Saturday, April 20, 2019

SUKACITA ORANG YANG DITEBUS (4) (Yesaya 35:1-10)


Tuhan Sumber Pujian.
(Mazmur 105:1-3)
Sejak awal, Allah telah mengikatkan diri-Nya dengan perjanjian kekal kepada umat-Nya melalui Abraham, bahwa merekalah pewaris Tanah Kanaan (Mzm 105:7-11). Perjanjian itu menempatkan Israel bukan hanya sebagai umat pilihan, tetapi juga yang diurapi (Mzm 105:15), yaitu yang diutus untuk menjadi agen Allah menyatakan keselamatan bagi bangsa-bangsa. Itu sebabnya, salah satu aspek ibadah adalah memperkenal-kan Allah dan perbuatan baik-Nya kepada mereka (Mzm 105:1b).
Perhatian mazmur 105 adalah pada pujian (Mzm 105:1-6) dan ketaatan (Mzm 105:45). Tujuan menceritakan ulang kisah lama Israel adalah untuk menciptakan rasa syukur dalam kehidupan umat dan respons setia mereka kepada pemilihan Allah (Mzm 105:6), agar mereka setia memelihara hubungan mereka dengan Tuhan dalam suatu perjanjian (Mzm 105:8-10). Pujian dan kesetiaan tersebut bersumber bukan pada kekuatan rohani umat sendiri, tetapi di dalam perbuatan-perbuatan Allah yang secara nyata menunjukkan bahwa diri-Nya penuh kasih dan setia pada janji-janji-Nya (Mzm 105:2,5). Bersyukur dan hidup dalam ketaatan tidak hanya ditujukan untuk masa lalu, melainkan juga pada masa kini dan masa depan kehidupan umat. Untuk umat Israel pasca pembuangan, juga ke masa kini, tegas pesannya: jangan tidak beriman sebaliknya taatlah kepada Tuhan yang setia dan penuh belas kasih.
Karya-karya ajaib yang Allah berikan (Mzm 105:2b,5a), penghukuman-Nya (Mzm 105:7), kesetiaan-Nya pada perjanjian-Nya (Mzm 105:8-11), yang umat Israel alami dipadang gurun selama 40 tahun, sepatutnya menjadi pokok perenungan umat Allah. Hal-hal yang dialami adalah sebagian kecil bentuk nyata kemuliaan Allah yang tak terukur besarnya. Dengan merenungkan perbuatan-perbuatan besar Allah, umat Allah memasuki proses pengenalan lebih dalam akan Allah. Puji-pujian terhadap kemuliaan nama Allah tidak saja akan terwujud dalam kegiatan penyembahan, tetapi juga dalam sikap beriman lebih dalam dan ketaatan lebih sungguh (Mzm 105:1-3).
Seringkali orang sukar untuk mempertahankan konsistensi dalam bersyukur dan tetap semangat untuk memuji Tuhan. Sebaliknya orang lebih mudah berubah dari bersyukur menjadi menggerutu bahkan menggugat Tuhan. Hal ini seringkali terjadi karena orang sulit menerima keadaan yang dialaminya yang mungkin tidak sesuai antara kenyataan dengan harapan. Sebenarnya tak ada alasan apapun bagi kita untuk tidak bersyukur dan memuji Tuhan. Perbuatan besar dan ajaib Allah di masa lampau telah membangunkan kesadaran kita, karena seluruh karya keagungan Allah merupakan sumber pujian utama.
Bersumber pada karya keagungan Allah maka layaklah bila pujian yang kita naikkan adalah pujian dalam pengertian dan kesadaran penuh. Bukan dalam kemabukan emosi yang bersumber pada kenikmatan syaraf dan indra tubuh kita sendiri. Iman yang mengerti bahwa Allah Maha Besar, perbuatan-Nya ajaib, kekudusan dan kesetiaan-NYA, perjanjian-Nya kekal, mengalirkan pujian rohani yang benar.
Ketika kita berada kebingungan karena situasi hidup yang tidak menentu, maka kita diminta untuk mengarahkan hati, pikiran, dan ibadah kepada Allah. kita harus kuat dalam beribadah dengan tetap bersyukur, mengingat kebaikkan Tuhan, bermegah dalam Tuhan dan tetap rendah hati, serta terus mencari hadirat Tuhan (Mzm 105:1-5). Kita harusnya tergugah hati kepada perbuatan-perbuatan Allah pada masa lampau dalam hidup ini. Betapa Allah telah menyatakan anugerah-Nya tak henti-hentinya kepada kita sejak dulu (Mzm 105:16-45), bahkan sejak sebelum kita ada (ketika masa leluhur Abraham, Ishak, dan Yakub (Mzm 105:7-15). Satu hal yang ditekankan berulang adalah dalam setiap tahapan sejarah hidup kita, Allah terus memberkati, melindungi, dan menyertai senantiasa (Mzm 105:12-15).
Melalui penyembahan yang benar, kita diingatkan akan kebaikan dan kemurahan-Nya atas hidup kita. Kita akan di-mampukan untuk menyerahkan seluruh hidup kita kepada tangan Allah yang berkuasa. Tangan Tuhan Yesus yang berlubang paku itulah bukti besarnya kasih Allah dan tangan yang sama akan terus menopang hidup kita.
Tuhan Yesus Memberkati.

Pesan Pastoral:  17 Maret 2019
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam segala hal.  Marilah kita senantiasa setia untuk menyembah, menaikkan pujian, dan membesarkan serta memuliakan Allah dalam kata dan hidup kita.
.
.
Winner Voice
Kesukaan dan kegembiraan dalam pujian itu pasti ada, tetapi sumbernya, suasananya dan tujuannya harus diarahkan pada Allah, Sang Sumber Pujian.


   Pengakuan Iman
Pembacaan Firman:
Bersyukurlah kepada TUHAN, serukanlah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa! Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib! Bermegahlah di dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari TUHAN! (Mazmur 105:1-3)
1.      Aku mau selalu bersyukur kepada TUHAN dan menyerukan nama-NYA karena perbuatan-NYA yang ajaib.
2.      Aku mau bernyanyi dan bermazmur bagi ALLAH serta memberitakan perbuatannya yang Ajaib.
Aku mau bermegah dalam Nama TUHAN dan bersukahati untuk mencari hadirat TUHAN sebab perbuatan ajaib Tuhan dalam hidupku.

No comments:

Hidup Berpadanan Dengan Injil Kristus (2)

                            ( Filipi 1:27-30 ) Nasehat Supaya Tetap Berjuang Paulus sedang dalam penjara saat menulis surat kepada jem...