Maka sekarang,
anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan
diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada
hari kedatangan-Nya. Jikalau kamu tahu,
bahwa Ia adalah benar, kamu harus tahu juga, bahwa setiap orang, yang berbuat
kebenaran, lahir dari pada-Nya. (1Yohanes 2:28-29)
Status Manusia Allah
Allah Maha kasih telah menetapkan kita
untuk menjadi manusia Allah (manusia milik ALLAH. Perubahan status menjadi manusia
Allah sama sekali bukan karena kebaikan, kesetiaan, kemampuan, kesalehan, dan
kelebihan kita; semata adalah kasih karunia-Nya. Kita orang berdosa sebenarnya
tidak layak menerima kasih yang sedemikian besar, namun dalam ketidakpantasan
itulah Allah justru mengangkat kita menjadi anak-anak-Nya.
Perubahan status ini seharusnya membuat
kita sungguh-sungguh berubah dan lebih mengasihi Tuhan serta meninggalkan
keduniawian. Kita sudah tidak patut lagi berpusat pada diri sendiri, suka
berbohong, suka memfitnah, berfoya-foya, tidak suka firman Tuhan, tidak mau
berdoa, tidak bersikap adil, masih toleran terhadap dosa. Perubahan status menjadi
manusia Allah yang kita alami itu karena ALLAH sendiri yang telah menganugerahkan
kasih-Nya untuk mengubah hidup kita. Status menjadi manusia Allah jauh melebihi
berkat-berkat lain, maka dalam hidup kita sekali-kali jangan kembali melakukan
perbuatan yang tidak berkenan kepada-Nya, karena tujuan hidup kita adalah untuk
menyenangkan hati Yesus Kristus yang telah berkorban mati di atas kayu salib
agar status manusia Allah dapat melekat kepada kita selamanya.
Sebagai manusia Allah kita harus tinggal
di dalam TUHAN Yesus yang berarti harus tetap menaati setiap perintah firman-NYA
(1Yoh 3:24). Kita harus menuruti segala perintah-Nya dan melakukan yang
berkenan pada-Nya (1Yoh 3:22), maka sebagai tanda yang tampak dari manusia
Allah adalah kasih kepada ALLAH hasil dari tidak melakukan dosa lagi. Namun,
pada kenyataannya anak-anak Allah masih sering berbuat dosa. Misalnya, tidak
mengasihi saudara seiman dan manusia lainnya seperti Kristus mengasihi manusia,
kasih menyimpan dendam atau sakit hati dan lain-lain, ini jelas mendukakan hati
ALLAH.
Allah lebih mengenal kita dari pada kita
mengenal diri sendiri (1Yoh 3:20). Oleh sebab itu sepatutnyalah kita
menyerahkan segalanya bukan kepada penilaian pribadi melainkan pada belas
kasihan Allah. Betapapun kuat dan hebatnya suara hati menuduh, kita dapat
menghampiri Allah yang penuh belas kasihan dan pengampunan. Inilah dasar
keberanian kita untuk menghampiri Allah dan memohon pada-Nya (1Yoh 3:21). Ini
merupakan bukti bahwa kita memiliki hubungan dengan Allah yaitu hubungan yang
dilandasi dan diwarnai dengan dan oleh kasih (1Yoh 3:23). Tetapi perlu kita
sadari bahwa kasih hanya muncul jika atau karena percaya pada Tuhan Yesus.
Jadi, hanya yang percaya pada Tuhan Yesus Kristus dan yang mengasihi sesama sajalah
yang disebut orang Kristen, karena itu kasih
adalah bukti bahwa seseorang percaya pada Tuhan Yesus.
Wujud besar cinta ALLAH kepada kita adalah
dengan mengaruniakan Roh Kudus-NYA (1Yoh
3:24). Roh Kudus merupakan jaminan kuat bahwa kita adalah manusia Allah. Maka
manusia Allah yang di dalamnya ada Roh Kudus harus memperdalam hubungan dengan
Allah sehingga memiliki keberanian yang semakin kuat untuk menghampiri dan
meminta apa saja pada Allah dalam doa. Hubungan yang mendalam dan intim dengan
Allah membuahkan doa yang berani meminta apa saja kepada-Nya.
Paling utama bagi manusia adalah untuk tetap
tinggal dalam kasih ALLAH. Apapun yang dapat terjadi dan menimpa kehidupan kita
tetapi karena tetap tinggal Allah akan; memperoleh keberanian percaya dan tidak
usah malu. Keberanian (Yunani, parresia) artinya kebebasan dalam berbicara atau
kesiapan untuk mengatakan sesuatu. Kita harus mampu memberikan
pertanggungjawaban tanpa ragu-ragu tentang apa yang telah kita lakukan ketika Tuhan
Yesus datang kedua kali. Tidak usah malu artinya tidak sembunyi karena malu
terhadap Tuhan seperti orang bersalah yang terkejut pada saat kedatangan-Nya.
(Mat 24:3,27,37; 1Kor 15:23, 1Tes 2:19; 3:13; 5:23: Yak 5:7,8).
Tuhan Yesus memberkati.
Pesan Pastoral:
4 Maret 2018
Marilah
kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi
ALLAH dalam hidup ini. Masa kedatangan (Yun; Parousia) Tuhan Yesus kedua
kali tidak ada yang mengetahui kapan waktunya tetapi disaat penantian inilah
maka dunia bergerak untuk mencoba mengubah hati manusia agar menjauh dari kasih
ALLAH. Tugas kita sebagai manusia Allah agar kita tetap di dalam kasih-NYA
Winner Voice
Orang
Kristen adalah orang yang tetap di dalam Kasih Kristus untuk memberikan kasih
kepada sesama.
Pengakuan Iman
Maka sekarang, aku
akan tetap tinggal di dalam Kristus, supaya apabila Tuhan Yesus menyatakan
diri-Nya, aku beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada
hari kedatangan-Nya. Aku tahu bahwa Yesus adalah benar dalam segala hal, dan bahwa
aku berbuat kebenaran maka aku lahir
dari pada-Nya. (1Yohanes 2:28-29)
No comments:
Post a Comment