Friday, March 1, 2019

KAWAN SEKERJA ALLAH (1)


Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya. Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri.Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah. (I Korintus 3:5-9)
Kedewasaan Rohani Untuk Menjadi Kawan Sekerja Allah
Di hadapan Allah kita adalah seorang hamba yang wajib untuk melayani-NYA. Pada sistem perbudakan masa Perjanjian Baru, para hamba atau budak adalah orang-orang yang berstatus sangat rendah, bahkan lebih rendah dari hewan. Tak punya hak, tak mendapat upah, hidupnya dimiliki dan dikontrol tuannya. Tidak heran dulu, para orangtua keberatan jika anaknya ingin menjadi hamba Allah. Karena status sosial hamba Allah adalah rendah, begitu pula ekonominya. Tetapi sekarang ada yang punya berpandangan lain, mereka justru merasa terhormat bila ada yang menjadi hamba Allah. Sebab dalam pandangan mereka, menjadi pendeta atau menduduki jabatan resmi gerejawi tertentu, justru meningkatkan pengaruh dan status sosial mereka.
Rasul Paulus memperkenalkan istilah lain untuk memahami arti orang yang melayani Allah. Dia menyebut dirinya dan semua yang terlibat dalam penginjilan, misi, penggembalaan, pembangunan gereja, dan berbagai bentuk pelayanan lain, sebagai kawan sekerja Allah, sambil tetap memakai istilah pelayan Tuhan. Dalam perusahaan, "kawan sekerja" atau "partner" biasa juga disebut kolega, atau rekanan. Ini menunjukkan kedudukan yang sangat penting dan terhormat. Setiap orang yang terlibat pekerjaan Allah adalah hamba Allah karena kasih karunia yang menyelamatkan membuat hidup kita adalah milik-Nya. Kita adalah kawan sekerja-Nya sebab dalam keajaiban anugerah dan cara Allah mewujudkan rencana-Nya maka dijadikannya kita kawan sekerja.
Diperlukan kedewasaan rohani untuk menjadi kawan sekerja ALLAH, karena itu. hilangkan rasa iri hati, dan perselisihan yang dapat membuat perpisahan di antara orang percaya (1Kor 3:3). Orang yang  "belum dewasa" adalah seperti bayi yang terus “merengkek” karena keadaan hidup dan tidak merasa puas diri (1Kor 3:1; Yun: nepios = bayi). Orang yang belum dewasa adalah seperti "manusia duniawi" (1Kor 3:1; Yun. sarkinos); bahkan mereka memang "manusia duniawi" (1Kor 3:3; Yun. sarkikos).
Jelas bahwa kita tidak termasuk kategori "manusia duniawi" (1Kor 2:14) yang tidak mengenal Allah. Kita perlu membangun kesadaran akan adanya kerancuan dalam diri karena hal-hal yang duniawi. Orang yang menjadi kawan sekerja ALLAH "matang rohaninya" (1Kor 2:6; Yun: Teleios = dewasa) karena telah menerima Roh dan hikmat Allah (1Kor 2:10,12). Mari  segera sadar, bertobat, dan setia kepada jati diri kita sebagai kawan sekerja ALLAH
Bukti keduniawian adalah adanya perpecahan karena pro kontra mengenai para hamba Tuhan (IKor 2:5-8). Membela hamba Tuhan favorit adalah tindakan daging untuk urusan yang "rohani" (Gal 3:3). Semua hamba Tuhan "anak buah" Allah Sang Pemilik (1Kor 2:5,8,9). Sebagai manusia rohani kita seharusnya hanya bermegah di dalam Tuhan (1Kor 1:31), bukan dengan konyol bermegah dalam para hamba. Sebab, yang terpenting dalam pertumbuhan jemaat hanyalah Allah sendiri (1Kor 1:8). Para hamba Tuhan adalah milik semua orang percaya (1Kor 3:18-23) dan akan dihakimi oleh Allah sendiri (1Kor 4:1-5).
Ketidakdewasaan dibuktikan dengan tidak dapat menerima kerasnya Firman Tuhan (makanan). Orang yang tidak dewasa akan lemah dalam didikan dan pengajaran karena mudah untuk tersinggung perasaannya dengan kata-kata. Kurang bisa menalar pernyataan Firman dengan baik sehingga harus “disapih” dengan kata-kata penghiburan terus menerus (susu). (1Kor 3:2; Mat 26:41).
Tuhan Yesus memberkati.

Pesan Pastoral: 2 September 2018
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam hidup ini. Jadikanlah diri kita yang sebenarnya: yang rendah hati, taat, dan penuh kasih; yang dalam Roh-Nya sejati rohani tanpa kesombongan dalam melayani Tuhan. Marilah kita persiapkan diri menjadi seorang yang dewasa rohani dan siap untuk melayani Tuhan.


Winner Voice
Kita tidak menilai pelayanan dari cara pandang yang lepas dan pecah, tetapi dari perspektif kebersamaan yaitu keutuhan tubuh Kristus.

Pengakuan Iman
Pembacaan Firman:
Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah. (I Korintus 3:9)
1.     Aku merasa bangga dan bersukacita dapat menjadi kawan sekerja ALLAH.
2.     Aku berjanji untuk rajin, taat dan setia untuk mengerjakan semua yang diperintahkan ALLAH.
3.     Aku berjanji akan lebih lagi untuk berjuang menjadi meningkatan kedewasaan rohani agar aku semakin layak untuk melayani Allah.

No comments:

Hidup Berpadanan Dengan Injil Kristus (2)

                            ( Filipi 1:27-30 ) Nasehat Supaya Tetap Berjuang Paulus sedang dalam penjara saat menulis surat kepada jem...