BERUNTUNG MELAKUKAN FIRMAN
TUHAN (1)
(Ulangan 29:9; 1 Raja-raja 2:3)
Pesan Daud
Kepada Anaknya (1Raja-raja 2:3)
Ketika Daud telah lanjut usia dan telah dekat ajalnya, dia memanggil putranya Salomo, dan memberikan pesan-pesannya yang terakhir (1 Raj. 2:1). Kata “berpesan” (Ibrani: tsavah) berarti memerintah / memberi perintah, memesankan
dan memberi tugas. Jadi bahwa
pesan yang diberikan Daud kepada Salomo adalah sebuah perintah raja kepada raja
selanjutnya.
Pesan pertama adalah “kuatkanlah
hatimu dan berlakulah seperti laki-laki.” artinya supaya memiliki sikap mandiri. Kemandirian seseorang dimulai dari cara berpikir, maka sebenarnya kedewasaan tidak ditinjau dari usia
tetapi dilihat dari keperibadian dan cara berpikir. Salomo masih relatif muda
ketika menjadi Raja Israel. Oleh karena itu, pesan ini sangatlah penting untuk
memupuk keberanian dalam memimpin kerajaan dengan kokoh.
Pesan
kedua adalah melakukan
kewajiban dengan setia kepada Tuhan. Tentunya
sebagai raja ada tanggung jawab dan kewajibannya sangat besar. Namun
yang terutama dari semua tugasnya adalah mengutamakan Allah di atas segalanya. Melakukan
kewajiban dengan setia terhadap TUHAN memang tidak mudah, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Diperlukan adanya
pengorbanan, ketulusan hati, ketaatan dan kesetiaan.
Pesan ketiga yaitu hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Kata “Jalan” (Ibrani: derek) yaitu sifat
atau tingkah laku seseorang, entah baik atau buruk, taat atau tidak taat,
percaya atau tidak percaya. Jadi, kata jalan di sini menunjukkan bahwa hukum
Musa memberi umat Allah pola hidup yang memiliki tujuan,
memiliki sifat yang baik dan dapat dipercaya, bertingkah laku yang taat dan
setia. Orang tidak diperkenankan menyimpang ke kanan atau ke
kira apa bila mereka mau beruntung dengan
hidup menurut Firman Tuhan (Yos. 1:7). Hidup menurut jalan yang
ditunjukkan Tuhan yaitu dengan cara;
A. Tetap mengikuti
segala ketetapan.
(Ibrani lisemor khuqotayv)
yang berarti menjaga/memelihara undang-undang atau hukum. kata
“Tetap” berarti tidak berubah baik keadaannya maupun kedudukannya. Hukum itu
terbentuk menurut pola-pola tetap dan tertentu serta tidak berubah-ubah. Jadi, apa yang telah ditetapkan oleh Allah maka hal itu
konsisten, kekal dan tidak berubah-ubah.
B. Tetap mengikuti
segala Perintah
(Ibrani: mitsvah) menyiratkan
bahwa Tuhan yang menyuruh umat-Nya. Juga memiliki konotasi yaitu sebuah aturan
dari pihak atas yang harus dilakukan: dan ini merupakan perintah dari superior
kepada inferior (perintah Allah kepada umat-Nya) yaitu hidup menurut jalan yang
ditunjukkan-Nya, dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya. Jadi apapun hendak kita harus
dilakukan dengan bertanya terlebih dahulu kepada Allah dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri tetapi hidup
menurut perintah TUHAN.
C. Tetap mengikuti segala “Peraturan” (Ibrani: misypat -
berasal dari kata syafat) yang berarti mengadili atau
memerintah. Kata kerja Syafat biasanya digunakan untuk “menghakimi,” namun tidak jarang
juga merangkum makna “memerintah. Makna dasar dari syafat (bertindak sebagai hakim) terdapat dalam naskah-naskah
mengenai kegiatan orang-orang yang betul-betul “menghakimi orang,” yakni dengan
“menimbang perkaranya” lalu “memberi keputusan,” biarpun keputusan itu berupa
penghukuman atau kebebasan. Dalam bahasa
Inggris menggunakan kata judgment yang berarti pendapat,
keputusan dan pertimbangan. Sebagian peraturan dalam hukum Taurat bersifat
kasuistik, berdasarkan keputusan Allah terhadap kasus tertentu (Bil 36). Hukum Tuhan berfungsi untuk mengatur
umat-Nya dengan baik, mencegah kekacauan dan hal moral lainnya. Dalam hal ini agar kita menjadi
hakim yang adil dan bijaksana, menimbang perkara dan memberi keputusan yang
tepat dan sewajarnya.
D. Tetap mengikuti segala ketentuan (Ibrani: edut) yang artinya tabut hukum, loh
batu dan peringatan. Namun dalam bahasa Inggris kata ini diterjemahkan
dengan testimony yang mengandung
unsur kesaksian. Hal ini memang sesuatu yang sudah tentu atau yang
telah ditentukan; sebagaimana Alkitab bagi
kita.
Kesimpulannya adalah bahwa dasar di dalam bersikap benar
adalah pertama, melakukan kewajiban dengan setia kepada TUHAN. Kedua, hidup
menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Ketiga, tetap mengikuti segala ketetapan,
perintah, peraturan dan ketentuan-Nya, seperti yang tertulis dalam Alkitab. Jadi, apa bila kita menaati Firman
Tuhan
serta melaksanakan pemerintahannya seperti yang tertulis, maka kita akan beruntung dalam segala yang kita lakukan dan dalam segala yang kita tuju.
Tuhan Yesus
memberkati.
Pesan Pastoral: 29 September 2019
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu
dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam segala hal. Marilah kita
setia dan tekun mengikuti
segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuan-Nya, seperti yang tertulis
dalam Alkitab. Hal inilah yang membuat kita hidup dalam keberuntungan.
Winner Voice
Dasar bersikap benar adalah melakukan kewajiban
dengan setia kepada TUHAN
No comments:
Post a Comment