Matiun 7:21
Setiap manusia pasti ingin diselamatkan dari api
neraka, sekalipun mereka juga menyadari bahwa hidup mereka tidak layak untuk
mendapatkan keselamatan itu. Karena itu umat manusia berusaha dan melakukan
tindakan agama dengan harapan dapat mendapatkan keselamatan.
Tetapi harapan akan keselamatan haruslah diimbangi
dengan kesediaan kita melakukan tindakan-tindakan nyata untuk mengikuti
tata-cara yang tepat agar keselamatan itu dapat diperoleh
Sebagai contoh adalah pada masa Nuh, tata cara
memperoleh keselamatan adalah dengan wujud masuk kebahtera yang dibuat Nuh. Dalam hal ini Nuh disebutnya
sebagai “pemberita kebenaran” artinya
secara pasti tentunya yang diberitakan Nabi Nuh adalah kebenaran, dan yang
mengikuti berita kebenaran yaitu wujudnya dengan ikut dalam bahtera yang Nuh
buat. Ketika jaman Lot tata caranya berbeda yaitu dengan meninggalkan Sodom dan Gomora tanpa
menoleh kebelakang. Sehingga siapa yang melanggar dengan menoleh kebelakan akan
mengalami kegagalan dan mendapatkan kematian.
Sekarang bagaimana dengan kita yang hidup di jaman
Perjanjian Baru ? sementara yang didengar sekarang adalah adanya anggapan bahwa
orang percaya bisa mendapatkan keselamatan secara otomatis, sangat mudah dan tetap
diselamatkan sekalipun tinggal dalam dosa. Inilah anggapan yang keliru karena Yesus
sendiri berbicara dengan jelas bahwa keselamatan harus dilakukan dengan
perjuangan keras, jadi jangan memudahkan proses keselamatan ini. (Mat 19:24;
Mar 10:25; Luk 18:25)
Proses keselamatan kita adalah dengan melakukan
kehendak Allah saja (Mati 7: 21). Kelihatannya mudah tetapi pertanyaan itu
adalah apakah kita sudah melakukan kehendak Bapa ? untuk pertanyaan ini jawaban
banyak orang adalah “belum”. Pertanyaan selanjutnya adalah kapan kita bisa mau
melakukan kehendak Allah Bapa dengan sepenuhnya ? hal ini penting karena setiap
orang dapat saja dipanggil oleh Bapa sorgawi, dan kita harus siap mengadapi
pengadilan Allah ?
Proses keselamatan dengan “melakukan kehendak Bapa. Harus dipikirkan
dengan saksama karena bisa saja waktunya sangat singkat di luar jangkauan kita,
perlu untuk melakukan kehendak Allah adalah sekarang juga.
Kita harus memiliki hidup keagamaan yang lebih kuat
daripada orang Farisi dan Ahli Taurat jika ingin di selamatkan. Ahli Taurat dan
orang Farisi bukanlah orang jahat, tetapi justru dari segi keagamaan adalah
orang yang tekun menjalankan hukum agama dan teliti dalam memelihara Taurat hal
ini berarti kebenaran yang berkaitan dengan perbuatan dan tingkah laku hukum
Taurat. Secara hukum orang farisi dan ahli Taurat tidak melanggar, tetapi
dilihat dari kehendak Allah tidak tepat dan inilah dosa yang lahir dari dari kehendak manusia
sendiri, tetapi bagi yang ingin masuk dalam proses keselamatan Allah kita tidak
boleh melakukan kehendak sendiri tetapi harus melakukan kehendak Allah saja.
Kita bebas dengan keinginan kita yang secara hukum tidak melanggar, tetapi bila
kita diperbudak oleh keinginan kita maka kita telah melalaikan kehendak
Allah. (Yoh 1:4.).
Orang percaya tidak hanya diajar untuk mentaati
hukum tetapi lebih dari itu harus dapat mengerjakan sesuatu yang diluar hukum
tersebut, yaitu melakukan kehendak Allah. Kita harus tepat menjadi orang
seperti yang Allah kehendaki yaitu dengan :
1. Ketaatan
untuk tetap tidak kembali ke dunia yaitu cara berfikir lama yang duniawi tetapi
melakukan kehendak atau keinginan Bapa, dimana setiap pilihan dan keputusan
kita bertindak adalah sesuai dengan selera Bapa di surga.
2. Kecerdasan
Rohani untuk dapat mentaati perintah Firman dalam porses keselamatan Allah. Diperlukan
kecerdasan Rohani untuk mengerti segala sesuatu yang berkenan kepada-Nya yaitu
apa yang baik, yang berkenan dan yang sempurna (Rom 12:1).
3. Melakukan
perubahan diri dalam ketaatan atas kehendak Tuhan. Kita tidak dapat hidup
suka-suka sendiri tetapi harus menanyakan apakah yang menjadi kesukaan Tuhan. (Yoh 8:31 )
Akhirnya orang percaya juga harus tetap dalam firman
Tuhan sehingga tetap menjadi anak Allah yang menjadi ahli waris sorga yang
sejati
Pesan Pastoral : 26 Mei 2013
Anak Allah marilah kita melakukan revolusi rohani. Jadilah “SADAR”
(Semangat, Antusias, Dinamis, Agresif dan Radikal) yaitu selalu memberikan yang
terbaik kepada Tuhan.
Saat kita menjadi orang percaya selanjutnya tuntutan
kita adalah menjadi pribadi yang berkenan di hadapan-Nya yang terus menerus
menyenangkan hati Allah Bapa dengan menegerjakan semua kehendak-Nya.
Winner Voice
Pribadi yang berkenan bukan yang dapat melakukan
mujizat tetapi yang tepat mengerjakan perintah Allah.