Menang Atas
Penderitaan (Filipi 1:29)
Di dunia ini
tidak ada seorangpun yang mau menderita, semua orang akan memilih untuk hidup enak,
senang dan nyaman. Tetapi Paulus pernah menulis “Kepada kita dikaruniakan bukan hanya untuk percaya saja tetapi juga
dikaruniakan untuk menderita bagi Dia” (Fil 1:29). Belajar dari Yusuf,
Daniel, Paulus bahkan Tuhan Yesus sendiri yang harus menghadapi penderitaan
hidup karena kebenaran, mereka tetap sanggup melewati berbagai ujian dalam
penderitaan dan berhasil menjadi pemenang. Hal ini terjadi karena kebergantungan
kepada Tuhan sepenuhnya dan oleh kasih karunia Allah yang memberikan kemampuan
untuk menjadi pemenang atas penderitaan.
Dalam dunia ini, Rasul
Paulus menggambarkan kehidupan orang Kristen seperti seorang prajurit. Sebagai seorang prajurit harus selalu
siap untuk berjuang dengan sungguh-sungguh, siap menderita di medan pertempuran
dan patuh kepada komandan. Kita harus sadar bahwa hidup di dunia ini ibarat
berada di medan pertempuran, kita harus terus berjuang mempertahankan iman dan
berperang melawan kuasa-kuasa kegelapan (iblis). Kita diperintahkan untuk
memakai seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kita dapat bertahan
melawan tipu muslihat iblis (Ef 6:11). Dalam hidup
ini ada kalanya kita akan di bawa ke dalam pertempuran yang hebat, tetapi
hendaknya kita tetap percaya pada penyertaan Tuhan tetap waspada tetapi jangan
menjadi takut pada resiko bahaya, sebab Tuhan juga bisa memberikan kita berkat
pertolongan justru persis di depan musuh kita (Maz 23:4-5).
Kedua hidup orang Kristen adalah seperti seorang
olahragawan yang harus tekun berlatih dan taat kepada ketatnya
peraturan yang diberlakukan terlebih di saat mengikuti pertandingan. Olah ragawan yang tidak bermain menurut aturan
pertandingan maka akan didiskualifikasi. Begitu pula di dalam kekristenan, kita
harus patuh kepada aturan yaitu firman Tuhan; selain itu kita harus terus
mendisiplinkan diri untuk tetap fokus kepada tujuan akhir yaitu mahkota
kebenaran dari Tuhan (2 Tim 4:7-8). Mahkota ini adalah ‘stephanos’,
yaitu mahkota hasil perjuangan, yang di dalamnya terkandung berkat-berkat Tuhan
yang senantiasa menyertai kehidupan kita. Penting dalam hal ini adalah kita
harus mencapai garis akhir kehidupan dengan tetap memelihara iman percaya,
sekalipun harus menghadapi penderitaan yang justru merupakan alat penguji bagi
keteguhan iman. Kita tetap harus berpegang pada Alkitab sebagai kebenaran yang
sejati sekalipun harus menderita karena menolak kenikmatan yang dunia tawarkan.
Yang terakhir hidup orang Kristen digambarkan juga sebagai seorang petani yang harus bekerja keras dan tidak boleh “malas
atau lelah” sebab petani yang bekerja keraslah yang mendapat bagian dari hasil
panennya dan bukan petani yang malas. Sekalipun harus melawan situasi alam maka
hanya petani yang rajin bekerja saja yang akan menuai (Ams 20:4). Seorang
petani harus sabar menunggu hingga musim panen tiba sebelum menikmati hasil
jerih payahnya, jadi tidak dalam semalam benih itu bisa dipanen. Seperti petani
demikian juga kita harus belajar untuk tekun dalam bekerja dan terus menabur
agar menghasilkan panem berkat melimpah. Kita juga harus bersabar menunggu
hasil waktu yang tepat, karena hanya pada saat yang tepat kita akan menuai
hasilnya. Dalam proses menunggu itu kita harus tetap sabar dan jangan menjadi
lemah! Masa penantian bisa menjadi derita yang panjang tetapi kita harus tetap
bertahan dengan sabar membangun pengharapan kepada Tuhan yang akan memberikan
kebaikkan kepada kita.
Kasih karunia Allah yang akan membuat kita memiliki keberanian untuk
percaya penuh terhadap Firman Tuhan dan siap membagikannya kepada orang-orang
yang dapat dipercayai. Kasih karunia yang memberikan keberanian untuk menderita
sebagai prajurit Tuhan yang baik dan menyenangkan komandan kita Yesus Kristus.
Selanjutnya kasih karunia juga memberikan keberanian untuk mendisiplin diri
seperti olahragawan yang ingin menjadi juara. Dan akhirnya kasih karunia Tuhan
akan juga memberikan keberanian untuk menabur, bekerja keras sampai berhasil.
Untuk itulah Yesus menjadi teladan dalam hal keberanian untuk menderita, hidup
disiplin dan hidup berbagi kepada 12 murid dan melayani orang banyak. Marilah
kita belajar untuk menerima karunia untuk menderita bagi Tuhan, yang pada
saatnya ini menjadi alat pengujiaan iman yang menyatakan kualitas hidup kita
yang berkenan kepada Allah.
Tuhan Yesus Memberkati.
Pesan Pastoral: 12 Mei 2019
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu
dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam segala hal. Mari kuatkan tekat kita untuk mengasihi Tuhan
dalam segala hidup kita, terus berjuang dalam hidup ini karena setiap derita
yang harus kita tanggung semuanya mengandung janji mulia bila kita menang.
Winner Voice
Perjuangan menegakkan
kebenaran Firman, Tuhan telah menyediakan mahkota kemuliaan.
Pengakuan Iman
Pembacaan
Firman:
Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja
untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia, dalam pergumulan yang sama seperti yang dahulu
kamu lihat padaku, dan yang sekarang kamu dengar tentang aku. (Filipi 1:29-30)
1. Sebab
kepadaku dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga
untuk menderita untuk Tuhan.
2. Dalam
pergumulan hidup aku tetap percaya bahwa Tuhan selalu besertaku dan memberikan
kemenangan.
3. Beserta
Tuhan, aku akan menang dalam pergumulan hidup dan tetap memelihara iman. Amin