Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan
kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan
Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu
menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya.
Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu
yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang
memberi pertumbuhan.Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing
akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri.Karena kami adalah
kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah. (I Korintus 3:5-9)
Kedewasaan Rohani Untuk Menjadi
Kawan Sekerja Allah
Di hadapan Allah kita adalah seorang
hamba yang wajib untuk melayani-NYA. Pada sistem perbudakan masa Perjanjian
Baru, para hamba atau budak adalah orang-orang yang berstatus sangat rendah,
bahkan lebih rendah dari hewan. Tak punya hak, tak mendapat upah, hidupnya
dimiliki dan dikontrol tuannya. Tidak heran dulu, para orangtua keberatan jika
anaknya ingin menjadi hamba Allah. Karena status sosial hamba Allah adalah
rendah, begitu pula ekonominya. Tetapi sekarang ada yang punya berpandangan
lain, mereka justru merasa terhormat bila ada yang menjadi hamba Allah. Sebab
dalam pandangan mereka, menjadi pendeta atau menduduki jabatan resmi gerejawi
tertentu, justru meningkatkan pengaruh dan status sosial mereka.
Rasul Paulus memperkenalkan istilah lain
untuk memahami arti orang yang melayani Allah. Dia menyebut dirinya dan semua
yang terlibat dalam penginjilan, misi, penggembalaan, pembangunan gereja, dan
berbagai bentuk pelayanan lain, sebagai kawan sekerja Allah, sambil tetap
memakai istilah pelayan Tuhan. Dalam perusahaan, "kawan sekerja" atau
"partner" biasa juga disebut kolega, atau rekanan. Ini menunjukkan
kedudukan yang sangat penting dan terhormat. Setiap orang yang terlibat
pekerjaan Allah adalah hamba Allah karena kasih karunia yang menyelamatkan
membuat hidup kita adalah milik-Nya. Kita adalah kawan sekerja-Nya sebab dalam
keajaiban anugerah dan cara Allah mewujudkan rencana-Nya maka dijadikannya kita
kawan sekerja.
Diperlukan kedewasaan rohani untuk
menjadi kawan sekerja ALLAH, karena itu. hilangkan rasa iri hati, dan
perselisihan yang dapat membuat perpisahan di antara orang percaya (1Kor 3:3). Orang
yang "belum dewasa" adalah
seperti bayi yang terus “merengkek” karena keadaan hidup dan tidak merasa puas
diri (1Kor 3:1; Yun: nepios = bayi). Orang yang belum dewasa adalah seperti "manusia
duniawi" (1Kor 3:1; Yun. sarkinos); bahkan mereka memang "manusia
duniawi" (1Kor 3:3; Yun. sarkikos).
Jelas bahwa kita tidak termasuk kategori
"manusia duniawi" (1Kor 2:14) yang tidak mengenal Allah. Kita perlu
membangun kesadaran akan adanya kerancuan dalam diri karena hal-hal yang
duniawi. Orang yang menjadi kawan sekerja ALLAH "matang rohaninya"
(1Kor 2:6; Yun: Teleios = dewasa) karena telah menerima Roh dan hikmat Allah
(1Kor 2:10,12). Mari segera sadar, bertobat,
dan setia kepada jati diri kita sebagai kawan sekerja ALLAH
Bukti keduniawian adalah adanya perpecahan
karena pro kontra mengenai para hamba Tuhan (IKor 2:5-8). Membela hamba Tuhan
favorit adalah tindakan daging untuk urusan yang "rohani" (Gal 3:3). Semua
hamba Tuhan "anak buah" Allah Sang Pemilik (1Kor 2:5,8,9). Sebagai
manusia rohani kita seharusnya hanya bermegah di dalam Tuhan (1Kor 1:31), bukan
dengan konyol bermegah dalam para hamba. Sebab, yang terpenting dalam
pertumbuhan jemaat hanyalah Allah sendiri (1Kor 1:8). Para hamba Tuhan adalah
milik semua orang percaya (1Kor 3:18-23) dan akan dihakimi oleh Allah sendiri
(1Kor 4:1-5).
Ketidakdewasaan dibuktikan dengan tidak
dapat menerima kerasnya Firman Tuhan (makanan). Orang yang tidak dewasa akan
lemah dalam didikan dan pengajaran karena mudah untuk tersinggung perasaannya
dengan kata-kata. Kurang bisa menalar pernyataan Firman dengan baik sehingga
harus “disapih” dengan kata-kata penghiburan terus menerus (susu). (1Kor 3:2; Mat
26:41).
Tuhan Yesus
memberkati.
Pesan Pastoral:
2 September 2018
Marilah
kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi
ALLAH dalam hidup ini. Jadikanlah diri kita yang sebenarnya: yang rendah
hati, taat, dan penuh kasih; yang dalam Roh-Nya sejati rohani tanpa kesombongan
dalam melayani Tuhan. Marilah kita persiapkan diri menjadi seorang yang dewasa
rohani dan siap untuk melayani Tuhan.
Winner Voice
Kita
tidak menilai pelayanan dari cara pandang yang lepas dan pecah, tetapi dari
perspektif kebersamaan yaitu keutuhan tubuh Kristus.
Pengakuan Iman
Pembacaan Firman:
Karena
kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah. (I
Korintus 3:9)
1.
Aku merasa
bangga dan bersukacita dapat menjadi kawan sekerja ALLAH.
2.
Aku
berjanji untuk rajin, taat dan setia untuk mengerjakan semua yang diperintahkan
ALLAH.
3.
Aku
berjanji akan lebih lagi untuk berjuang menjadi meningkatan kedewasaan rohani
agar aku semakin layak untuk melayani Allah.
No comments:
Post a Comment