Dalam hidup-Nya
sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap
tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan
karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia
telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, dan sesudah Ia
mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua
orang yang taat kepada-Nya, (Ibrani 5:7-9)
Pengalaman
Taman Getsemani
Taman Getsemani adalah pengalaman Yesus
Kristus sebagai manusia ya terlukiskan sebagai peristiwa sangat tragis, betapa
ketakutan sangat mencekam sehingga peluh yang keluar berupa darah. Itu adalah
pengalaman tentang belajar dan pengalaman tentang keterbatasan. Perendahan diri
Yesus Kristus sebagai manusia ini (Flp 2:7) merupakan saat belajar untuk taat total
seperti seharusnya manusia yang lain. Melalui pengalaman taman Getsemani Yesus Kristus
dilengkapi dimana saat hidup di dalam daging tetapi melakukan ketaatan penuh.
Masa penderitaan Yesus Kristus ketika di
taman Getsemani (Ibr 5:7,8), melukiskan
penderitaan dengan memakai istilah doa, permohonan, ratap tangis dan keluhan.
Musuh yang dihadapi Yesus Kristus adalah maut-baik secara jasmani maupun secara
rohani karena kedudukan BELIAU sebagai pemikul dosa, sebab ketika itu Dia
menanggung seluruh murka Allah yang seharusnya diterima oleh orang-orang
berdosa. Permohonan-Nya akan kelepasan dikabulkan sepenuhnya melalui
Kebangkitan bersamaan dengan pemberitaan bahwa maut telah dikalahkan. Melalui
pengalaman ini Kristus mengenal ketaatan karena Ia tidak mungkin mengenalnya
melalui cara yang lain. Secara harfiah, Dia telah belajar dari hal-hal yang
diderita-Nya (Ibr 5:8)
Setelah memenuhi syarat secara sempurna
untuk menduduki jabatan selaku imam besar. Kristus menyediakan keselamatan yang
abadi (soteria aioniou; Ibr 5:9), yang aspek-aspek abadinya dihubungkan dengan
imamat Melkisedek. Berbeda dengan Harun, Melkisedek merupakan imam Allah yang
abadi, sebuah pokok yang dibahas secara lengkap di pasal .
Taman Getsemani juga menunjuk kepada
kehebatan doa Yesus Kristus. Doa Yesus "didengarkan" bukan dalam
pengertian bahwa Allah menyingkirkan semua hal yang berhubungan dengan
kematian, tetapi dalam pengertian bahwa Ia menerima pertolongan Allah untuk
mengalami segala penderitaan yang sudah ditetapkan bagi-Nya. Dalam pengertian
manusiawi maka dipahami bahwa, Doa Yesus tidak dikabulkan karena tidak
diselamatkan dari kematian. Bagi kita yang memahami maka kita tahu sebab justru
untuk itulah Yesus Kristus telah datang yaitu untuk menyelamatkan manusia dari
dosa melalui pengorbanan di atas kayu salib, (Yoh 12:27). Tetapi Tuhan Yesus
diselamatkan dari kekuasaan Maut, dan BELIAU bangkit dari kematian (Kis 2:24),
sehingga kematianNya oleh Allah dirubah menjadi peninggian yang mulia, (Yoh
12:27; Yoh 13:31; Yoh 17:5; Flp 2:9-11; Ibr 2:9).
Adakalanya kita juga menghadapi berbagai
pencobaan dan doa kita yang sungguh-sungguh tampaknya tidak didengar. Pada
saat-saat semacam itu, kita harus ingat bahwa Yesus telah diuji dengan cara
yang sama dan bahwa Allah akan memberikan kasih karunia yang cukup kepada kita
untuk mengalami penderitaan yang diizinkan-Nya dalam kehidupan kita. Penting
untuk tetap mengerjakan kesalehan (Yun: eulabeis) yang mengandung rasa hormat
dan ketaatan, sehingga searti dengan sungguh-sungguh menjalankan agama, sikap
keagamaan yang mendalam. Doa Yesus waktu maut mendekat dijiwai seluruhnya oleh
ketaatan kepada kehendak Bapa di Sorga, (Mat 26:39,42). Itulah sebabnya Ia
didengar dan doaNya dikabulkan. Keselamatan abadi yang diperoleh melalui
penderitaan Yesus (Ibr 5:8) tersedia hanya bagi yang taat kepada-Nya melalui
iman. Iman yang menyelamatkan adalah iman dalam ketaatan penuh (Yoh 8:31; Rm
1:5; 16:26; Yak 2:17-26).
Tuhan Yesus
memberkati.
Pesan Pastoral:
14 April 2018
Marilah
kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi
ALLAH dalam hidup ini. Marilah kita membangun kesadaran bahwa tidak semua
jawaban doa adalah seperti yang kita harapkan, tetapi sekalipun kebalikan dari
harapan; kita harus tetap taat dalam menjalaninya sebagai penundukan diri
dihadapan Tuhan.
.
Winner Voice
Kalaupun
kita pernah menderita tetaplah percaya Yesus telah mengalami penderitaan yang
lebih hebat sekalipun ada kuasa dari dirinya untuk melepaskan diri.
Pengakuan Iman
Aku mau bersungguh-sungguh taat kepada
Allah sekalipun doa dan perhonan yang kunaikkan tidak terwujud seperti yang aku
harapan. Aku tetap percaya bahwa Allah sanggup menyelamatkan tetapi aku akan
tetap taat kepada Nya sekalipun harus menghadapi derita, sampai pada akhirnya
ALLAH sendiri yang akan menentukan waktu untuk menyelamatkan aku. Amin
No comments:
Post a Comment