Tuesday, March 31, 2020

YESUS DATANG ADA DAMAI SEJAHTERA (3)


(DANIEL 10:18-19)
Saluran Damai Sejahtera
Setiap  manusia ingin mengalami hidup yang damai dan sejahera. Bahkan setiap orang memiliki pemahaman dan ukuran nya sendiri  tentang hal ini karena ada orang yang memahami berdasarkan pada status sosial, kekayaan, ketenangan dan nama baik, bahkan ada yang berdasarkan gelar pendidikan dan lain-lain.  Karena itu kita akan menemukan orang -  orang berambisi di bidang-bidang: sosial politik, ekonomi, pendidikan  dll., bahkan sampai  menghalalkan segala cara untuk meraihnya. Hal ini terjadi karena salah memahami hakikat  damai sejahtera dalam hidup ini.
Damai sejahtera sejati adalah kewajiban sekaligus hak yang dimiliki oleh orang yang menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadinya. Damai sejahtera adalah  suatu akibat  atau buah dari relasi dengan TUHAN, yang maha kasih”.   Kata aslinya dalam bahasa Yunani "eirene" (Ibr: shalom) yang merupakan ekspresi dari kepenuhan, kesempurnaan atau ketenangan jiwa yang tidak dipengaruhi oleh keadaan ataupun tekanan dari luar. Kata eirene menegaskan kekuatan keteraturan yang berlawanan dengan kekacaubalauan.
Damai sejahtera yang sejati bukan menunjuk pada tempat yang nyaman atau kondisi yang tanpa masalah, tetapi lebih pada hati kita. Kalau hati ini tenang maka hidup kita bisa tenang meskipun kondisi sekitar kita tidak tenang. Lalu bagaimana kita bisa memiliki hidup dalam damai sejahtera?
Pertama; Damai sejahtera sejati bersumber dari Tuhan Yesus Kristus. Mungkin dunia bisa menawarkan keadaan tenang tetapi tidak bisa memberi hati yang tenang. Dunia hanya dapat memberikan rasa damai yang semu. Itulah sebabnya Tuhan Yesus menawarkan damai yang sesungguhnya agar kita menikmatinya (ayat 27). Damai sejahtera yang Yesus tawarkan adalah damai sejahtera yang bersumber dari hati yang tenang sehingga situasi atau kondisi di luar tidak berpengaruh pada ketenangan jiwa kita.
Kedua; Damai sejahtera sejati dari Tuhan Yesus Kristus itu kekal. Damai sejahtera dari Allah tidak akan berubah oleh ruang dan waktu (ayat 27a).  Inilah yang membedakan damai sejahtera Allah dengan damai yang ditawarkan dunia ini (ayat 27c). Seringkali kita memilih dikuasai situasi dan kondisi yang tidak bisa kita kontrol maka akibatnya hati kita cemas dan kuatir. Tetapi seharusnya damai sejahtera Allah yang menguasai hidup kita, sehingga tidak ada satu situasi atau kondisi yang membuat kita tidak bisa tenang.
Damai Sejahtera itu  bersumber pada Allah,  yang meliputi segala aspek kehidupan.     Dengan  demikian  bisa kita katakan bahwa  damai sejahtera yang sejati tak lain dan tak bukan adalah  kekuatan untuk merasa tenang ketika berada di dalam badai kehidupan. Ia tidak digoyahkan oleh keragu-raguan, ketakutan, kekuatiran, meskipun berada dalam  pergumulan hidup yang berat  oleh iman adanya penyertaan  Allah.
Implikasi dari kebenaran di atas ialah jika kita tidak merasakan damai sejahtera dalam hidup ini maka ada tiga alasannya: Pertama, kita memang belum memiliki damai sejahtera yang sesungguhnya (Yoh 14:27); Kedua, kita belum mengalami kelahiran baru yang hanya dapat diterima dengan percaya kepada Kristus (Yoh 3:3-5; 2 Kor 5:17); Ketiga, kita sekalipun sudah diselamatkan tetapi tidak merasakan damai sejahtera bisa jadi ada dosa-dosa yang belum dibereskan (Yes 59:2) dan firman Tuhan kurang menguasai hati kita (Yer 29:11).
Yesus Kristus Sang Raja Damai tidak hanya membawa damai sejahtera, tetapi juga mengaruniakannya kepada kita yang percaya kepadaNya (Mar 5:34; Luk 7:50; Yoh 14:27; 20:19,21,26). Selanjutnya kita adalah saluran yang membawa damai sejahtera kepada dunia ini (Luk 10:5; Kis 10:36). Kita dituntut untuk menghilangkan segala kedengkian, amarah, dan dendam dan harus mengubahnya menjadi persekutuan kasih, sukacita dan damai (Ef 4:3-6). Kita tidak hanya berusaha menjauhkan perselisihan, pertengkaran ataupun pertentangan, tetapi juga perlu hidup rukun dan harmonis sebagai sesama anggota tubuh Kristus (Rm 14:19; 1 Kor 14:33). Kedamaian yang memancar dari persekutuan damai dampaknya pastilah tak terhingga, lebih lagi, kita dikenali sebagai anak-anak Allah apabila kita membawa damai dimanapun kita berada. Kristus berkata, “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Mat 5:9).

Pesan Pastoral: 1 Desember 2019
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam segala hal. Kita adalah saluran damai sejahtera Allah bagi dunia oleh sebab itu tidak boleh lelah kita terus mewartakan kabar damai ini kepada semua orang, melalui perkataan kita bahkan lebih lagi melalui perilaku hidup kita.


Winner Voice
Hidup berdamai dengan semua pihak menunjukkan bahwa kita benar-benar anak Allah.

PENGAKUAN IMAN :
"Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu."  (Yohanes 14:27)
  1. Aku menerima damai sejahtera yang berasal dari Allah yang membuat hidupku lebih tenang.
  2. Aku mau hidup berdamai dengan semua pihak agar Allah berkenan dengan hidupku.
  3. Aku mau membawa damai sejahtera bagi banyak orang agar aku layak di sebut sebagai anak Allah.

No comments:

Hidup Berpadanan Dengan Injil Kristus (2)

                            ( Filipi 1:27-30 ) Nasehat Supaya Tetap Berjuang Paulus sedang dalam penjara saat menulis surat kepada jem...