Tuesday, March 24, 2020

BERUNTUNG MELAKUKAN FIRMAN TUHAN (1)


BERUNTUNG MELAKUKAN FIRMAN TUHAN (1)  
(Ulangan 29:9; 1 Raja-raja 2:3)
Pesan Daud Kepada Anaknya (1Raja-raja 2:3)
Ketika Daud telah lanjut usia dan telah dekat ajalnya, dia memanggil putranya Salomo, dan memberikan pesan-pesannya yang terakhir (1 Raj. 2:1). Kata “berpesan” (Ibrani: tsavah) berarti memerintah / memberi perintah, memesankan dan memberi tugas. Jadi bahwa pesan yang diberikan Daud kepada Salomo adalah sebuah perintah raja kepada raja selanjutnya.
Pesan pertama adalah “kuatkanlah hatimu dan berlakulah seperti laki-laki.” artinya supaya memiliki sikap mandiri. Kemandirian seseorang dimulai dari cara berpikir, maka sebenarnya kedewasaan tidak ditinjau dari usia tetapi dilihat dari keperibadian dan cara berpikir. Salomo masih relatif muda ketika menjadi Raja Israel. Oleh karena itu, pesan ini sangatlah penting untuk memupuk keberanian dalam memimpin kerajaan dengan kokoh.  
Pesan kedua adalah melakukan kewajiban dengan setia kepada Tuhan. Tentunya sebagai raja ada tanggung jawab dan kewajibannya sangat besar. Namun yang terutama dari semua tugasnya adalah mengutamakan Allah di atas segalanya. Melakukan kewajiban dengan setia terhadap TUHAN memang tidak mudah, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Diperlukan adanya pengorbanan, ketulusan hati, ketaatan dan kesetiaan.
Pesan ketiga yaitu hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Kata “Jalan” (Ibrani: derek) yaitu sifat atau tingkah laku seseorang, entah baik atau buruk, taat atau tidak taat, percaya atau tidak percaya. Jadi, kata jalan di sini menunjukkan bahwa hukum Musa memberi umat Allah pola hidup yang memiliki tujuan, memiliki sifat yang baik dan dapat dipercaya, bertingkah laku yang taat dan setia. Orang tidak diperkenankan menyimpang ke kanan atau ke kira apa bila mereka mau beruntung dengan hidup menurut Firman Tuhan (Yos. 1:7). Hidup menurut jalan yang ditunjukkan Tuhan yaitu dengan cara;
A. Tetap mengikuti segala ketetapan. (Ibrani lisemor khuqotayv) yang berarti menjaga/memelihara undang-undang atau hukum. kata “Tetap” berarti tidak berubah baik keadaannya maupun kedudukannya. Hukum itu terbentuk menurut pola-pola tetap dan tertentu serta tidak berubah-ubah. Jadi, apa yang telah ditetapkan oleh Allah maka hal itu konsisten, kekal dan tidak berubah-ubah.
B. Tetap mengikuti segala Perintah (Ibrani: mitsvah) menyiratkan bahwa Tuhan yang menyuruh umat-Nya. Juga memiliki konotasi yaitu sebuah aturan dari pihak atas yang harus dilakukan: dan ini merupakan perintah dari superior kepada inferior (perintah Allah kepada umat-Nya) yaitu hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya. Jadi apapun hendak kita harus dilakukan dengan bertanya terlebih dahulu kepada Allah dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri tetapi hidup menurut perintah TUHAN.  
C. Tetap mengikuti segala “Peraturan” (Ibrani: misypat - berasal dari kata syafat) yang berarti mengadili atau memerintah. Kata kerja Syafat biasanya digunakan untuk “menghakimi,” namun tidak jarang juga merangkum makna “memerintah.  Makna dasar dari syafat (bertindak sebagai hakim) terdapat dalam naskah-naskah mengenai kegiatan orang-orang yang betul-betul “menghakimi orang,” yakni dengan “menimbang perkaranya” lalu “memberi keputusan,” biarpun keputusan itu berupa penghukuman atau kebebasan. Dalam bahasa Inggris menggunakan kata judgment yang berarti pendapat, keputusan dan pertimbangan. Sebagian peraturan dalam hukum Taurat bersifat kasuistik, berdasarkan keputusan Allah terhadap kasus tertentu (Bil 36). Hukum Tuhan berfungsi untuk mengatur umat-Nya dengan baik, mencegah kekacauan dan hal moral lainnya. Dalam hal ini agar kita menjadi hakim yang adil dan bijaksana, menimbang perkara dan memberi keputusan yang tepat dan sewajarnya.
D. Tetap mengikuti segala ketentuan (Ibrani: edut) yang artinya tabut hukum, loh batu dan peringatan. Namun dalam bahasa Inggris kata ini diterjemahkan dengan testimony yang mengandung unsur kesaksian. Hal ini memang sesuatu yang sudah tentu atau yang telah ditentukan; sebagaimana Alkitab bagi kita.
Kesimpulannya adalah bahwa dasar di dalam bersikap benar adalah pertama, melakukan kewajiban dengan setia kepada TUHAN. Kedua, hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Ketiga, tetap mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuan-Nya, seperti yang tertulis dalam Alkitab. Jadi, apa bila kita menaati Firman Tuhan serta melaksanakan pemerintahannya seperti yang tertulis, maka kita akan beruntung dalam segala yang kita lakukan dan dalam segala yang kita tuju.
Tuhan Yesus memberkati.

Pesan Pastoral:  29 September 2019
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam segala hal. Marilah kita setia dan tekun mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuan-Nya, seperti yang tertulis dalam Alkitab. Hal inilah yang membuat kita hidup dalam keberuntungan.

Winner Voice
Dasar bersikap benar adalah melakukan kewajiban dengan setia kepada TUHAN

No comments:

Hidup Berpadanan Dengan Injil Kristus (2)

                            ( Filipi 1:27-30 ) Nasehat Supaya Tetap Berjuang Paulus sedang dalam penjara saat menulis surat kepada jem...