Sesuai dengan kasih karunia Allah, yang
dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah
meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di atasnya. Tetapi tiap-tiap
orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya. (1Korintus
3:10)
Dasar
dan Bangunan
Tuhan Yesus Kristus adalah satu-satunya dasar yang
benar untuk orang mendirikan bangunan kehidupan; baik itu membangun keluarga, membangun
komunikasi / pergaulan, membangun bisnis dan juga membangun masa depan (Yoh
8:12; 10:9; 14:6; Kis 4:12). Oleh sebab itu kita harus sangat hati-hati dalam
meletakkan bahan banguan kehidupan di atas dasar ini, agar akhirnya menjadi
bangunan ALLAH (1Kor 3:9).
Dalam hal mendirikan bangunan ALLAH maka kita tidak
bisa menggunakan istilah "tak ada
rotan akar pun jadi" karena dengan demikian terkesan akan digunakan
bahan-bahan dengan kualitas nomor dua/ tiga atau seterusnya. Seharusnya bila
tak ada rotan langkah yang diambil adalah entah cari rotan ke sumber lain atau
rekayasakan bahan alternatif yang sebaik rotan, atau bahkan lebih baik, supaya
mutu bangunan kehidupan tidak berkurang tapi meningkat.
Pendirian suatu bangunan dalam konteks jemaat
Korintus, Paulus menjelaskan bahwa dengan karunia Allah, dirinya telah
meletakkan dasar jemaat (1Kor 3:10) yang adalah Kristus (1Kor 3:11). Karena
itu, Paulus memperingatkan mereka yang sedang membangun jemaat Korintus (1Kor
16:12) di atas dasar itu untuk berhati-hati: jangan membangun jemaat dengan
hal-hal yang tidak tahan uji oleh api (1Kor 16:12). Atau, dengan mengikuti nas
sebelumnya, jangan dengan pengajaran dan tindakan jerami yaitu hikmat manusia (1Kor
2:4-5,13), tetapi dengan pemberitaan hikmat Allah. Ketahanan terhadap ujian
inilah yang akan menentukan upah seorang pelayan (1Kor 2:14,15). Sebagai
penegasan, Paulus juga menyatakan bahwa jemaat setempat di Korintus adalah bait
Allah dan Allah akan membinasakan orang yang membinasakan bait-Nya (1Kor 2:16).
Gereja harus dibangun secara konsisten di atas dasar
kebenaran Firman Tuhan. Kehidupan rohani jemaat harus meningkat dengan
ditunjukkan semakin berani menolak prinsip-prinsip duniawi. Egoisme yang
melahirkan arogansi dan perselisihan merupakan tanda dari prinsip duniawi dan
merupakan tanda bahwa kontribusi Kristen kepada bangunan kehidupan jemaat yang rapuh.
Orang yang keras hati dan keras kepala untuk terus hidup secara duniawi akhirnya
akan menghadapi penghakiman. Kita harus lebut hati dengan pikiran yang terbuka
oleh Firman sehingga jemaat dapat berfungsi sebagai bangunan Allah,
menghadirkan kesaksian Roh akan kasih karunia Allah bagi dunia.
Orang non-Kristen tidak akan dapat merasakan diri
sebagai pemilik bangunan rohani dan akhirnya justru akan menjadi perusak
bangunan ALLAH (Gal 2:4, 2Ptr 2:1-22). Disadari atau tidak maka mereka akan membinasakan
bangunan (Bait) ALLAH dan akan menderita
kerugian (1Kor 3:15). Bait Allah adalah tubuh kita dan bisa juga semua orang
percaya sejati di dalam Kristus, ini merupakan manifestasi dari satu bait Allah
yang sejati yaitu Gereja.
Seluruh jemaat orang percaya sebagai Bait Allah
merupakan tempat kediaman Roh Kudus (1Kor 3:9; 2Kor 6:16; Ef 2:21). Selaku Bait
Allah di tengah-tengah lingkungan yang bobrok, umat Allah tidak boleh
berpartisipasi dalam kejahatan yang lazim dalam masyarakat. Jemaat harus berani menolak segala bentuk
kebejatan duniawi, maka Bait Allah yaitu tubuh setiap individu harus kudus
(1Kor 3:17) karena Allah itu kudus (1Pet 1:14-16).
Orang yang hidup sembrono atau asal-asal saja dalam
membangun hidupnya akan menderita kerugian karena tidak memperoleh upah rohani.
Dapat digambarkan seperti orang yang keluar dari dalam api, (lebih tepat lagi
melalui api). Seperti seseorang yang lari menerobos api menuju tempat aman
ketika bangunan mulai runtuh. Dalam hal
ini tidak ada perbedaan di kalangan jemaat Tuhan Yesus Kristus; tetapi mungkin
ada perbedaan di kalangan hamba-hamba-Nya (Luk 19:17). Allah sendiri akan membedakan
orang dengan pekerjaannya, siapakah yang memiliki kualitas hidup yang baik akan
mendapatkan upah bukan saja nanti di Sorga tetapi juga ada kasih karunia Allah
selama di dunia ini.
Tuhan Yesus
memberkati.
Pesan Pastoral:
16 September
2018
Marilah
kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi
ALLAH dalam hidup ini. Mari kita doakan dan gumulkan terus jemaat GBI Bawangan agar
terus bertumbuh dan hidup tahan uji sebagai representasi Allah di sekitar kita.
Amin.
Winner Voice
Orang yang
benar-benar serius untuk membangun kehidupannya akan mendapatkan kehidupan yang
lebih baik di bandingkan dengan yang asal-asalan.
Pengakuan Iman
Pembacaan
Firman:
Sesuai dengan
kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli
bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang lain membangun terus di
atasnya. Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus
membangun di atasnya. (1Korintus 3:10)
1.
Sesuai dengan kasih karunia ALLAH
yang ku dapatkan maka aku mau mendasarkan hidup dengan kebenaran Firman Tuhan.
2.
Aku akan dengan hati-hati menata
kehidupan dan tidak melakukan tindakan yang sembrono dan asal-asalan .
3.
Aku berjanji akan senantiasa
memperhatikan dan mengelola hidup sebaik-baiknya untuk memuliakan nama Tuhan
Yesus. amin
No comments:
Post a Comment