Sebab,
jika pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu mulia, betapa lebih
mulianya lagi pelayanan yang memimpin kepada pembenaran. (2Korintuss 3:9)
Pembenaran vs Penghukuman
2Korintus 3:7-11
Perjanjian
yang lama diakui memiliki kemuliaan (Rm 9:4,5): tetapi Perjanjian yang Baru
pasti lebih besar lagi kemuliaannya (Ibr 8:6; 2Kor 9:11-15). Di dalam
Perjanjian Lama "keadilan yang kekal" (Dan 9:24) dijanjikan akan
menyertai kedatangan Mesias (Yes 51:5-8; 56:1; Yer 23:5,6). Pembenaran
(keadilan) tersebut telah digenapi di dalam Kristus (2Kor 5:21; Mat 3:15; Rm
10:4) dan kini dikenakan kepada semua orang yang percaya kepada-Nya (2Kor 5:21;
Rm 3:21-31; 4:1-13).
Orang
Yahudi begitu bangga memiliki Perjanjian Lama dengan Hukum Taurat yang tertulis
di dalamnya. Mereka sangat memuja-muja tokoh-tokoh Perjanjian Lama dan
khususnya Musa dengan Taurat-NYA. Peristiwa ketika menerima dua loh batu
bertuliskan sepuluh hukum Taurat, Musa
turun dari Gunung Sinai dengan wajah yang memancarkan kemuliaan setelah menemui
Tuhan, wajah Musa sangat bersinar cemerlang. Akibatnya orang Israel tak tahan
melihatnya dan ditutup dengan kain. Tetapi lambat laun, cahaya itu memudar dan
hilang (2Kor 3:7).
Kisah
ini dipakai Paulus untuk membandingkan kemuliaan Perjanjian Lama dan Perjanjian
Baru. Paulus menyatakan bahwa Perjanjian Lama akan berakhir dengan penghukuman
(2Kor 3:7a). Mengapa demikian? Karena Hukum Taurat berisi standar kebenaran
yang tidak dapat dipenuhi oleh siapa pun! Dengan demikian, semua orang akan dianggap
berdosa! Tetapi Perjanjian Baru adalah pembenaran Allah bagi orang yang berdosa
(2Kor 3:9). Mengapa bisa demikian? Karena tuntutan Hukum Taurat telah dipenuhi
oleh Tuhan Yesus melalui penumpahan darah-Nya. Betapa besar perbedaan antara
penghukuman dan pembenaran! Perjanjian Lama memang memancarkan kemuliaan; namun
kemudian kemuliaannya memudar bagai sinar lampu saat fajar merekah (2Kor 3:10-11).
Hukum
Taurat ditulis untuk menyadarkan orang akan dosa. Hukum tidak akan pernah dapat
menyelamatkan, sebab tidak seorang pun yang memiliki hati nurani yang murni
tanpa cela dan yang mampu memenuhi secara sempurna tuntutan Taurat. Tetapi walaupun
tak menyelamatkan, kemuliaan Allah tetap tampak ketika diberikan-NYA hukum itu
melalui Musa (2Kor 3:7). Hal ini menunjukkan bahwa hukum Taurat adalah sabda
Allah yang menyatakan sifat dan kehendak-Nya. Sekarang bagi kita berita Injil menjadi
lebih mulia daripada Taurat. Injil terjadi karena Yesus Kristus oleh kasih-Nya
telah datang untuk menyelamatkan. Bila kemuliaan Taurat membuat orang tidak
tahan di hadapan Allah, Injil justru membuat orang masuk dalam persekutuan
dengan Allah (2Kor 3:9). Bila kemuliaan Taurat bersifat sementara maka Injil
bersifat kekal (2Kor 3:11).
Sampai
sekarang banyak orang masih berpikir bahwa keselamatan dapat diperoleh dengan
berbuat baik. Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa keselamatan adalah karena
anugerah Allah. Upaya manusia akan untuk selamat akan sia-sia dan menemui jalan
buntu. Segala yang dihasilkan orang yang sudah digelapkan oleh dosa akan
berakhir pada kegagalan dan hukuman Allah. Tidak percuma kita boleh percaya
kepada penebusan Yesus Kristus, maka kita yang sudah menerima anugerah
penebusan Allah, perlu memiliki hati yang terbeban untuk mendoakan dan
memberitakan jalan keselamatan yang adalah anugerah Allah kepada sesama kita.
Begitu banyak hal menjadi masalah bagi kita, namun janganlah kita lupa berdoa
dan menyebarkan Injil kepada orang-orang dalam lingkar pergaulan kita.
Jaman
sekarangpun banyak seperti orang Yahudi yang tetap berpegang pada prinsip usaha
menaati Hukum Taurat. Hati mereka masih terselubung seperti muka Musa yang baru
turun dari Sinai (Kel 34:33). Sebenarnya Kristus telah membuka selubung Taurat
melalui kematian dan kebangkitan-Nya. Tetapi dalam pengalaman nyata pelayanan,
kita jumpai orang-orang yang tidak mengalami dampak Injil itu. Karena berita
keselamatan itu hanya dapat dimengerti dan bermanfaat bagi pembaca dan
pendengarnya, bila mereka menyerah untuk dipimpin oleh Roh Kudus (Kel
34:14-16).
TUHAN YESUS MEMBERKATI
Pesan Pastoral:
21 Oktober 2018
Marilah
kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi
ALLAH dalam hidup ini. Hal
yang rohani hanya dapat dipahami dan dialami bila orang memohon pertolongan Roh
Allah. Kita berdoa agar Roh menyingkapkan hati orang yang kita layani dan
mengingatkan mereka akan tanggungjawab meresponi panggilan Tuhan ?
.
Winner Voice
Daya yang besar untuk melayani Tuhan dengan
benar lahir dari pengenalan yang jernih akan kemuliaan Injil dan dari
persekutuan yang hidup dengan Kristus oleh Roh Kudus..
Pengakuan Iman
Pembacaan
Firman:
Sebab,
jika pelayanan yang memimpin kepada penghukuman itu mulia, betapa lebih
mulianya lagi pelayanan yang memimpin kepada pembenaran. (2Korintuss 3:9)
1.
Aku telah di selamatkan oleh
pengorbanan Tuhan Yesus Kristus
2.
Aku hidup untuk melayani Tuhan
dengan apa yang dapat aku kerjakan
3.
Aku percaya bahwa pelayanan yang
aku lakukan akan mempimpinku kepada pembenaran Allah.
No comments:
Post a Comment