Saturday, November 9, 2019

TUHAN DI PIHAK-ku (2) (Mazmur 118)


Konsistensi Iman (Ibrani 13:1-6)
Kita perlu konsistensi iman untuk dapat menyakini bahwa Tuhan ada dipihak kita. Kosistensi iman akan tampak dari praktik iman yang harus dimulai dari diri sendiri dan dikehidupan sehari-hari. Justru di lingkungan sendiri, yaitu keluarga, gereja dan tempat kerja / beraktifitas, iman kita akan terus diuji apakah memiliki ketahanan untuk tetap percaya bahwa Tuhan dipikak kita?. Sebenarnya wujud iman tidak boleh hanya tampak dari keyakinan untuk mendapatkan mujizat atau tidak menyangkali Tuhan Yesus, tetapi iman seharusnya terlihat konsisten dalam mengerjakan segala hal dengan tetap mengedepankan kepercayaan bahwa ada Tuhan dalam setiap segi kehidupan.
Ibrani 13:1-6 berisi nasehat praktis agar iman kita sebagai orang Kristen dapat dilihat oleh banyak orang dan bisa menjadi tanda apakah sebenarnya kita orang beriman ?. Hal pertama dan yang utama yang harus ada dalam kehidupan kristen adalah memelihara kasih persaudaraan (Ibr 13:1). Semua tekanan dari luar sekalipun itu berupa penganiayaan dan rasa benci terhadap kita tidak boleh menjadikannya alasan untuk hanya peduli pada diri sendiri. Justru kita harus meneguhkan kasih persaudaraan agar dapat saling menguatkan (Ibr 13:1). Kekristenan tidak sekadar dinasihati untuk saling mengasihi, melainkan menekankan pemeliharaan kasih antar saudara seiman. Penekanan ini sangat penting, karena ketika kita semakin mengenal, maka semakin banyak terlihat kekurangan orang tersebut. Hal ini dapat membuat hati kecewa dan akhirnya kasih menjadi luntur. Namun sebagai orang Kristen kita seharusnya kebal terhadap kekecewaan semacam ini, karena itu semakin mengenal pribadi saudara seiman dengan segala kekurangannya, kita tetap dapat mengasihi.
Memelihara kasih persaudaraan terwujud dari kerelaan memberi tumpangan kepada saudara seiman (Ibr 13:2). Memberi tumpangan merupakan bentuk kebaikan yang wajar bagi setiap orang termasuk orang Kristen pada zaman itu karena belum ada penginapan (hotel). Orang yang lelah dan lapar banyak ditemui di kota-kota ataupun di pintu rumah seseorang dan berharap diizinkan tinggal. Terlebih sekarang bila ada orang Kristen baru, karena mungkin penganiayaan akan datang pada mereka yang dari keluarga sendiri misalkan mengusir mereka ke luar dari rumahnya. Apabila ini terjadi maka kewajiban kita untuk menampung mereka. Kita juga harus memperhatikan saudara seiman yang dipenjarakan karena iman, maka kasih sejati akan berani mengambil risiko menolong mereka (Ibr 13:3).
Kedua; bahwa kebaikkan tidak boleh hanya diberikan kepada orang Kristen saja melainkan kepada juga orang lain dan kebaikan itu harus melebihi kebaikan yang dilakukan oleh orang non Kristen. Karena itu, kita juga harus memberi “tumpangan” kepada orang lain yaitu semua orang yang pantas menerima kebaikan dengan tetap menaruh kewaspadaan. Kita juga harus menunjukkan kasih kepada orang-orang hukuman yang bisa jadi bukan orang Kristen juga, karena mereka tidak mempunyai kebebasan untuk datang meminta belas kasihan. Sebagai orang Kristen, kita harus berinisiatif dan mendatangi orang-orang yang membutuhkan kasih Kristus.
Ketiga, menjaga konsistensi iman. Ke-yakinan bahwa Tuhan dipihak kita sebenarnya ditandai dengan kekudusan pernikahan. Allah tidak akan berada di antara orang yang sengaja melanggar kekudusan pernikahan, yang artinya telah melanggar janji suci. Selain menjaga kekudusan rumah tangga, selanjutnya yang sama dengan itu adalah tidak membiarkan masalah keuangan menghancurkan keharmonisan keluarga. Konsistensi iman kita akan tampak dari kedua hal ini (Ibr 13:4-5). Jagalah ke dua hal ini supaya para musuh kekristenan tidak dapat memfitnah kita. Percayalah bahwa Tuhan sendiri yang akan menanggung dan menjamin hidup kita serta memelihara kehidupan kita (Ibr 13:5b-6).
Sebenarnya manusia tidak pernah berubah sejak era para rasul hingga era globalisasi seperti saat ini. Kekudusan pernikahan dapat dikatakan sebagai barang langka dan masalah keuangan yang dapat merusak hubungan keluarga. Karena itu kemuliaan hidup orang Kristen harus nyata dalam kekudusan dan kesederhanaan. (Ibr 13:5).
Ketika iman diserang, benteng pertahanan kita adalah Tuhan. Melalui Roh Kudus yang tinggal dalam hati kita merupakan kenyataan bahwa Tuhan beserta kita dan pasti ada keberpihakan ALLAH. Namun, kita harus saling menguatkan dan menopang supaya tidak seorang pun dari kita menjadi lemah dan menyerah. Ingatlah bahwa di dalam Allah kita memiliki segala sesuatu. Allah adalah pencipta langit dan bumi maka tidak ada apapun atau siapapun yang dapat mengancam kehidupan kita bila Tuhan ada di pihak kita. Marilah kita hidup mulia dengan mengerjakan yang baik dan berkenan kepada Allah.
Tuhan Yesus memberkati.

Pesan Pastoral:  11 Agustus 2019
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam segala hal.  Mujizat adalah hal biasa bagi Tuhan tetapi iman kita tidak boleh digantungkan hanya untuk mendapatkan mujizat. Kita harus konsisten beriman dalam situasi dan keadaan apapun, bahkan sekalipun Tuhan tidak tolong kita.

Winner Voice
Tuhan dipihak kita harus ditunjukkan dengan konsistensi iman yang tetap percaya sekalipun masalah belum teratasi.


   Pengakuan Iman
Pembacaan Firman:
Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?". (Ibrani 13:6)
1.      Aku yakin dan aku berkata “Tuhan adalah Penolongku”.
2.      Aku menjaga konsistensi iman dengan praktek memelihara kasih persaudaraan, mengasihi sesama seperti diri sendiri dan menjaga kekudusan hidup.

3.      Aku percaya pada pertolongan Tuhan, maka aku tidak akan takut terhadap ancaman dari siapapun juga. Amin.

No comments:

Hidup Berpadanan Dengan Injil Kristus (2)

                            ( Filipi 1:27-30 ) Nasehat Supaya Tetap Berjuang Paulus sedang dalam penjara saat menulis surat kepada jem...