Konsistensi Dalam Bersyukur (Mazmur 136:1-4)
Masihkah kita konsisten untuk bersyukur kepada Tuhan?
Mungkin kita tidak menyadari bahwa sudah cukup lama tidak mengucap syukur lagi
kepada Tuhan. Atau kita merasa bahwa segala apa yang kita perbuat adalah hasil
dari usaha dan kerja keras sendiri, jadi untuk apa kita bersyukur kepada Tuhan?
Sebaliknya mungkin ada yang berkata bahwa sudah sekian lama juga berdoa dan
berharap kepada Tuhan, tetapi tidak juga menerima jawaban atas segala masalah,
jadi untuk apalagi berharap dan bersyukur ?
Tuhan menginginkan kita konsisten untuk mengucap
syukur, apapun kondisi dan masalah yang kita hadapi, entah itu baik ataupun
buruk, (1Tes 5:18). Mulailah bersyukur dengan apa yang masih kita miliki saat
ini. Bersyukur kalau kita masih bisa makan dan minum walaupun sangat sederhana.
Kalaupun kita diberkati dengan harta kekayaan, tetaplah ucapkan syukur kepada
Tuhan oleh karena semuanya itu ada karena kasih karunia-NYA. Mengucap syukur
juga jika kita belum menemukan pasangan hidup yang sesuai karena percaya bahwa
Tuhan tahu yang terbaik bagi kita. sebenarnya ucapan syukur bukan hanya ketika
kita mendapat berkat saja tetapi di dalam segala keadaan, bahkan di dalam keadaan yang paling buruk
sekalipun kita harus tetap mengucap syukur kepada Allah (Maz 118:28).
Setiap hari setidaknya ada 3
hal yang membuat kita konsisten bersyukur
1. Karena maut telah ditelan dalam kemenangan (1 Kor 15:54-55).
Kita patut bersyukur karena sebagai orang Kristen,
kita memegang kebenaran akan kebangkitan dan hidup benar dalam hubungannya
dengan aspek persekutuan kekal dengan Tuhan. Kita percaya bahwa orang mati
dalam Tuhan akan dibangkitkan dalam keadaan tidak binasa dengan tubuh kemuliaan
(1Kor 15:51-53). Bahwa kuasa maut telah dilenyapkan oleh kebangkitan Yesus
Kristus dan kita menerima kuasa kebangkitan-NYA itu (1Kor 15:54-56). Kita yang
gigih untuk tetap beriman kepada Tuhan Yesus tidak akan sia-sia (1Kor 15:57-58).
2. Karena ada Roh TUHAN yang menolong. (Zak 4:6-10)
Zerubabel – Bupati Yehuda dan Yosua – Imam Besar
menghadapi masalah yang sangat besar seperti yang di gambarkan dengan “suatu
gunung yang besar”: Karena ternyata bahwa orang-orang Samaria menolak ikut
dalam pembangunan Bait Allah dan tidak adanya sokongan moril karena sikap
bangsa Yehuda yang acuh tak acuh, dan lagi tidak ada uang / dana untuk
pembangunan Bait Allah. tetapi luar biasa dengan pertolongan Tuhan tepat pada
tahun 516 SM pembangunan Bait Suci diselesaikan.
Bagaimana kita bisa dengan teguh dan tegar walau ada
tantangan hidup setinggi gunung dan sedalam lembah? Tentu bukan dengan
mengandalkan kekuatan sendiri, pengalaman pribadi ataupun
keterampilan-keterampilan yang dilatih semata-mata, tetapi dengan sepenuhnya
mengandalkan Tuhan. Dan karena Allah di pihak kita maka kita tidak perlu takut
terhadap tantangan besar karena Allah Maha Besar sanggup membawa kita kepada
kemenangan. Dan yang pasti Allah telah memberikan ROH KUDUS untuk menjadi penolong
yang menyertai kita.
3. Karena TUHAN bersedia hadir dalam gereja-NYA.
Waktu Bait ALLAH selesai
maka Tuhan hadir dan Raja Salomo menyampaikan doa ucapan syukur. Sebenarnya Bait
ALLAH sama seperti gereja bukan saja menjadi tempat bertemunya orang-orang
beriman untuk beribadah bersama tetapi lebih lagi Allah rindu agar gereja-NYA
(Tubuh/ hidup kita, rumah tangga dan komunitas orang percaya dapat menjadi:
A.
Rumah Doa (2Tawarikh 6:20:23) dimana Tuhan bersedia mengabulkan
seruan doa. Yang penting adalah hiduplah dalam kebenaran, karena orang benar
akan memiliki kerajaan Sorga, dimana Tuhan bertahta sehingga dengan kuasa-NYA
tidak ada suatupun yang mustahil
B.
Rumah Kesembuhan (2Tawarikh 6:24-28-33). Kesembuhan dalam segala bidang,
tidak hanya karena tubuh yang sakit saja, tetapi juga bisnis yang “sakit” atau
keluarga yang “sakit”, maka ketika Tuhan hadir dalam hidup kita ada kesembuhan yang dapat kita terima.
C.
Rumah Mujizat (2Tawarikh 6:34-42). Ketika kita bersyukur akan
kehadiran Allah dalam hidup sebenarnya hidup kita menjadi rumah mujizat di mana
kuasa Tuhan sangat leluasa bekerja memberikan kebaikkan hidup.
Tuhan Yesus memberkati.
Pesan Pastoral: 11 Agustus 2019
Marilah
kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi
ALLAH dalam segala hal. Apapun
masalah dalam hidup ini tetaplah bersyukur, karena dengan bersyukur akan
mengubah keadaan hati lebih baik dari pada bersungut-sungut, sehingga kita akan
memiliki semangat hidup yang positif.
Winner Voice
Konsistensi dalam bersyukur
membuktikan seseorang dalam kedewasaan rohani yang baik, sebaliknya orang yang
suka bersungut-sungut akan membuktikan masih kanak-kanak.
Pengakuan Iman
Pembacaan
Firman:
“Bersyukurlah
kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. ".
(Mazmur 136:1)
1. Apakah
kepentingan kita untuk bersyukur kepada ALLAH?
2. Apakah
ada perubahan yang dalam diri bila kita terus bersyukur?
3. Orang
yang suka bersyukur adalah orang yang dewasa rohani, coba jelaskan mengapa?
Amin.
No comments:
Post a Comment