(Ulangan 29:9; 1 Raja-raja 2:3)
Menjadi
Pelaku Firman Sampai Allah Berkenan (Matius 7:21-23)
Tuhan Yesus menyatakan bahwa orang-orang yang
tidak melakukan kehendak Bapa akan ditolak masuk Kerajaan Surga. Memang kontek
ayat menunjuk pada nabi-nabi palsu, yaitu orang-orang yang mengaku hamba Tuhan
dan telah mengadakan banyak mukjizat, bernubuat, dan menyembuhkan orang sakit,
tetapi tidak melakukan kehendak Bapa. Hal ini mengajarkan kepada kita: bahwa
jabatan “hamba Tuhan” tidak menjamin telah memiliki hidup yang berkenan kepada
Tuhan. Walaupun orang mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan tetapi tidak melakukan
kehendak Bapa, tetap terbuang dari hadapan Tuhan. Dalam hal ini percaya berarti
pelaku Firman (Yun. Percaya = Pisteuo).
Standar melakukan kehendak Bapa di Sorga
adalah seperti yang Tuhan Yesus lakukan. Jadi bila kehidupan kita belum seperti
Yesus atau belum seperti yang Bapa kehendaki, itu berarti belum sesuai dengan
kehendak-Nya. Selama masih belum seperti Bapa, maka itu berarti masih “luncas
atau meleset.” Sebagai orang percaya maka kita harus berubah agar dapat
mencapai standar yang Allah (Theos) kehendaki, artinya selalu bertindak sesuai
dengan pikiran dan perasaan Allah. Tentu saja hal ini tidak mudah dijangkau,
oleh sebab itu perlu perjuangan segenap hidup tanpa batas. Itulah sebabnya Tuhan
Yesus menghendaki agar kita yang mau menjadi murid-Nya harus meninggalkan
segala sesuatu (Luk. 14:33).
Kita diciptakan hanya untuk “hidup bagi
Allah”, artinya bahwa kita harus hidup menyenangkan dan memuaskan hati Bapa.
Kekristenan menuntut tindakan baik yang berstandar atas kesucian Allah. Untuk
itu kita harus mengalami pembaharuan budi terus menerus sampai mengerti
kehendak Allah yang sesungguhnya (Rm. 12:2). Mengerti kehendak Bapa berarti
memiliki kepekaan terhadap pikiran dan perasaan Tuhan. Itulah sebabnya Tuhan
mengutus Roh Kudus.
Memahami kebenaran Firman Tuhan, kita dapat
memiliki kelenturan untuk dapat mengenakan pribadi Kristus, memperagakan seluruh
pikiran dan perasaan-Nya, dimana kita belajar melakukan kehendak Bapa dan menyelesaikan
pekerjaan-Nya seperti yang Yesus lakukan (Yoh. 4:34). Kita harus merespon dengan
berjuang keras untuk dapat melakukan kehendak Bapa.
Banyak orang
Kristen tidak pernah mempermasalahkan tentang pentingnya mengerti kehendak
Allah. Mereka merasa bahwa ketika mereka pergi ke gereja, berdoa setiap hari
(minimal ketika bangun tidur, sebelum tidur, dan juga sebelum makan), atau
memberikan persembahan atau persepuluhan kepada Gereja, maka mereka menganggap
bahwa mereka sudah melakuan kehendak Allah, dan berhak untuk masuk surga.
Kenyataannya,
Tuhan Yesus sendiri yang berkata bahwa standar masuk ke dalam Kerajaan Surga
adalah melakukan kehendak Allah atau kehendak Bapa di surga (ay. 21). Hal ini
adalah mutlak dan tidak dapat ditolerir lagi. Oleh karena itu, penting bagi
kita semua untuk mengerti apakah kehendak Allah itu, sehingga kita dapat
melakukannya. Ingat bahwa standar yang ditetapkan Tuhan bagi manusia adalah
untuk melakukan kehendak Allah, bukan hanya mengerti apalagi hanya mendengar
saja.
Ini menjadi
suatu peringatan keras bagi kita semua, termasuk bagi orang-orang yang mengaku
sebagai hamba Tuhan. Hal ini berarti bahwa kehendak Allah yang sebenarnya jauh
lebih dalam dari sekedar membuat tanda-tanda yang terlihat seperti membuat
mujizat, mengusir setan, dan bernubuat.
Adalah
sangat menyedihkan jika kita merasa
sudah melakukan kehendak Allah melalui tanda-tanda yang terlihat karena yang lebih penting adalah justru yang
tidak terlihat seperti perasaan, pikiran dan kehendak hidup kita. Pada hari
terakhir, tidak ada lagi kesempatan untuk memperbaiki diri lagi, jika
kita tidak mau berusaha mengerti
kehendak Allah, maka bisa dianggap
sama dengan orang-orang yang melakukan kejahatan (ay. 23). Sebagai akibatnya, kita ditolak oleh Tuhan Yesus
sendiri sehingga tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Surga.
Tentu
jika Tuhan tidak menyayangkan orang-orang yang mengaku sebagai hamba Tuhan, maka ini harus menjadi pergumulan bagi
setiap orang yang mengaku percaya kepada Tuhan Yesus. Kita harus sungguh-sungguh mengerti kehendak Allah dan melakukannya dengan
tekun dan setia. Ingat, bahwa ketika kita menghadap tahta pengadilan Kristus
pada hari terakhir nanti, kita tidak akan ditanya “Apa jabatanmu? Berapa
perpuluhanmu?”, dan lain sebagainya. Tetapi pada waktu itu kita akan ditanya,
“Apakah kamu sudah melakukan kehendak Allah dalam hidupmu?”.
Tuhan Yesus
memberkati.
Pesan Pastoral: 27 Oktober 2019
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu
dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam segala hal. Apapun yang kita
lakukan hendaknya selalu kita pikirkan dulu sejenak apakah sudah sesuai dengan
kebenaran Firman Tuhan sehingga dapat menyenangkan hati Allah. Marilah kita
hanya melakukan apapun yang Allah berkenan.
Winner Voice
Pelaku Firman adalah orang yang berusaha menjadi
pribadi yang berkenan kepada Tuhan.
PENGAKUAN IMAN :
- Dengan sunguh-sungguh aku mau melakukan kehendak
Allah sesuai Firman Tuhan.
- Aku mau menaruh pikiran dan perasaan Kristus agar
hidupku berkenan di hati Bapa.
- Aku mau berjuang keras agar hidup senantiasa
dapat menyenangkan hati Tuhan.
No comments:
Post a Comment