Tuesday, March 24, 2020

BERUNTUNG MELAKUKAN FIRMAN TUHAN (4)


(Ulangan 29:9; 1 Raja-raja 2:3)
Menjadi Pelaku Firman Sampai Allah Berkenan (Matius 7:21-23)
Tuhan Yesus menyatakan bahwa orang-orang yang tidak melakukan kehendak Bapa akan ditolak masuk Kerajaan Surga. Memang kontek ayat menunjuk pada nabi-nabi palsu, yaitu orang-orang yang mengaku hamba Tuhan dan telah mengadakan banyak mukjizat, bernubuat, dan menyembuhkan orang sakit, tetapi tidak melakukan kehendak Bapa. Hal ini mengajarkan kepada kita: bahwa jabatan “hamba Tuhan” tidak menjamin telah memiliki hidup yang berkenan kepada Tuhan. Walaupun orang mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan tetapi tidak melakukan kehendak Bapa, tetap terbuang dari hadapan Tuhan. Dalam hal ini percaya berarti pelaku Firman (Yun. Percaya = Pisteuo).
Standar melakukan kehendak Bapa di Sorga adalah seperti yang Tuhan Yesus lakukan. Jadi bila kehidupan kita belum seperti Yesus atau belum seperti yang Bapa kehendaki, itu berarti belum sesuai dengan kehendak-Nya. Selama masih belum seperti Bapa, maka itu berarti masih “luncas atau meleset.” Sebagai orang percaya maka kita harus berubah agar dapat mencapai standar yang Allah (Theos) kehendaki, artinya selalu bertindak sesuai dengan pikiran dan perasaan Allah. Tentu saja hal ini tidak mudah dijangkau, oleh sebab itu perlu perjuangan segenap hidup tanpa batas. Itulah sebabnya Tuhan Yesus menghendaki agar kita yang mau menjadi murid-Nya harus meninggalkan segala sesuatu (Luk. 14:33).
Kita diciptakan hanya untuk “hidup bagi Allah”, artinya bahwa kita harus hidup menyenangkan dan memuaskan hati Bapa. Kekristenan menuntut tindakan baik yang berstandar atas kesucian Allah. Untuk itu kita harus mengalami pembaharuan budi terus menerus sampai mengerti kehendak Allah yang sesungguhnya (Rm. 12:2). Mengerti kehendak Bapa berarti memiliki kepekaan terhadap pikiran dan perasaan Tuhan. Itulah sebabnya Tuhan mengutus Roh Kudus.
Memahami kebenaran Firman Tuhan, kita dapat memiliki kelenturan untuk dapat mengenakan pribadi Kristus, memperagakan seluruh pikiran dan perasaan-Nya, dimana kita belajar  melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya seperti yang Yesus lakukan (Yoh. 4:34). Kita harus merespon dengan berjuang keras untuk dapat melakukan kehendak Bapa.
Banyak orang Kristen tidak pernah mempermasalahkan tentang pentingnya mengerti kehendak Allah. Mereka merasa bahwa ketika mereka pergi ke gereja, berdoa setiap hari (minimal ketika bangun tidur, sebelum tidur, dan juga sebelum makan), atau memberikan persembahan atau persepuluhan kepada Gereja, maka mereka menganggap bahwa mereka sudah melakuan kehendak Allah, dan berhak untuk masuk surga.
Kenyataannya, Tuhan Yesus sendiri yang berkata bahwa standar masuk ke dalam Kerajaan Surga adalah melakukan kehendak Allah atau kehendak Bapa di surga (ay. 21). Hal ini adalah mutlak dan tidak dapat ditolerir lagi. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk mengerti apakah kehendak Allah itu, sehingga kita dapat melakukannya. Ingat bahwa standar yang ditetapkan Tuhan bagi manusia adalah untuk melakukan kehendak Allah, bukan hanya mengerti apalagi hanya mendengar saja.
Ini menjadi suatu peringatan keras bagi kita semua, termasuk bagi orang-orang yang mengaku sebagai hamba Tuhan. Hal ini berarti bahwa kehendak Allah yang sebenarnya jauh lebih dalam dari sekedar membuat tanda-tanda yang terlihat seperti membuat mujizat, mengusir setan, dan bernubuat. 
Adalah sangat menyedihkan jika kita merasa sudah melakukan kehendak Allah melalui tanda-tanda yang terlihat karena yang lebih penting adalah justru yang tidak terlihat seperti perasaan, pikiran dan kehendak hidup kita. Pada hari terakhir, tidak ada lagi kesempatan untuk memperbaiki diri lagi,  jika kita tidak mau berusaha mengerti kehendak Allah, maka bisa dianggap sama dengan orang-orang yang melakukan kejahatan (ay. 23). Sebagai akibatnya, kita ditolak oleh Tuhan Yesus sendiri sehingga tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Surga.
 Tentu jika Tuhan tidak menyayangkan orang-orang yang mengaku sebagai hamba Tuhan, maka ini harus menjadi pergumulan bagi setiap orang yang mengaku percaya kepada Tuhan Yesus. Kita harus sungguh-sungguh mengerti kehendak Allah dan melakukannya dengan tekun dan setia. Ingat, bahwa ketika kita menghadap tahta pengadilan Kristus pada hari terakhir nanti, kita tidak akan ditanya “Apa jabatanmu? Berapa perpuluhanmu?”, dan lain sebagainya. Tetapi pada waktu itu kita akan ditanya, “Apakah kamu sudah melakukan kehendak Allah dalam hidupmu?”.
Tuhan Yesus memberkati.

Pesan Pastoral:  27 Oktober 2019
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam segala hal. Apapun yang kita lakukan hendaknya selalu kita pikirkan dulu sejenak apakah sudah sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan sehingga dapat menyenangkan hati Allah. Marilah kita hanya melakukan apapun yang Allah berkenan.   

Winner Voice
Pelaku Firman adalah orang yang berusaha menjadi pribadi yang berkenan kepada Tuhan.

PENGAKUAN IMAN :
  1. Dengan sunguh-sungguh aku mau melakukan kehendak Allah sesuai Firman Tuhan.
  2. Aku mau menaruh pikiran dan perasaan Kristus agar hidupku berkenan di hati Bapa.
  3. Aku mau berjuang keras agar hidup senantiasa dapat menyenangkan hati Tuhan.

No comments:

Hidup Berpadanan Dengan Injil Kristus (2)

                            ( Filipi 1:27-30 ) Nasehat Supaya Tetap Berjuang Paulus sedang dalam penjara saat menulis surat kepada jem...