Tuhan Sumber Pujian.
(Mazmur 105:1-3)
Sejak awal,
Allah telah mengikatkan diri-Nya dengan perjanjian kekal kepada umat-Nya
melalui Abraham, bahwa merekalah pewaris Tanah Kanaan (Mzm 105:7-11).
Perjanjian itu menempatkan Israel bukan hanya sebagai umat pilihan, tetapi juga
yang diurapi (Mzm 105:15), yaitu yang diutus untuk menjadi agen Allah
menyatakan keselamatan bagi bangsa-bangsa. Itu sebabnya, salah satu aspek
ibadah adalah memperkenal-kan Allah dan perbuatan baik-Nya kepada mereka (Mzm
105:1b).
Perhatian mazmur
105 adalah pada pujian (Mzm 105:1-6) dan ketaatan (Mzm 105:45). Tujuan
menceritakan ulang kisah lama Israel adalah untuk menciptakan rasa syukur dalam
kehidupan umat dan respons setia mereka kepada pemilihan Allah (Mzm 105:6),
agar mereka setia memelihara hubungan mereka dengan Tuhan dalam suatu perjanjian
(Mzm 105:8-10). Pujian dan kesetiaan tersebut bersumber bukan pada kekuatan
rohani umat sendiri, tetapi di dalam perbuatan-perbuatan Allah yang secara
nyata menunjukkan bahwa diri-Nya penuh kasih dan setia pada janji-janji-Nya
(Mzm 105:2,5). Bersyukur dan hidup dalam ketaatan tidak hanya ditujukan untuk
masa lalu, melainkan juga pada masa kini dan masa depan kehidupan umat. Untuk
umat Israel pasca pembuangan, juga ke masa kini, tegas pesannya: jangan tidak
beriman sebaliknya taatlah kepada Tuhan yang setia dan penuh belas kasih.
Karya-karya
ajaib yang Allah berikan (Mzm 105:2b,5a), penghukuman-Nya (Mzm 105:7),
kesetiaan-Nya pada perjanjian-Nya (Mzm 105:8-11), yang umat Israel alami
dipadang gurun selama 40 tahun, sepatutnya menjadi pokok perenungan umat Allah.
Hal-hal yang dialami adalah sebagian kecil bentuk nyata kemuliaan Allah yang
tak terukur besarnya. Dengan merenungkan perbuatan-perbuatan besar Allah, umat
Allah memasuki proses pengenalan lebih dalam akan Allah. Puji-pujian terhadap
kemuliaan nama Allah tidak saja akan terwujud dalam kegiatan penyembahan,
tetapi juga dalam sikap beriman lebih dalam dan ketaatan lebih sungguh (Mzm
105:1-3).
Seringkali orang
sukar untuk mempertahankan konsistensi dalam bersyukur dan tetap semangat untuk
memuji Tuhan. Sebaliknya orang lebih mudah berubah dari bersyukur menjadi
menggerutu bahkan menggugat Tuhan. Hal ini seringkali terjadi karena orang
sulit menerima keadaan yang dialaminya yang mungkin tidak sesuai antara
kenyataan dengan harapan. Sebenarnya tak ada alasan apapun bagi kita untuk
tidak bersyukur dan memuji Tuhan. Perbuatan besar dan ajaib Allah di masa
lampau telah membangunkan kesadaran kita, karena seluruh karya keagungan Allah
merupakan sumber pujian utama.
Bersumber pada
karya keagungan Allah maka layaklah bila pujian yang kita naikkan adalah pujian
dalam pengertian dan kesadaran penuh. Bukan dalam kemabukan emosi yang
bersumber pada kenikmatan syaraf dan indra tubuh kita sendiri. Iman yang
mengerti bahwa Allah Maha Besar, perbuatan-Nya ajaib, kekudusan dan kesetiaan-NYA,
perjanjian-Nya kekal, mengalirkan pujian rohani yang benar.
Ketika kita
berada kebingungan karena situasi hidup yang tidak menentu, maka kita diminta
untuk mengarahkan hati, pikiran, dan ibadah kepada Allah. kita harus kuat dalam
beribadah dengan tetap bersyukur, mengingat kebaikkan Tuhan, bermegah dalam
Tuhan dan tetap rendah hati, serta terus mencari hadirat Tuhan (Mzm 105:1-5). Kita
harusnya tergugah hati kepada perbuatan-perbuatan Allah pada masa lampau dalam
hidup ini. Betapa Allah telah menyatakan anugerah-Nya tak henti-hentinya kepada
kita sejak dulu (Mzm 105:16-45), bahkan sejak sebelum kita ada (ketika masa leluhur
Abraham, Ishak, dan Yakub (Mzm 105:7-15). Satu hal yang ditekankan berulang
adalah dalam setiap tahapan sejarah hidup kita, Allah terus memberkati, melindungi,
dan menyertai senantiasa (Mzm 105:12-15).
Melalui
penyembahan yang benar, kita diingatkan akan kebaikan dan kemurahan-Nya atas
hidup kita. Kita akan di-mampukan untuk menyerahkan seluruh hidup kita kepada
tangan Allah yang berkuasa. Tangan Tuhan Yesus yang berlubang paku itulah bukti
besarnya kasih Allah dan tangan yang sama akan terus menopang hidup kita.
Tuhan Yesus Memberkati.
Pesan Pastoral: 17 Maret 2019
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu
dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam segala hal. Marilah kita senantiasa setia untuk menyembah,
menaikkan pujian, dan membesarkan serta memuliakan Allah dalam kata dan hidup
kita.
.
.
Winner Voice
Kesukaan dan
kegembiraan dalam pujian itu pasti ada, tetapi sumbernya, suasananya dan
tujuannya harus diarahkan pada Allah, Sang Sumber Pujian.
Pengakuan Iman
Pembacaan
Firman:
Bersyukurlah kepada TUHAN, serukanlah
nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa! Bernyanyilah
bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang
ajaib! Bermegahlah di dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati
orang-orang yang mencari TUHAN! (Mazmur 105:1-3)
1. Aku mau
selalu bersyukur kepada TUHAN dan menyerukan nama-NYA karena perbuatan-NYA yang
ajaib.
2. Aku mau
bernyanyi dan bermazmur bagi ALLAH serta memberitakan perbuatannya yang Ajaib.
Aku
mau bermegah dalam Nama TUHAN dan bersukahati untuk mencari hadirat TUHAN sebab
perbuatan ajaib Tuhan dalam hidupku.
No comments:
Post a Comment