Friday, March 1, 2019

SENANTIASA MEMANDANG ALLAH (4)


Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.(Ibrani 12:14)
Keharmonisan dan Kekudusan
Orientasi hidup yang duniawi harus diganti total supaya kita mampu bertahan dalam iman. Orientasi hidup yang diarahkan kepada dunia ini hanya akan mengecewakan dan menumbuhkan akar pahit (Ibr 12:15). Kisah Esau menjual hak kesulungan sebagai ganti semangkuk sup kacang merah menggambarkan sikap yang memandang rendah nilai rohani demi pemuasan nafsu badani semata (Ibr 12:16; Kej 25:29-34). Akibatnya fatal! Esau tidak menerima berkat dan tidak mendapatkan kesempatan memperbaiki dirinya (Ibr 12:17). Cerita Esau (Ibr 6:4-6; 10:26-29) merupakan peringatan keras bagi anak Tuhan yang membiarkan orientasi hidupnya bukan pada Tuhan. Sebaliknya, orang Kristen yang hidupnya tertuju pada Tuhan akan menjalani hidup kudus, berdamai dengan semua orang, dan berlimpah dengan ucapan syukur karena kasih karunia Allah (Ibr 12:14-15).
Ada dua buah peringatan dalam peristiwa Esau, yaitu bahwa ketidaktaatan (percabulan) seseorang dapat memberikan efek negatif kepada komunitas dimana ia tinggal. Esau mengambil 2 orang istri dari bangsa kafir. Tindakannya menimbulkan kepedihan kepada komunitasnya yaitu terhadap orang tuanya (Kej 26:34-35; 27:46). Lalu tindakan menolak atau membuang berkat yang sudah menjadi miliknya sebagai ganti pemuasan nafsunya, menyebabkan ia kehilangan berkat itu untuk selama-lamanya.
Marilah kita berusaha hidup damai dengan semua orang, dengan senantiasa mengutamakan hubungan baik, ketenangan dan kesatuan serta persekutuan di antara orang benar. Perbaiki hubungan antar sesama menjadi lebih baik, pahamilah sifat dari penderitaan yang harus ditanggung saat menjalin hubungan yang baik yang seringkali memang membutuhkan pengorbanan.
Seorang yang gagal dalam menjalin hubungan baik seringkali disebabkan dalam dirinya terdapat akar yang pahit (kepahitan hidup, iri hati, perasaan dengki dan sakit hati) yang meracuni segala sesuatu dan mencemarkan banyak orang. Akar pahit ini menyebar bagaikan penyakit menular (hoi polloi) di kalangan orang-orang percaya. Perhatikan bahwa akar pahit ini menyebabkan rusaknya keselarasan hubungan baik di antara orang percaya sebab satu orang di antaranya terkena akar pahit ini.
Jangan biarkan akar kepahitan tumbuh subur menghalangi pertumbuhan pohon iman kita, sehingga kita sukar untuk mengucap syukur yang pada akhirnya kita menolak kasih karunia Tuhan. Marilah kita fokuskan diri pada Allah dan kehendak-Nya bukan pada harta dunia karena sebenarnya kita sedang mengumpulkan harta di surga, dengan demikian kita dapat memberikan hati kita kepada ALLAH (Mat 6:21). Kita akan menikmati relasi yang dekat dengan Allah sehingga hati kita dipenuhi sukacita, terlepas dari kekuatiran akan keinginan dunia, dan dimampukan menjadi saluran berkat bagi orang lain.
Menjadi kudus berarti terpisah dari dosa dan dikhususkan bagi Allah; itu berarti hidup dekat kepada Allah, menjadi seperti Dia, dan mencari kehadiran, kebenaran, dan persekutuan-Nya dengan sepenuh hati. Kekudusan merupakan prioritas utama Allah bagi para pengikut-Nya ( Ef 4:21-24). Dalam kekudusan ada maksud Allah bagi umat-Nya ketika Ia merencanakan keselamatan kita di dalam Kristus (Ef 1:4). Kekudusan adalah tujuan utama Yesus Kristus bagi kita ketika datang ke bumi ini (Mat 1:21; 1Kor 1:2,30) dan Tuhan Yesus rela di salib untuk kita (Ef 5:25-27). Kekudusan menjadikan kita ciptaan baru dan memberikan Roh Kudus kepada kita (Rom 8:2-15; Gal 5:16-25; Ef 2:10), karena tanpa kekudusan tidak seorang pun dapat berguna bagi Allah (2Tim 2:20-21) dan tidak mungkin dapat bersekutu dengan Allah (Mzm 15:1-2). Akhirnya tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Allah (Ibr 12:14; Mat 5:8)
Hidup sebagai umat Allah secara individu adalah hidup yang penuh vitalitas, bukan hidup dengan tangan dan lutut yang tidak berfungsi (Ibr 12:12). Ini menggambarkan kelumpuhan rohani. Individu Kristen harus segera berbenah dan bertindak. Kesatuan jemaat Kristus harus senantiasa diutamakan. Sebagai jemaat yang utuh, mereka harus saling menolong. Yang kuat menolong yang lemah sehingga bersama-sama bersiap untuk hidup sebagai umat Allah menurut firman Tuhan. Dengan bertindak demikian, jemaat dapat bersaksi tentang keharmonisan dan kekudusan yang tidak dapat dipisahkan. Tanpa kekudusan tidak akan ada keharmonisan di antara umat Tuhan, sebab orang yang kudus selalu berusaha hidup damai dengan orang lain. Jika dikatakan tanpa kekudusan tidak dapat melihat Allah, artinya jika tidak ada keharmonisan dalam umat Allah, maka mereka tidak akan mungkin melihat Allah.
Tuhan Yesus memberkati.

Pesan Pastoral: 24 Agustus 2018
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam hidup ini. Anak-anak Tuhan memilikilah pengharapan surgawi karena karya Kristus yang sempurna. Allah mendorong kita untuk menguatkan hati agar kita tetap bertahan dalam iman dan menang sampai akhirnya (Ibr 12:12-13). Amin


Winner Voice
Orang yang menghargai keharmonisan pada dasarnya sedang memperjuangkan kekudusan agar hidupnya berkenan kepada ALLAH.

Pengakuan Iman
Pembacaan Firman:
Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.(Ibrani 12:14)

1.     Aku berjanji untuk berusaha hidup berdamai dengan semua orang, agar ALLAH berkenan melihat keharmonisan hidup orang percaya.
2.     Aku berjanji untuk mengejar kekudusan hidup agar aku dapat melihat Tuhan.
3.     Aku akan mempertahankan hidup dalam keharmonisan dan kekudusan sampai akhir hidup sebagai wujud nyata penghormatan kepada korban Tuhan Yesus di kayu salib. Amin.

No comments:

Hidup Berpadanan Dengan Injil Kristus (2)

                            ( Filipi 1:27-30 ) Nasehat Supaya Tetap Berjuang Paulus sedang dalam penjara saat menulis surat kepada jem...