Thursday, December 20, 2018

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR (3)


Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. (Mazmur 112:1)
 “Berbahagialah Orang Yang ...... ”
Mazmur pertama mengingatkan tentang kebahagian orang yang takut akan Allah (Mzm 1:1-3) yaitu; orang yang suka merenungkan Taurat Tuhan, maka hidupnya akan terjaga, mendapatkan keberhasilan dan keberuntungan.
Yang paling penting di dalam kehidupan seorang yang takut akan Allah ialah bahwa kehendak-Nya terjadi di atas bumi (Mat 6:10). Orang semacam itu mengasihi hukum-hukum Allah karena perintah-perintah-Nya mewakili kebenaran yang dicemooh dunia (Mzm 112:10) Takut akan Tuhan akan membuahkan hidup yang benar dan berkenan kepada-Nya. Keturunannya menjadi pewaris berkat-berkat-Nya baik secara rohani maupun materi. Allah berjanji untuk memberkati mereka yang takut akan Dia dan bersukacita dalam perintah-perintah dalam Alkitab (Mzm 112:1; 119:1-176).
Inilah berkat yang dialami semua orang yang takut kepada Tuhan dan hidup benar di hadapan-Nya. Hidupnya akan penuh dengan kesukaan menaati firman Tuhan (Mzm 112:1). Inilah paradoks yang indah: takut yang benar akan Tuhan mendatangkan kesukaan hidup. Bagi sebagian orang menaati peraturan adalah semata-mata kewajiban legalistik sehingga hal itu merupakan suatu keterpaksaan. Namun bagi kita, peraturan Tuhan justru menyukakan hati karena itu adalah jati diri orang Kristen. Kita menyadari bahwa hidup yang dijalani adalah anugerah Tuhan sehingga setiap peraturan Tuhan diyakini sebagai hal yang mendatangkan kebaikan semata-mata (Rm 8:28). Kita tahu bahwa dengan menerapkan firman Tuhan sepenuhnya dalam hidup, kita akan tinggal dalam ruang anugerah Tuhan. Dengan pemahaman ini, hidup kita tidak akan pernah goyah apalagi sampai meragukan kebaikkan Tuhan (Mzm 112:6-7) bahkan ketika kita berhadapan dengan para musuh (Mzm 112:8). Kita bahkan dimampukan bukan hanya menerima berkat (Mzm 112:2-3) untuk dinikmati sendiri melainkan juga menyalurkan berkat untuk memberkati orang lain (Mzm 112:4-5,9). Salah satu bentuk berkat yang dialami adalah pelipatgandaan, yaitu berkat keturunan (Mzm 112:2).
Kebahagiaan kita bukan ditentukan dari dan oleh ukuran dunia ini yang serba permisif dan melawan Allah karena dunia ini ada di bawah penghukuman Allah. Tetapi saat kita hidup seturut firman-Nya, kita mengalami pemeliharaan Allah dan sukacita yang tidak dapat dipadamkan oleh tantangan dan hujatan dunia ini.
Kata “takut” biasanya berhubungan dengan keadaan jiwa yang tertekan dan tidak tenang. Namun, pengertian tersebut berbeda dalam perikop ini. “Takut” di sini dapat berarti “hormat kepada” atau “kagum akan.” Kita yang berhadapan dengan kuasa dan kehadiran Allah akan merasa takut kepada-Nya (kagum atau hormat kepada Allah) karena peristiwa itu telah membangkitkan keinginan untuk hidup benar di hadapan Allah, dan tunduk terhadap kekuasaan-Nya. Itulah sebabnya kalimat “takut akan Tuhan” dipakai sejajar dengan pengertian “mengabdi” (Ul 6:13), “mengasihi” (Ul 10:12), “beribadah” (Ul 10:20), “hidup menurut jalan-Nya” (Ul 8:6) dan “melakukan ketetapan-Nya” (Ul 6:4). Orang percaya, yang memuji perbuatan besar Allah dan beribadah, akan merasakan aliran kebahagiaan dan kekaguman yang luar biasa hingga akhirnya mengabdikan hidup mereka seluruhnya kepada Tuhan.
Takut akan Tuhan dan cinta firman-Nya akan menerima kelimpahan harta yang luar biasa, sekalipun kehidupannya juga tak lepas dari beragam ancaman (Ul 6:7-8). Harta di sini, bagi pemazmur, bukanlah sepenuhnya bermuara pada harta materi. Hal ini sering menimbulkan salah paham, bahwa orang yang berlimpah harta materi dapat membanggakan diri bahwa Allah berkenan kepada mereka. Sebenarnya pemazmur menyampaikan pesan bahwa berkat materi diperoleh bukan karena mengumpulkan, tetapi karena memberi dengan bermurah hati. Harta terindah bagi kita yang takut akan Tuhan adalah anak cucunya akan perkasa di bumi (Ul 6:2), kebajikan (Ul 6:3), mengalami terang dalam gelap (Ul 6:4), memiliki hati yang pengasihi (Ul 6:4), iman yang tak goyah (Ul 6:6), hati yang tetap teguh, penuh kepercayaan kepada Tuhan (Ul 6:7S).
Tuhan Yesus memberkati.

Pesan Pastoral: 10 Juni 2018
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam hidup ini. Tuhan berpihak kepada kita yang hidup dengan takut akan Allah. Tuhan tidak pernah membiarkan hidup kita menderita dalam kegelapan, ada jaminan pemeliharaan. Inilah ciri rohani umat Kristiani yang mensyukuri sungguh-sungguh berkat Tuhan yang bekerja terus-menerus dalam kehidupannya.

Winner Voice
“Orang yang takut akan Tuhan selalu merenungkan perbuatan Tuhan”.


Pengakuan Iman
Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. (Mazmur 112:1)

Aku mau memuji Tuhan setiap waktu dengan segenap jiwa dan kekuatanku
Aku berbahagia sebagai orang yang takut akan ALLAH; “mengabdi”, “mengasihi”, “beribadah”, “hidup menurut jalan-Nya”  dan “melakukan ketetapan-Nya”.
Asal aku setia melakukan perintah Tuhan, maka aku akan mendapat kebahagaian hidup, ya aku dan semua keturunanku. Amin.

No comments:

Hidup Berpadanan Dengan Injil Kristus (2)

                            ( Filipi 1:27-30 ) Nasehat Supaya Tetap Berjuang Paulus sedang dalam penjara saat menulis surat kepada jem...