(DANIEL 10:18-19)
Saluran
Damai Sejahtera
Setiap manusia ingin mengalami hidup yang damai dan sejahera.
Bahkan setiap orang memiliki pemahaman dan ukuran nya sendiri tentang hal ini karena ada orang yang
memahami berdasarkan pada status sosial, kekayaan, ketenangan dan nama baik,
bahkan ada yang berdasarkan gelar pendidikan dan lain-lain. Karena itu kita akan menemukan orang - orang berambisi di bidang-bidang: sosial
politik, ekonomi, pendidikan dll., bahkan
sampai menghalalkan segala cara untuk
meraihnya. Hal ini terjadi karena salah memahami hakikat damai sejahtera dalam hidup ini.
Damai sejahtera sejati adalah
kewajiban sekaligus hak yang dimiliki oleh orang yang menerima Yesus Kristus
sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadinya. Damai sejahtera adalah suatu akibat
atau buah dari relasi dengan TUHAN, yang maha kasih”. Kata aslinya dalam bahasa Yunani "eirene" (Ibr: shalom) yang merupakan ekspresi
dari kepenuhan, kesempurnaan atau
ketenangan jiwa yang tidak dipengaruhi oleh keadaan ataupun tekanan dari luar. Kata eirene menegaskan kekuatan
keteraturan yang berlawanan dengan kekacaubalauan.
Damai
sejahtera yang sejati bukan menunjuk pada tempat yang nyaman atau kondisi yang
tanpa masalah, tetapi lebih pada hati kita. Kalau hati ini tenang maka hidup
kita bisa tenang meskipun kondisi sekitar kita tidak tenang. Lalu bagaimana
kita bisa memiliki hidup dalam damai sejahtera?
Pertama; Damai
sejahtera sejati bersumber dari Tuhan Yesus Kristus. Mungkin
dunia bisa menawarkan keadaan tenang tetapi tidak bisa memberi hati yang
tenang. Dunia hanya dapat memberikan rasa damai yang semu. Itulah sebabnya
Tuhan Yesus menawarkan damai yang sesungguhnya agar kita menikmatinya (ayat
27). Damai sejahtera yang Yesus tawarkan adalah damai sejahtera yang bersumber
dari hati yang tenang sehingga situasi atau kondisi di luar tidak berpengaruh
pada ketenangan jiwa kita.
Kedua; Damai
sejahtera sejati dari Tuhan Yesus Kristus itu kekal. Damai
sejahtera dari Allah tidak akan berubah oleh ruang dan waktu (ayat 27a).
Inilah yang membedakan damai sejahtera Allah dengan damai yang ditawarkan dunia
ini (ayat 27c). Seringkali kita memilih dikuasai situasi dan kondisi yang tidak
bisa kita kontrol maka akibatnya hati kita cemas dan kuatir. Tetapi seharusnya
damai sejahtera Allah yang menguasai hidup kita, sehingga tidak ada satu
situasi atau kondisi yang membuat kita tidak bisa tenang.
Damai Sejahtera
itu bersumber pada Allah, yang meliputi segala aspek kehidupan. Dengan
demikian bisa kita katakan
bahwa damai sejahtera yang sejati tak
lain dan tak bukan adalah kekuatan untuk
merasa tenang ketika berada di dalam badai kehidupan. Ia tidak digoyahkan oleh
keragu-raguan, ketakutan, kekuatiran, meskipun berada dalam pergumulan hidup yang berat oleh iman adanya penyertaan Allah.
Implikasi dari kebenaran di atas ialah
jika kita tidak merasakan damai sejahtera dalam hidup ini maka ada tiga
alasannya: Pertama, kita memang belum memiliki damai sejahtera yang
sesungguhnya (Yoh 14:27); Kedua, kita belum mengalami kelahiran baru yang hanya
dapat diterima dengan percaya kepada Kristus (Yoh 3:3-5; 2 Kor 5:17); Ketiga,
kita sekalipun sudah diselamatkan tetapi tidak merasakan damai sejahtera bisa
jadi ada dosa-dosa yang belum dibereskan (Yes 59:2) dan firman Tuhan kurang
menguasai hati kita (Yer 29:11).
Yesus Kristus Sang Raja Damai tidak
hanya membawa damai sejahtera, tetapi juga mengaruniakannya kepada kita yang
percaya kepadaNya (Mar 5:34; Luk 7:50; Yoh 14:27; 20:19,21,26). Selanjutnya
kita adalah saluran yang membawa damai sejahtera kepada dunia ini (Luk 10:5;
Kis 10:36). Kita dituntut untuk menghilangkan segala kedengkian, amarah, dan
dendam dan harus mengubahnya menjadi persekutuan kasih, sukacita dan damai (Ef
4:3-6). Kita tidak hanya berusaha menjauhkan perselisihan, pertengkaran ataupun
pertentangan, tetapi juga perlu hidup rukun dan harmonis sebagai sesama anggota
tubuh Kristus (Rm 14:19; 1 Kor 14:33). Kedamaian yang memancar dari persekutuan
damai dampaknya pastilah tak terhingga, lebih lagi, kita dikenali sebagai
anak-anak Allah apabila kita membawa damai dimanapun kita berada. Kristus
berkata, “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut
anak-anak Allah” (Mat 5:9).
Pesan Pastoral: 1 Desember
2019
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR”
rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam segala hal. Kita
adalah saluran damai sejahtera Allah bagi dunia oleh sebab itu tidak boleh
lelah kita terus mewartakan kabar damai ini kepada semua orang, melalui
perkataan kita bahkan lebih lagi melalui perilaku hidup kita.
Winner Voice
Hidup berdamai dengan semua pihak menunjukkan bahwa kita benar-benar anak
Allah.
PENGAKUAN IMAN :
"Damai
sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa
yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu." (Yohanes
14:27)
- Aku menerima damai sejahtera yang
berasal dari Allah yang membuat hidupku lebih tenang.
- Aku mau hidup berdamai dengan semua pihak agar
Allah berkenan dengan hidupku.
- Aku mau membawa damai sejahtera bagi banyak
orang agar aku layak di sebut sebagai anak Allah.
No comments:
Post a Comment