Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh
menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada
penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat. Aku telah menjadi pelayan
jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku untuk
meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu, (Kolose 1:24-25)
Kesamaan
Di Dalam Penderitaan-NYA
Ketika
Paulus menulis surat ini, Ia tahu bahwa iman dan keyakinan Jemaat Kolose sedang
berusaha diguncangkan dan diserang oleh orang-orang yang menyebut dirinya kaum
intelektual (kaum Gnostik). Orang Gnostik sangat tidak puas dengan pengajaran
Kristen yang dinilai sangat sederhana, sehingga mereka ingin mengubahnya
menjadi suatu filsafat. Dalam usaha mengubah pemahaman iman jemaat, orang
Gnostik memberikan pengajaran yang menjatuhkan Kristus dari jabatan-Nya sebagai
Tuhan dan Juruselamat satu-satunya. Untuk menolak serangan pengajaran yang
tidak benar adalah dengan berusaha mengejar kesempurnaan Kristus, yaitu dengan
menaruh pikiran dan perasaan yang sama seperti Tuhan Yesus Kristus (Flp 2:5-7).
Tetapi
bila ditanyakan apakah kita dapat merasakan apakah yang seperti Yesus rasakan ?
sukacita dalam melayani bahkan sukacita ketika dalam penderitaan? tentu kita semua
tidak senang menderita. Tetapi mengapa rasul Paulus berkata “Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh
menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada
penderitaan Kristus?” Bila kita melihat kembali keberadaan Paulus sebagai
hamba Tuhan Kristus, kita menemukan tokoh Kristen yang dengan sungguh-sungguh
membaktikan hidupnya bagi Tuhan. Kita juga dapat melihat bahwa karena
kesetiaannya banyak orang yang menerima Kristus, tetapi banyak juga yang
menolak Kristus bahkan berespons berlebihan; membenci dan menyiksa Paulus.
Bagaimana reaksi Paulus merespons orang-orang yang menolaknya? Paulus sama
sekali tidak mempedulikan respons tersebut, asal orang-orang mengenal Kristus,
beriman teguh pada-Nya, dan bertumbuh dewasa secara rohani.
Ada
tiga hal yang membuat kita tetap bersukacita untuk melayani Tuhan sekalipun
dalam penderitaan, yiatu:
1.
Yang
pertama, menempatkan diri secara mutlak di bawah kekuasaan Tuhan Yesus sebagai pusat pelayanan. Keteguhan iman
Kristen kepada Yesus Kristus seharusnya
menyikapi pengajaran-pengajaran miring tentang Kristus dari luar, dan
dari dalam kekristenan.
2.
Kedua,
menjadikan karya keselamatan di dalam Tuhan Yesus Kristus sebagai hal utama
dalam setiap karya pelayanan. Tindakkan orang Kristen harus konkret sesuai
dengan keadaan dan perkembangan jaman. Tindakkan itu sebagai konsekuensi dan
tanggung jawab terhadap tindakan pendamaian Yesus Kristus, yang telah berkorban
mati di atas kayu salib untuk orang berdosa.
3.
Ketiga
adalah membawa pertumbuhan jiwa jemaat ke arah Tuhan Yesus Kristus. Keutamaan Tuhan
Yesus Kristus harus dapat kita jelaskan kepada jemaat Tuhan, seperti a. Siapa
Yesus Kristus di dalam diri-Nya (Kol 1:15); b. Siapa Yesus Krsitus bagi
penciptaan alam semesta (Kol 1:16-17); c. Siapa Yesus Kristus bagi gereja (Kol
1:18); d. Siapa Yesus Kristus bagi segala sesuatu (Kol 1:19-20); e. Apakah
tujuan kedatangan Yesus Kristus ke dalam dunia ini (Kol 1:21-23) dan mengapa kita
tidak dapat mendamaikan dirinya sendiri dengan Allah?
Kita
harus belajar banyak hal sebagai orang yang benar-benar melayani Tuhan. Janganlah
melihat pelayanan itu sebagai beban
tetapi sebagai sebuah kehormatan. Kita dapat melihat pelayanan sebagai suatu peran
penting dan keterlibatan dalam ambil bagian penderitaan Kristus untuk
jemaat-Nya. Selanjutnya bahwa menderita karena melayani Kristus bukanlah suatu
hukuman melainkan hak istimewa karena diperkenankan mengambil bagian dalam
karya-Nya.
Kristus
yang diam di dalam kita adalah jaminan kita untuk kelak memperoleh kemuliaan
dan hidup kekal. Hanya jikalau Ia tinggal di dalam kita dan kita terus-menerus
berhubungan erat dengan Dia, dapat melenyapkan setiap keraguan tentang mencapai
sorga. Memiliki Kristus berarti memiliki hidup, karena itu marilah kita
melayani Tuhan (Rm 8:11; Ef 1:13-14; 1Yoh 5:11-12).
Pesan Pastoral:
1
April 2018
Marilah
kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi
ALLAH dalam hidup ini. Marilah kita melayani Tuhan dengan sungguh hati
sesuai dengan keinginan Tuhan dan talenta yang diberikan Tuhan kepada kita. Dengan demikian
kita sedang berusaha menjadi serupa dengan Kristus.
Winner Voice
Marilah
kita melayani Tuhan dengan lebih sungguh, demikianlah terpancar kekuasaan ALLAH
dalam hidup kita
Pengakuan Iman
Sekarang
aku bersukacita bahwa aku boleh menderita, dan menggenapkan dalam dagingku apa
yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat. Aku telah
menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah kepadaku
untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada orang banyak, (Kolose
1:24-25)
No comments:
Post a Comment