Tuesday, March 31, 2020

YESUS DATANG ADA DAMAI SEJAHTERA (1)


(DANIEL 10:18-19)

“Doa yang Menghadirkan Tuhan
Daniel adalah tokoh yang dicatat Alkitab sebagai orang yang diberkati Tuhan. Hal ini karena cara hidupnya yang taat kepada kehendak Tuhan. Daniel adalah orang yang memiliki wawasan luas, bijaksana dan dipenuhi hikmat Tuhan. Ketaatannya digambarkan dengan kebiasaannya berdoa 3 kali sehari dengan menghadap ke Yerusalem (Daniel 6:12).
Ketaaatan itulah yang dipandang oleh Tuhan, sehingga beragam mujizat kerap dialaminya. Doa-doa Daniel selalu dihubungkan dengan peristiwa khusus di dalam sejarah Israel ketika di dalam pembuangan. Jawaban-jawaban Tuhan terhadap doa Daniel memberikan pencerahan yang membuka tabir mengenai masa depan Israel, dan bahkan mengenai akhir jaman (Daniel 12).
Pergumulan Daniel bagi bangsanya benar-benar serius. Selain berdoa, ia juga pantang makanan yang sedap serta tidak berurap (ayat 10:2-3). Kesungguhan Daniel pun diperhatikan Tuhan. Tuhan berkenan menemui Daniel melalui suatu penglihatan akan utusan-Nya (ayat 10:4-6). Uniknya, hanya Daniel yang dapat melihat, sementara orang-orang di sekitar dia hanya merasakan ketakutan yang besar (ayat 10:7). Mungkinkah itu terjadi karena mereka tidak memelihara kekudusan seperti yang Daniel lakukan?
Lalu bagaimana dengan Daniel yang mendapat penglihatan itu? Lebih dari rasa takut, Daniel lemah lunglai dan pucat pasi (ayat 10:8). Ia tak tahan mengalami penampakan kemuliaan itu (theophany). Ia jatuh pingsan (ayat 10:9). Walau memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan, Daniel tetap tidak tahan menghadapi kedahsyatan kemuliaan utusan Tuhan itu. Daniel, yang memelihara kekudusan dalam standar yang tinggi, masih perlu dikuatkan dan ditopang oleh utusan Ilahi itu.
Kita tentu senang juga mendengarkan pengalaman-pengalaman ajaib orang tertentu dan ada rasa kagum. Sementara mendengar, mungkin kita berharap bahwa kita pun diberi kesempatan untuk mengalami pengalaman ajaib itu. Tetapi pengalaman ajaib bersama Tuhan dan kemuliaan ilahi hanya sanggup dialami oleh orang-orang yang menjaga kekudusan. Besar dan dahsyatnya kemuliaan yang siap kita alami sebanding dengan kualifikasi kekudusan hidup, kedewasaan iman, dan kesungguhan ketaatan kita sehari-hari. Jika kita ingin mendapatkan pengalaman puncak kemuliaan Tuhan dalam hidup ini, latihlah tubuh dan roh kita dalam penyangkalan diri, ketaatan, serta kekudusan dalam seluruh aspek hidup keseharian kita.
Daniel pasal 10 dituliskan bahwa Nabi Daniel berkabung dan berpuasa selama tiga minggu, lalu mengapa harus 21 hari? Apa makna doa dan puasa Daniel itu?
Pertama adanya kesungguhan hati. Daniel menyikapi penglihatan akan kesukaran besar yang dianggapnya sangat berat dan besar. Daniel dipenuhi kegentaran luar biasa karena penglihatan-penglihatan yang diterimanya. Ini bukan doa basa-basi, tetapi doa karena melihat suatu ancaman yang besar di depan mata. Ini menunjukkan kesungguhan dan intensitas dari sebuah doa dan puasa.
Kedua adanya  peperangan rohani. Doa adalah peperangan rohani (Dan 10:13-14), dan bukan sekedar ritual. Ketika kita berdoa, terjadilah peperangan rohani yang dahsyat. Jawaban Tuhan tertahan hingga 21 hari. Karena ia yang membawa jawaban itu dihadang oleh raja-raja Persia, yang diketahui sebagai simbol-simbol kekuatan yang melawan Tuhan. Ketika Mikhael datang untuk menolong memerangi musuh-musuh di alam roh ini, barulah doa-doa Daniel terjawab.
Ketiga adanya ketekunan dan usaha keras (Dan 10:12). Sadar sedang berada dalam medan peperangan maka diperlukan ketekunan dan usaha yang sungguh-sungguh. Bila saja Daniel berhenti berdoa dan berpuasa pada hari yang ke-15, ke-17 atau bahkan ke-20 mungkin jawaban doa itu tidak akan pernah datang. Itu sebabnya Alkitab mengajar kita untuk bertekun di dalam doa.
Mari kita belajar berdoa dan puasa yang merupakan komponen penting dalam kehidupan kerohanian kita. Sebab hal itu dapat menjadi senjata rohani yang kita kenakan untuk mengerti tentang penyertaan Tuhan, marilah kita merendahkan diri dihadapan-Nya, maka Tuhan akan hadir dan memberikan damai sejahteranya. Amin.
Tuhan Yesus memberkati.

Pesan Pastoral: 1 Desember 2019
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam segala hal. Marilah terus kita belajar menghadirkan Allah dalam hidup ini karena di sanalah kita akan mendapatkan pengalaman ajaib bersama Tuhan yang mendatangkan damai sejahtera. Latih diri untuk berdoa dan berpuasa dengan sungguh-sungguh serta belajar menyangkal diri untuk meningkatkan kualitas rohani kita.

Winner Voice
Janganlah berdoa dan puasa karena tuntutan agama, tetapi lakukan dengan kesungguhan hati untuk menghadirkan Tuhan dalam hidup ini.

PENGAKUAN IMAN :
Lalu dia yang rupanya seperti manusia itu menyentuh aku pula dan memberikan aku kekuatan, dan berkata: "Hai engkau yang dikasihi, janganlah takut, sejahteralah engkau, jadilah kuat, ya, jadilah kuat!" Sementara ia berbicara dengan aku, aku merasa kuat lagi dan berkata: "Berbicaralah kiranya tuanku, sebab engkau telah memberikan aku kekuatan." (Daniel 10:18-19)
  1. Aku percaya kepada Tuhan Yesus yang telah memberikan kekuatan kepadaku
  2. Aku percaya kepada Tuhan yang telah mengasihiku dan membuatku hidup sejahtera.
  3. Aku percaya kepada Tuhan Yesus yang memberikan Firman agar aku menjadi pribadi yang semakin kuat.

No comments:

Hidup Berpadanan Dengan Injil Kristus (2)

                            ( Filipi 1:27-30 ) Nasehat Supaya Tetap Berjuang Paulus sedang dalam penjara saat menulis surat kepada jem...