Thursday, December 20, 2018

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR (4)


Haleluya! Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan dalam jemaah. (Mazmur 111:1)
 “Respon Orang Benar: Memuji Tuhan”
Setiap orang memiliki kemampuan meresponi peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Respons tersebut seringkali berupa hal negatif seperti lontaran kata-kata kesal, keluh-kesah, atau cercaan dan sedikit sekali ucapan syukur bagi Allah. Orang Kristen marilah kita memuji Tuhan karena berkat-berkat rohani dan jasmani serta pemeliharaan-Nya atas kita yang mengasihi dan takut akan Tuhan. Kita harus bertekad untuk tidak hanya secara pribadi memuji Allah tetapi juga dalam komunitas (Mzm 111:1). Adalah Alkitabiah untuk memuji Allah secara spontan dan nyaring di dalam gereja.
Tekat kuat untuk bersyukur kepada Allah dalam pujian dengan segenap hati adalah perbuatan ibadah. Pujian merupakan ucapan syukur kita yang telah mengalami kebaikan Tuhan dalam hidup. Kita bersyukur atas perbuatan Allah kepada kita umat-NYA dengan mengumandangkan pujian ibadah (Maz 103:1-2; Yer 20:13).
Dunia ini penuh dengan perbuatan ajaib Tuhan yang patut direnungkan dan digemakan (Mzm 111:2-4), agar selalu menjadi dasar kekuatan kita untuk bersyukur bahkan ketika dunia menyajikan ketidaknyamanan hidup. Pemeliharaan dan perlindungan Tuhan dalam sejarah bangsa Israel merupakan pengalaman yang tidak pernah boleh dilupakan (Mzm 111:5-6). Hal itu juga menjadi keyakinan kuat bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita orang percaya. Dasar dari ucapan syukur kita pada karakter Allah yang Maha Adil dan maha Benar yang tidak pernah berubah (Mzm 111:7-8). Inilah yang menjadi suatu jaminan yang pasti bahwa perjanjian-Nya juga kekal (Mzm 111:9). Dan demi nama-Nya yang kudus dan dahsyat itu, maka umat umat Tuhan pasti akan mengalami terus-menerus kasih setia Tuhan. Hanya orang berhikmatlah yang melandaskan hidupnya pada karakter Tuhan yang teguh tersebut (Mzm 111:10).
Allah tidak pernah berubah, dulu, sekarang, dan selamanya adalah Allah yang kita sembah dalam Tuhan Yesus (Yes 48:12; Ibr 1:12; 13:8). Dia sudah menyatakan kasih setia-Nya melalui kurban diri-Nya sendiri di kayu salib (Gal 3:13; Fil 2:8; 1Pet 2:24). Dialah satu-satunya Pribadi yang dapat kita andalkan untuk menapaki masa depan. Berharap pada masa depan dengan melihat situasi saat ini memang membuat kita tawar hati, tetapi melihat karya Tuhan dan sejarah umat Tuhan apalagi meyakini karakter-Nya yang tak pernah berubah itu akan memberikan pengharapan yang selalu segar (Ams 23:18; Yer 29:11).
Perbuatan Allah yang penuh kuasa dan yang bersumber dari kasih setia-Nya yang kekal, membangkitkan puji-pujian kepada-NYA dan kalau bukan kita yang memuji Tuhan maka Allah sanggup membangkitkan batu-batu untuk bersuara (Luk 19:40; 3:8; Mat 3:9). Pujian karena pemeliharaan Allah yang luar biasa (Mzm 111:5). Pujian karena perbuatan-perbuatan Allah (Mzm 111:2b), dan kita akan mendapatkan pengenalan lebih dalam tentang siapa Allah kita sesungguhnya. Karya-karya Allah tidak saja menunjukkan kemahakuasaan-NYA (Mzm 111:3a), tetapi juga kebenaran dan kemurahan Allah (Mzm 111:3b,4). Perbuatan Allah membuat kita teguh beriman bahwa karena Allah itu setia adanya (Mzm 111:7), seluruh rencana dan semua pekerjaan Allah akan berlangsung terus selamanya (Mzm 111:8).
Pujian adalah perbuatan manusia beriman terhadap Allah, sebagai respons balik atas perbuatan - perbuatan Allah yang Maha Besar, baik, ajaib dan penuh kasih. Karena itu, meskipun pujian memang menyenangkan hati Allah, namun demikian tidak pernah Alkitab memandang pujian sebagai hal yang mengandung nilai menghasilkan pahala. Puji-pujian  kepada Tuhan semata-mata dilandaskan atas karya dan sifat Allah yang setia dan penuh kasih  dan bukan karena mengharapkan semacam balas jasa atas keselamatan atau berkat-berkat lain. Pujian yang benar harus dilakukan dengan segenap hati tanpa pamrih apa pun (Mzm 111:1). Juga pujian yang benar tidak berhenti hanya pada kegiatan pribadi, tetapi mendorong orang beriman untuk memuji Allah bersama-sama (Mzm 111:1b). Pujian selalu dihubungkan dengan hikmat. Pujian adalah ungkapan dari sikap meninggikan Allah, dan karena itu berhubungan sangat erat dengan takut dan taat kepada Allah. Dalam penilaian Allah, orang yang sungguh paham kebenaran dan memiliki pengertian untuk menilai dan bertindak benar adalah orang yang takut akan Allah.
Nyanyian pujian bagi Allah keluar dari kita yang memiliki hati takut akan Tuhan. Itulah sebabnya, setiap orang Kristen selayaknya menjadi pemuji kebesaran Allah dalam setiap situasi. Motivasi kita untuk merenungkan pekerjaan Tuhan setiap hari dalam hidup ini akan mendorong orang Kristen lain untuk lebih sering memuji nama Tuhan di setiap saat dan tempat.  
Tuhan Yesus memberkati.

Pesan Pastoral: 24 Juni 2018
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam hidup ini. Janganlah kita takut untuk mengungkapkan kebaikkan Tuhan dalam nyanyian pujian karena demikianlah seharusnya respon orang benar atas segala kebaikkan Tuhan selama kita hidup.

Winner Voice
Kebiasaan memuji Tuhan dengan segenap hati mempertajam indra iman kita di tengah dunia yang penuh kepahitan ini.

Pengakuan Iman
Haleluya! Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan dalam jemaah. (Mazmur 111:1)
Haleluya, pujilah Tuhan hai jiwaku, pujilah karena karena kasih setia-NYA
Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hati, memuji Tuhan di setiap waktu karena keadilan dan kebenaran-NYA.
Aku hendak menaikkan nyanyian pujian kepada TUHAN yang menolong aku meraih masa depan. Amin....

No comments:

Hidup Berpadanan Dengan Injil Kristus (2)

                            ( Filipi 1:27-30 ) Nasehat Supaya Tetap Berjuang Paulus sedang dalam penjara saat menulis surat kepada jem...