Saudaraku yang kekasih, janganlah meniru yang jahat,
melainkan yang baik. Barangsiapa berbuat baik, ia berasal dari Allah, tetapi
barangsiapa berbuat jahat, ia tidak pernah melihat Allah. (3Yohanes 1:11)
Meniru Yang Baik
Hidup
manusia akan terus di hadapkan pada baik atau yang buruk/ jahat. Kita harus
mengambil keputusan dan keputusan yang diambil haruslah tepat dan baik adanya.
Jika kita memilih yang jahat oleh karena tekanan keadaan atau dorongan siapapun
maka sejatinya kita tidak akan pernah melihat ALLAH, yang berarti bahwa kita
tidak akan mendapatkan perlindungan, pertolongan dan rahmat kasih karunia
ALLAH. Oleh sebab itu kita harus belajar membedakan mana yang baik dan yang
jahat dan dalam keadaan apapun kita harus tetap memilih yang baik.
Rasul
Yohanes mengajarkan supaya kita tidak meniru yang baik dan bukan yang jahat.
Perbuatan baik sebenarnya dapat dimengerti saat kita menuruti hati nurani yang
murni (Kis 24:16; Ibr 13:18; 1Pet 3:15-16). Selanjutnya kita juga dapat melihat
dari perilaku orang-orang di sekitar kita, memang ada orang yang jahat tetapi
juga tidak sedikit yang baik, oleh karena itu marilah kita pandai-pandai
menilai orang dan memilih untuk meniru yang baik saja.
Dikisahkan
adanya konflik antara Diotrefes dengan Rasul Yohanes berkaitan dengan
penerimaan para penginjil. Demi membela Injil, Diotrefes mungkin terlalu
berhati-hati dalam menerima "orang asing," sehingga utusan Yohanes
pun ditolaknya. Tetapi, Diotrefes tidak berhenti sampai di situ. Ia "meleter
dan melontarkan kata-kata kasar" terhadap Rasul Yohanes, ia mencegah
jemaat menerima para penginjil, bahkan ia mengucilkan anggota jemaat yang
menerima mereka (3Yoh 1:10). Semua tindakan ini jelas melanggar hukum kasih.
Motivasi Diotrefes tidak lagi murni. Di balik semangat membela Injil
tersembunyi egoisme yang haus kekuasaan. Tuhan Yesus memperingatkan
murid-murid-Nya tentang hal ini (Mrk 9:33-37; Mat 20:25-28; 23:5-12; 1Pet 5:2-3).
Diotrefes
adalah contoh orang jahat (Kakos: "Jelek.") yaitu orang tidak berasal
dari ALLAH berarti berasal dari si jahat yaitu iblis. Seperti Kain yang membunuh adiknya
demikianlah Kain menjadi orang jahat karena segala perbuatannya memang jahat
(1Yoh 3:12). Orang yang berasal dari si jahat adalah orang yang bercabang lidah
atau orang yang tidak bisa di percaya (Mat 5:37). Orang baik bukan hal keramahan
saja tetapi melakukan hal yang baik sebagai kebiasaan hidup. Tindakan Diotrefes
ini memperlihatkan kesombongan dan iri hati yang menguasai dirinya. Padahal
seorang pemimpin jemaat adalah seorang pelayan, bukan diktator! Karena Diotrefes menolak untuk menolong maka
Rasul Yohanes lalu meminta bantuan Gayus.
Gayus
memperlihatkan hidup yang selaras dengan kebenaran, dia bersedia menolong para
hamba Tuhan yang sedang dalam perjalanan pelayanan (3Yoh 1:5-6). Ia menjadi
sahabat yang baik dan bersedia membuka pintu rumahnya, meski ia tidak mengenal
mereka. Pertolongan ini dilakukan bukan hanya dengan menyediakan makanan atau
tempat tinggal sementara tetapi juga memberi dukungan moril dan dana supaya
hamba Tuhan dapat melaksanakan tugas panggilannya. Dukungan semacam ini jelas merupakan
tanggung jawab semua orang yang beriman / orang kristen (3Yoh 1:7), sebagai
upaya ambil bagian dalam pekerjaan pelayanan ( 3Yoh 1:8), atau dengan kata
lain: menjadi partner dalam pelayanan.
Memang
tidak semua orang perlu menjadi pendeta atau pekerja gereja secara “full time”.
Orang yang melayani dengan cara seperti yang dilakukan Gayus juga tidak kalah penting.
Kita dapat mendukung orang-orang yang melayani Tuhan secara khusus dengan
mendoakan mereka atau mendukung mereka secara finansial, juga menjadi sahabat
bagi mereka.
Tokoh
lain adalah Demetrius, orang yang melakukan juga perbuatan baik. Kelakuannya
menjadi suatu kesaksian bahwa dia hidup dalam kebenaran. Demikian terpujinya
hidupnya sehingga semua memberikan kesaksian baik tentang diri Demetrius.
Karakter dan kelakuan memang berbicara dan berpengaruh lebih kuat dari sekadar
ucapan lisan. Gayus dan Demetrius adalah murid Kristus yang mempraktekkan
kebenaran dan kasih Kristus. Kiranya teladan mereka mendorong kita untuk
menjadi pelaku kebenaran.
Tuhan Yesus memberkati.
Pesan Pastoral:
19 Agustus 2018
Marilah
kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi
ALLAH dalam hidup ini. Marilah kita ambil bagian dalam pelayanan dengan apapun
yang dapat mendukung pekerjaan Tuhan. Tidak kurang penting adalah pelayanan
dengan menjadi pribadi yang baik bagi sesama sehingga nama Tuhan di muliakan
dengan melihat apa yang baik kita telah lakukan.
Winner Voice
Kebenaran
dan kasih adalah kunci untuk menguji, bukan hanya ajaran sesat, tetapi juga
motivasi pelayanan orang Kristen.
Pengakuan Iman
Pembacaan Firman:
Saudaraku yang
kekasih, janganlah meniru yang jahat, melainkan yang baik. Barangsiapa berbuat
baik, ia berasal dari Allah, tetapi barangsiapa berbuat jahat, ia tidak pernah
melihat Allah. (3Yohanes 1:11)
1.
Aku
bersyukur Tuhan Yesus telah memanggil dan memilih aku menjadi orang percaya
yang diselamatkan.
2.
Aku
akan meniru yang baik dan tidak yang jahat sehingga ALLAH berkenan kepadaku
3.
Aku
percaya saat aku melakukan yang baik maka Allah akan menjadi perlindunganku,
penolongku dan penopang hidupku yang ajaib. Amin.
No comments:
Post a Comment