadapan Raja Damai
yaitu Yesus Kritus Tuhan.
- Aku percaya
kepada Tuhan Yesus yang senantiasa memberikan akan ketenangan dan damai
sejahtera sejati. Amin.