Haleluya! Aku mau bersyukur kepada
TUHAN dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan dalam jemaah.
(Mazmur 111:1)
“Respon Orang Benar: Memuji Tuhan”
Setiap orang memiliki kemampuan
meresponi peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Respons tersebut seringkali
berupa hal negatif seperti lontaran kata-kata kesal, keluh-kesah, atau cercaan
dan sedikit sekali ucapan syukur bagi Allah. Orang Kristen marilah kita memuji
Tuhan karena berkat-berkat rohani dan jasmani serta pemeliharaan-Nya atas kita
yang mengasihi dan takut akan Tuhan. Kita harus bertekad untuk tidak hanya
secara pribadi memuji Allah tetapi juga dalam komunitas (Mzm 111:1). Adalah Alkitabiah
untuk memuji Allah secara spontan dan nyaring di dalam gereja.
Tekat kuat untuk bersyukur kepada Allah
dalam pujian dengan segenap hati adalah perbuatan ibadah. Pujian merupakan
ucapan syukur kita yang telah mengalami kebaikan Tuhan dalam hidup. Kita bersyukur
atas perbuatan Allah kepada kita umat-NYA dengan mengumandangkan pujian ibadah
(Maz 103:1-2; Yer 20:13).
Dunia ini penuh dengan perbuatan ajaib
Tuhan yang patut direnungkan dan digemakan (Mzm 111:2-4), agar selalu menjadi
dasar kekuatan kita untuk bersyukur bahkan ketika dunia menyajikan
ketidaknyamanan hidup. Pemeliharaan dan perlindungan Tuhan dalam sejarah bangsa
Israel merupakan pengalaman yang tidak pernah boleh dilupakan (Mzm 111:5-6).
Hal itu juga menjadi keyakinan kuat bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita
orang percaya. Dasar dari ucapan syukur kita pada karakter Allah yang Maha Adil
dan maha Benar yang tidak pernah berubah (Mzm 111:7-8). Inilah yang menjadi suatu
jaminan yang pasti bahwa perjanjian-Nya juga kekal (Mzm 111:9). Dan demi
nama-Nya yang kudus dan dahsyat itu, maka umat umat Tuhan pasti akan mengalami
terus-menerus kasih setia Tuhan. Hanya orang berhikmatlah yang melandaskan
hidupnya pada karakter Tuhan yang teguh tersebut (Mzm 111:10).
Allah tidak pernah berubah, dulu,
sekarang, dan selamanya adalah Allah yang kita sembah dalam Tuhan Yesus (Yes
48:12; Ibr 1:12; 13:8). Dia sudah menyatakan kasih setia-Nya melalui kurban
diri-Nya sendiri di kayu salib (Gal 3:13; Fil 2:8; 1Pet 2:24). Dialah
satu-satunya Pribadi yang dapat kita andalkan untuk menapaki masa depan. Berharap
pada masa depan dengan melihat situasi saat ini memang membuat kita tawar hati,
tetapi melihat karya Tuhan dan sejarah umat Tuhan apalagi meyakini karakter-Nya
yang tak pernah berubah itu akan memberikan pengharapan yang selalu segar (Ams
23:18; Yer 29:11).
Perbuatan Allah yang penuh kuasa dan
yang bersumber dari kasih setia-Nya yang kekal, membangkitkan puji-pujian
kepada-NYA dan kalau bukan kita yang memuji Tuhan maka Allah sanggup
membangkitkan batu-batu untuk bersuara (Luk 19:40; 3:8; Mat 3:9). Pujian karena
pemeliharaan Allah yang luar biasa (Mzm 111:5). Pujian karena
perbuatan-perbuatan Allah (Mzm 111:2b), dan kita akan mendapatkan pengenalan
lebih dalam tentang siapa Allah kita sesungguhnya. Karya-karya Allah tidak saja
menunjukkan kemahakuasaan-NYA (Mzm 111:3a), tetapi juga kebenaran dan kemurahan
Allah (Mzm 111:3b,4). Perbuatan Allah membuat kita teguh beriman bahwa karena
Allah itu setia adanya (Mzm 111:7), seluruh rencana dan semua pekerjaan Allah
akan berlangsung terus selamanya (Mzm 111:8).
Pujian adalah perbuatan manusia beriman
terhadap Allah, sebagai respons balik atas perbuatan - perbuatan Allah yang Maha
Besar, baik, ajaib dan penuh kasih. Karena itu, meskipun pujian memang menyenangkan
hati Allah, namun demikian tidak pernah Alkitab memandang pujian sebagai hal
yang mengandung nilai menghasilkan pahala. Puji-pujian kepada Tuhan semata-mata dilandaskan atas
karya dan sifat Allah yang setia dan penuh kasih dan bukan karena mengharapkan semacam balas
jasa atas keselamatan atau berkat-berkat lain. Pujian yang benar harus
dilakukan dengan segenap hati tanpa pamrih apa pun (Mzm 111:1). Juga pujian
yang benar tidak berhenti hanya pada kegiatan pribadi, tetapi mendorong orang
beriman untuk memuji Allah bersama-sama (Mzm 111:1b). Pujian selalu dihubungkan
dengan hikmat. Pujian adalah ungkapan dari sikap meninggikan Allah, dan karena
itu berhubungan sangat erat dengan takut dan taat kepada Allah. Dalam penilaian
Allah, orang yang sungguh paham kebenaran dan memiliki pengertian untuk menilai
dan bertindak benar adalah orang yang takut akan Allah.
Nyanyian pujian bagi Allah keluar dari kita
yang memiliki hati takut akan Tuhan. Itulah sebabnya, setiap orang Kristen
selayaknya menjadi pemuji kebesaran Allah dalam setiap situasi. Motivasi kita
untuk merenungkan pekerjaan Tuhan setiap hari dalam hidup ini akan mendorong orang
Kristen lain untuk lebih sering memuji nama Tuhan di setiap saat dan tempat.
Tuhan Yesus memberkati.
Pesan Pastoral:
24 Juni 2018
Marilah
kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi
ALLAH dalam hidup ini. Janganlah kita takut untuk mengungkapkan kebaikkan
Tuhan dalam nyanyian pujian karena demikianlah seharusnya respon orang benar
atas segala kebaikkan Tuhan selama kita hidup.
Winner Voice
Kebiasaan
memuji Tuhan dengan segenap hati mempertajam indra iman kita di tengah dunia
yang penuh kepahitan ini.
Pengakuan Iman
Haleluya! Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan
segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan dalam jemaah. (Mazmur
111:1)
Haleluya, pujilah Tuhan hai jiwaku, pujilah karena
karena kasih setia-NYA
Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hati,
memuji Tuhan di setiap waktu karena keadilan dan kebenaran-NYA.
Aku
hendak menaikkan nyanyian pujian kepada TUHAN yang menolong aku meraih masa
depan. Amin....