Hidup Sebagai Umat Yang Telah
Ditebus.
(1Petrus 1:13-21)
Orang pada
umumnya mau hidup kudus untuk mendapatkan keselamatan. Itulah sebabnya, mereka
berusaha menahan diri dari berbagai keinginan untuk berdosa (seks bebas,
kerakusan, dll.), bahkan bisa secara ekstrim mengekang dirinya dari hal-hal
yang wajar (pernikahan, makanan sehat, puasa pajang dll.). Tujuan melakukan
tindakan pengekangan diri adalah untuk mendapatkan kelepasan dari belenggu
kedagingan itu agar memperoleh keselamatan.
Hidup kudus
untuk Orang Kristen bukan untuk mendapatkan keselamatan! Karena keselamatan sudah diberikan sebagai anugerah, asal
percaya kepada-Nya. Hidup kudus disadari karena status telah diselamatkan menjadi
umat Tuhan yang kudus (1Pet 1:15-16). Umat Tuhan hidup kudus karena mereka
telah ditebus dari cara hidup masa lalu yang sia-sia, yaitu hidup dalam
penyembahan berhala (1Pet 1:18). Kita harus sadar harga tebusan itu melampaui
nilai perak atau emas, yaitu darah anak domba Allah (1Pet 1:19). Tuhan Yesus menyelamatkan
kita dari belenggu kedagingan dan hidup sia-sia yang menuju kebinasaan
Jadi, tujuan
orang Kristen hidup kudus karena ia tidak mau menyia-nyiakan penebusan Kristus.
Kita sudah dibebaskan dari belenggu perbudakan dosa, mengapa sekarang kita mau
menyerahkan diri lagi kepada perhambaan dosa itu? Kalau kita masih hidup
sembarangan dalam dosa maka sama saja dengan kita menghina dan menyangkali
karya Kristus di kayu salib. Hidup kudus bukan pilihan bagi orang Kristen.
Hidup kudus adalah cara hidup orang-orang Kristen yang telah mengalami anugerah
penebusan Kristus.
Inilah perintah
Allah yang mengatakan: "kuduslah kamu, sebab Aku kudus". Orang Kristen
adalah umat tebusan Allah yang telah dilahirkan kembali. Setelah ditebus, kita terpanggil
menjadi umat-Nya yang kudus, yang menjaga hidup agar berkenan kepada-Nya, dari hari
ke hari menikmati pengudusan-Nya dan semakin serupa dengan Kristus. Ada 2 hal
yang dapat kita lakukan untuk hidup berkenan kepada ALLAH;
1.
Layanilah
Tuhan (Matius 20:28; 1Kor 7:23)
Yesus
mengajarkan arti melayani sebenarnya yaitu memberi diri untuk kepentingan orang
lain. Yesus memberi diri-Nya untuk dianiaya dan dibunuh agar pengampunan dosa
boleh terjadi bagi banyak orang. Ini teladan yang Yesus ajarkan agar para murid
sadar dari sikap yang keliru selama ini, yaitu berlomba menjadi yang terbesar (Mat
20:20-21,24). Perlu disadari bahwa mengikut Yesus adalah melayani dengan
meneladani pelayanan Yesus. Mereka akan menerima cawan penderitaan Yesus (Mat
20:23), yaitu oleh karena Yesus mereka pun akan dibenci, ditolak, bahkan bisa
jadi dibunuh. Sebelum bisa melayani ke luar perlu belajar melayani sesama.
Omong kosong melayani orang dunia, kalau di gereja kita masih belum beres. Jangan
sampai hawa nafsu duniawi menguasai gereja (Mat 20:25) dan bukan Roh Kudus.
2.
Mengusai
diri
Penguasaan diri
adalah salah satu segi dari wujud hadir dan bekerjanya Roh Allah dalam hidup
orang milik Kristus (Gal 5:22-24). Penguasaan diri adalah salah satu tahap dari
pematangan iman orang Kristen (2Pet 1:3-8). Jelas kita harus menguasai diri,
dan karena itu kita berbeda dari orang kebanyakan yang tidak mengenal Yesus.
Bagaimana kita bisa belajar menguasai diri? Pertama, ingat meski semuanya ok,
tetapi tidak semuanya berguna. Kedua, meski ok, tetapi kita tidak boleh
mengijinkan hasrat dan kebutuhan memperbudak kita.
a. Mengusai
diri dalam hal Sex. seks adalah anugerah Tuhan, pemberian Allah. Seks bukan
milik pribadi untuk memuaskan egoisme sebab tubuh kita (seks) sudah ditebus
oleh Tuhan Yesus Kristus (1Kor 6:20). Keindahan seks tidak bisa didapat dengan
merebutnya dari seseorang. Justru kenikmatan seks dialami saat seseorang
melepaskan haknya yaitu memberi diri untuk pasangan hidup-nya (1Kor 9:12,15).
Keduanya menikmati kebesaran Tuhan dalam karya penciptaan, dalam persekutuan
dengan-Nya (Kej 1:26) dan dalam karya prokreasi (Kej 1:28).
b. Mengusai
diri dalam hal Makanan. Bagaimana kita menempatkan arti makanan dan bagaimana
kita membelanjakan uang untuk makanan, adalah ungkapan dari apa yang kita
pandang penting dalam hidup ini. Agar tercegah dari dosa soal makanan ada dua
prinsip. Pertama, jangan diperhamba oleh makanan. Ingat makanan adalah untuk
menunjang hidup, bukan hidup untuk makan! Kedua, buat prioritas yang benar
dalam memilih makanan. Gunakan uang untuk sesuatu yang membangun orang lain dan
kerajaan Allah.
Tuhan Yesus Memberkati.
Pesan Pastoral: 10 Maret 2019
Marilah
kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi
ALLAH dalam segala hal. Hidup Kristen harus bisa dilihat sebagai kesetiaan
mengabdi kepada Kristus, supaya menjadi berkat bagi lingkungan sekitarnya. Maka
tetaplah hidup seperti yang ditentukan Tuhan bagi kita dan dalam keadaan
seperti waktu kita dipanggil-NYA.
Winner Voice
Kristen
adalah orang yang dibebaskan dari dosa, untuk masuk dalam perhambaan kepada
Kristus.
Pengakuan Iman
Pembacaan
Firman:
Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah
dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan
kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus. Hiduplah sebagai anak-anak yang
taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam
seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,(1Petrus
1:13-15)
1. Aku
siapkan akal budi, bersikap waspada dan menaruh pengharapan atas kasih karunnia
dari Tuhan Yesus
2. Aku
hendak hidup sebagai anak-anak yang taat dan tidak menuruti hawa nafsu.
3. Aku
berkomintmen untuk hidup kudus dalam seluruh hidup karena Allah yang memanggilku
adalah Allah yang kudus. amin
No comments:
Post a Comment