Maka sekarang,
anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan
diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada
hari kedatangan-Nya. Jikalau kamu tahu, bahwa Ia adalah benar, kamu harus tahu
juga, bahwa setiap orang, yang berbuat kebenaran, lahir dari pada-Nya.
(1Yohanes 2:28-29)
Menghadap Tuhan Di hari Kedatangan-NYA
Pembacaan
Alkitab: 1Yohanes 2:28-3:10
Perubahan status menjadi anak-anak Allah sama sekali
bukan karena kebaikan, kesetiaan, kemampuan, kesalehan, dan kelebihan kita, semuanya
merupakan kasih karunia. Orang berdosa
sebenarnya tak layak menerima kasih Tuhan yang sedemikian besar, namun dalam
ketidaklayakkan itulah Allah mengangkat kita menjadi anak-anak-Nya. Apakah
perubahan status ini pun mengubah kasih kita kepada Tuhan, dulu mengasihi dunia
dan diri sendiri kini mengasihi Dia? Bisa
ya bisa juga tidak! Ada yang sungguh-sungguh berubah mengasihi Dia,
namun ada juga yang tidak menunjukkan perubahan apapun: tetap egois dan
egosentris, sering berdusta, suka memfitnah, foya-foya, tidak suka firman
Tuhan, tidak berlaku adil, tetap kompromi dengan dosa. Mengapa demikian?
perubahan status yang hanya melekat kepada pemberian dan berkat tidak akan
mengubah hidup kita. Sebaliknya perubahan status yang dialami karena Allah
sendiri yang telah menganugerahkan kasih-Nya akan mengubah hidup. Status
menjadi anak Allah jauh melebihi berkat-berkat lain, maka dalam hidup kita
sekali-kali tak akan kembali melakukan perbuatan yang tidak berkenan
kepada-Nya, karena tujuan hidup kita adalah untuk menyenangkan hati Yesus
Kristus yang telah mati bagi kita. Marilah kita memahami Firman Tuhan ini;
“sekarang,
anak-anakku,” ini istilah yang menunjukkan adanya hubungan
kasih sayang. Pengakuan sebagai anak-anak Allah membutuhkan bukti dari hidup
seorang Kristen, sungguhkah kita hidup untuk mengasihi Allah yang terwujud
konkrit dalam kasih kepada sesama. Di dalam diri kita harus terpancar kebenaran
dan kasih Allah karena kita berasal dari Allah. Sebagai anak-NYA kita diperintahkan
supaya jangan berbuat dosa lagi (1Yoh 2:1). (Bentuk waktu aoris) "supaya
kita sama sekali tidak berdosa” bukan dimaksudkan "supaya kita tidak
terus-menerus tinggal dalam dosa”. Ini target hidup kita, walaupun hal ini
tidak mungkin terlaksana secara sempurna sebelum kita melihat Kristus (1Yoh 3:2).
Puji syukur kita mempunyai Yesus Kristus – Sang Pengantara (Yoh 14:16,26;
15:26; 16:7) yang adil dan benar (Ibr 7:26) yang membela perkara kita terhadap
Iblis, yang selalu mendakwa kita (Why 12:10) dihadapan Bapa di Sorga.
“tinggallah”, ini adalah perintah untuk tetap
menaati perintah-perintah Kristus (1Yoh 3:24). Percaya akan kepastian kedatangan
Kristus kembali seharusnya mendorong kita untuk lebih tekun dalam menaati
perinah ALLAH, sehingga nantinya memperoleh keberanian percaya dan tidak usah
malu - ada keberanian (Yun: Parresia)
artinya kebebasan dalam berbicara atau kesiapan untuk mengatakan sesuatu. Pada
hari kedatangan Kristus, kita harus mampu memberikan pertanggungjawaban tanpa
ragu-ragu tentang apa yang telah kita lakukan. Kita tidak perlu sembunyi karena malu terhadap Kristus
seperti orang bersalah. (Mat 24:3,27,37; 1Kor 15:23, 1Tes 2:19; 3:13; 5:23: Yak
5:7,8).
“Ia
menyatakan”. Sejauh Kristus adalah hidup kita maka sebenarnya saat
inipun kita sudah "mencapai" penggenapan kesatuan dengan Kristus (Kol
3:4). Ketika Kristus datang kedua kali dan menyatakan diri-NYA (Yun: phaneroo) (2Tes
2:8; 2Kor 5:10; 1Tim 6:14; 2Tim 4:1,8; 1Ptr 5:4; 1Yoh 2:28; 3:2) kita akan
bersama dengan Beliau secara langsung dalam kemuliaan (Rm 8:18; 2Kor 3:18).
Inilah aspek "masa depan" dari ajaran eskatologi.
“Keberanian
percaya”
artinya kepercayaan
oleh iman kita kepada Yesus Kristus adalah kepercayaan “tunggal” hanya
kepada-Nya dan tidak boleh di campur dengan kepercayaan atau pengharapan dari
pihak lain manapun. Yesus Kristus adalah subyek sekaligus obyek dari iman kita
satu-satunya. Terlepas dari iman kepada Kristus kita tidak dapat menghampiri
Allah, karena Yesus Kristus adalah jalan masuk satu-satunya kita sampai kepada
Bapa di Sorga (Ef 3:12). Pengharapan dan sukacita kita satu-satunya untuk
bermegah adalah jiwa-jiwa yang akan dipersembahkannya kepada Kristus (2Kor 1:14;
11:2, Flp 2:16; 1Tes 2:20).
“Hari
kedatangan-Nya” , inilah saat yang sangat penting dalam hidup setiap
orang percaya. Kedatangan (Yun: Parousia) berarti "kehadiran" atau
"kedatangan," tetapi kemudian menjadi istilah teknis yang mengacu
kepada kunjungan seorang raja atau pejabat. Perjanjian Baru menyatakan kedatangan
Kristus yang kedua kali sebagai Raja dan Hakim (1Tes 2:19; 3:13; 4:15; 2Tes
2:1; Yak 5:7,8; 2Ptr 1:16; 1Yoh 2:28).
TUHAN YESUS MEMBERKATI
Pesan Pastoral:
25 November 2018
Marilah
kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi
ALLAH dalam hidup ini.? marilah kita menunjukkan karakter
yang baik selaras dengan kasih ALLAH yang luar biasa telah mengangkat kita
menjadi anak-anak NYA. Mari kita tunjukkan dengan mengasihi keluarga, teman dan
orang-orang yang di sekitar kita.
Winner Voice
Percaya pada
kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali dan mempercayainya akan membuat kita
semakin giat melayani Tuhan.
Pengakuan Iman
Pembacaan
Firman:
Maka sekarang,
anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan
diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada
hari kedatangan-Nya. Jikalau kamu tahu, bahwa Ia adalah benar, kamu harus tahu
juga, bahwa setiap orang, yang berbuat kebenaran, lahir dari pada-Nya.
(1Yohanes 2:28-29)
1. Sebagai anak ALLAh maka aku akan
tetap tinggal di dalam Kristus yaitu dengan setia melakukan
perintah-perintah-NYA.
2. Aku bersyukur mendapatkan
pengampunan sehingga tidak usah malu untuk menghadap Tuhan Yesus saat
kedatangan-NYA.
3. Berbuat kebenaran akan menjadi
fokus perilaku hidupku sehari-hari. Amin
No comments:
Post a Comment