Thursday, December 20, 2018

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR (2)


TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." (Kejadian 2:18)
 “Seorang Penolong Baginya”
Penciptaan alam semesta diakhiri oleh penciptaan secara khusus manusia. Sekalipun banyak sekali yang telah diciptakan Tuhan untuk manusia, tetapi Allah mengetahuai bahwa manusia memiliki kodrat yang harus dipenuhi yaitu rasa sepi dan “rasa kurang puas”. Allah telah berencana untuk menyediakan seorang teman yang dapat memenuhi kerinduan hati manusia. Maka diujung penciptaan itulah wanita diciptakan melalui tulang rusuk lak-laki.
Manusia diciptakan untuk bersekutu dan berteman, maka manusia hanya dapat menikmati hidup sepenuhnya apabila dapat berbagi kasih, kepercayaan dan pengabdian ada di lingkungan sebuah hubungan yang intim.
Allah menyediakan manusia seorang penolong yang sepadan, karena semua ciptaan yang lain bukanlah mahluk yang memiliki kesetaraan dengan manusia itu. Penolong sepadan bagi manusia adalah wanita, karena akan menjadi orang yang dapat ikut berbagi tanggung jawab dengan laki-laki, menanggapi sifat laki-laki dengan pengertian dan kasih, serta bekerja sama sepenuhnya dengan laki-laki itu dalam melaksanakan rencana Allah.
Bila dalam kisah penciptaan pertama secara konseptual sudah dijelaskan bahwa pria dan wanita diciptakan setara sebagai gambar Allah (Kej 1:27), proses penciptaan wanita menunjukkan dan memperlihatkan kesetaraan itu.
Pertama, wanita diciptakan untuk menjadi penolong yang sepadan (Kej 1:18). Mengapa? Karena tugas manusia untuk mengelola taman Eden bukan untuk dikerjakan sendirian. Semua binatang yang diciptakan Allah sebelum manusia pertama dijadikan, tidak dapat disepadankan dengan dirinya (Kej 1:20). Maka wanita diciptakan sebagai "penolong yang sepadan" untuk mendampingi manusia itu dalam menunaikan tugas mulia tersebut. Penolong sering dimengerti sebagai sekadar asisten yang berstatus lebih rendah daripada yang ditolong. Padahal kata yang sama digunakan juga untuk menyatakan bahwa Allah adalah penolong Israel (Ul 33:26). Oleh karena itu, penolong di sini justru memiliki fungsi komplementer artinya saling melengkapi. Wanita diciptakan untuk melengkapi pria, sehingga keduanya dapat mewujudkan karya pemeliharaan Allah bagi dunia ini.
Kedua, wanita diciptakan dari tulang rusuk laki-laki, itulah sebabnya manusia itu bisa menyatakan tentang pasangannya, "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku  … "(Ul 33:23). Ada tekanan kesatuan esensi pria dan wanita. Kesatuan esensi inilah yang mendorong adanya persatuan suami istri yang melebihi sekadar persatuan tubuh, melainkan juga dalam setiap aspek kehidupan.
Ketiga, kesetaraan inilah yang harus mendasari pernikahan Kristen. Pria dan wanita yang sama derajat di hadapan Allah memberi diri dipersatukan agar dapat dipakai Allah untuk menjadi alat anugerah-Nya bagi dunia ini. Persatuan ini harus dipelihara dengan tetap saling memberi diri sebagai wujud saling melengkapi, serta menjaga keterbukaan satu sama lainnya (Ul 33:25).
Keempat: sebuah pertanyaan mengapa harus laki-laki dan perempuan? pertanyaan ini mungkin hanya dapat dipahami bagi orang yang telah merasakan "dinamika" hubungan antara pria dan wanita. Jelas hanya Tuhan yang bisa menjawab dengan sempurna pertanyaan ini, tetapi jelas laki-laki adalah sosok yang tidak menemukan pendamping yang sepadan terhadap semua ciptaan lain yaitu binatang atau tumbuhan (Kej 2:20). Allah kemudian tampil dengan menciptakan wanita sebagai satu-satunya yang bisa mengisi peran pendamping yang sepadan itu (Kej 2:21-22). Tetapi Allah melakukan ini setelah suatu penilaian yang mengejutkan: keadaan ‘pria’ yang sendirian itu tidak baik! (Kej 2:18) Dengan kata lain, manusia itu (Ibrani: ha’adam) tidak lengkap / sempurna tanpa wanita.
Kedua pihak yaitu pria dan wanita, adalah makhluk-makhluk yang diciptakan Allah untuk saling melengkapi dan saling menolong. Karena itu, fakta bahwa pasangan hidup, pacar, ataupun rekan kerja/sepelayanan yang berbeda gender, berbeda cara berpikir, bertindak  adalah sesuatu yang harus kita syukuri.
Hal-hal demikianlah yang seharusnya mendasari terjadinya pernikahan dan membentuk keluarga yang berbahagia.

Tuhan Yesus memberkati.

Pesan Pastoral: 10 Juni 2018
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam hidup ini. Memahami dasar penciptaan manusia, maka kita akan menyadari kodrat diri sehingga kita dapat bersikap tepat seperti dalam rancangan Allah yang sempurna.     

Winner Voice
Perbedaan gender adalah karya Allah, dan relasi yang terjadi di antara keduanya mencerminkan gambar Allah dan kasih-Nya yang agung.


Pengakuan Iman
Aku adalah ciptaan Allah untuk mengerjakan karya-karya baik untuk kemuliaan nama-NYA.
Aku mengasihi keluargaku dan berjuang untuk keutuhan dan kebahagian keluarga dalam pertolongan Tuhan.
Kiranya Tuhan menolong aku dan keluarga ku untuk menjadi orang yang benar dan berkenan kepada-MU. Amin.....

No comments:

Hidup Berpadanan Dengan Injil Kristus (2)

                            ( Filipi 1:27-30 ) Nasehat Supaya Tetap Berjuang Paulus sedang dalam penjara saat menulis surat kepada jem...