(Yesaya
30:1-17)
Jangan Memberontak
Dalam setiap situasi yang sulit, masalah
yang berat dan keadaan yang mendesak, seringkali ketegangan memuat kita harus
mengambil keputusan cepat. Tetapi sekalipun dalam situasi bahaya hendaknya kita
selalu ingat akan Tuhan. Janganlah kita mengandalkan kekuatan dan kepandaian
kita sendiri. Marilah kita terlebih dahulu mencari kehendak Tuhan sehingga kita
dapat bertindak dengan tepat dan tidak menambah masalah semakin berat atau semakin
bertambah banyak karena mengambil keputusan yang salah.
Belajar dari bangsa Israel. Dalam
situasi genting dimana perlu mengambil keputusan cepat untuk mengatasi
ketegangan mereka tidak mencari Tuhan dan kehendaknya. Sayangnya mereka justru lebih
menaruh harap kepada bangsa Mesir daripada kepada Allah. Mesir dianggap pintar,
berpengalaman, piawai dalam mengatur strategi, dan paling berkuasa saat itu.
Diyakini bahwa dengan kekuasaannya, bangsa Mesir dapat melindungi mereka dari
serangan musuh Israel. Apakah harapan itu terpenuhi? Ternyata Allah mematahkan
harapan mereka. Melalui Yesaya, Tuhan mengingatkan bahwa Mesir adalah bangsa
yang tidak mengenal Tuhan, bebal, dan pendusta (Yes 30:8-10).
Tindakan para pemimpin Israel yang
memihak Mesir dan melawan Asyur adalah pemberontakan terhadap Tuhan (Yes 30:1).
Sepuluh tahun sebelumnya dengan perantaraan Nabi Yesaya, Tuhan telah menasihati
Israel agar tidak memihak Mesir (Yes 20). Akan tetapi dalam nas ini mereka
kembali melakukannya. Israel pergi ke Mesir untuk mengadakan perjanjian tanpa
menanyakan kehendak Tuhan (Yes 20:2). Mereka berlindung kepada Mesir dan
mengharapkan pertolongan dari Firaun, raja Mesir. Tuhan mengingatkan bahwa
Firaun akan mengecewakan mereka, dan perlindungan yang diharapkan dari Mesir
akan gagal total (Yes 20:3).
Hanya kepada Tuhanlah seharusnya bangsa
Israel berharap penuh. Kesetiaan dan kemahakuasaan Tuhan telah terbukti benar
dan berdaulat. Perbuatan Israel yang mengandalkan Mesir akhirnya bukan mendapat
keuntungan ataupun pertolongan, melainkan mengalami penghinaan (Yes 20:5)
karena kekuatan Mesir itu bagaikan "Rahab yang menganggur" (Yes 30:7).
Inilah contoh dan bentuk dari pemberontakan kepada Tuhan yang berakibat fatal.
Bagaimanakah sikap dan perbuatan
memberontak kepada Tuhan itu? bangsa atau orang disebut memberontak apabila
sesudah memperoleh anugerah, mendapatkan janji pengharapan, dan mengalami hal
yang terbaik bersama Tuhan, tetapi berpaling dari-Nya dan menaruh pengharapan
yang lain. Sikap inilah yang sering dilakukan oleh Israel. Tuhan telah
menjadikan Israel sebagai umat kesayangan-Nya, tetapi mereka sering menjadi
anak-anak pemberontak!
Kepada para nabi mereka berkata,
"Tutup mulut! Jangan berkata-kata kepada kami tentang yang benar, tetapi
beritahukan yang ingin kami dengar" (Yes 30:9-11). Akibat mengikuti
kehendak sendiri, Israel akan mengalami kehancuran secara mendadak, para musuh
akan mengejar dan mengalahkan mereka (Yes 30:12-17). Betapa mengerikan jika
kita memberontak kepada Tuhan. Pemberontakan tidak harus selalu terwujud dalam
acungan tinju menatap Tuhan, tetapi bisa juga seperti Israel ini dalam bentuk
mengesampingkan Tuhan dan mencari pertolongan kepada pihak lain.
Sebagai peringatan yaitu jangan kita melupakan
Tuhan. Dalam keadaan terjepit dan terancam sekalipun tetap fokus kepada Tuhan
sumber pertolongan. Betapa sering manusia mengalihkan perhatiannya pada
kekuatan sendiri atau orang lain dan Tuhan diabaikan! Hal ini tentu saja
mendukakan hati Allah. Bagaimana supaya kita dapat terhindar dari dosa Israel
tersebut? Pertama; percaya penuh dan arahkan hati kepada pimpinan Tuhan. Tuhan saja harapan
satu-satunya yang takkan pernah luntur dan yang menghasilkan rasa damai di hati.
Kedua, tetap beriman bahwa kita akan
melihat bagaimana Allah akan bertindak, mengatasi setiap masalah dalam
kehidupan. Setiap campur tangan ALLAH akan senantiasa memberikan kebaikkan
dalam hidup kita. ketiga; Evaluasi diri bagaimana sikap kita terhadap firman
Tuhan. Apakah kerinduan membaca, merenungkan dan menyimpan dalam hati, menaati
firman terus ada di dalam hati kita ?
Tuhan
Yesus Memberkati.
Pesan Pastoral: 3 Februari 2019
Marilah
kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi
ALLAH dalam segala hal. Marilah kita selalu belajar untuk tetap fokus kepada
ALLAH dalam segala keadaan, baik atau tidak keadaan bukanlah hal yang utama
karena yang utama dan pertama seharus kita percaya pada pimpinan Tuhan.
Winner Voice
Mengarahkan
mata hati untuk selalu tertuju kepada Tuhan akan menjaga hidup dari celaka.
Pengakuan Iman
Pembacaan
Firman:
Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang
Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan
diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu."
Tetapi kamu enggan, (Yesaya 30:15)
1. Aku tidak
enggan untuk bertobat dan tinggal diam dalam hadirat Tuhan
2. Aku
percaya keselamatan hanya ada di dalam Tuhan saja.
Aku
akan tinggal tenang dan percaya Tuhan karena disanalah aku mendapatkan
kekuatan. Aminnn.
No comments:
Post a Comment