Friday, March 9, 2018

PANGGILAN UNTUK MENCINTAI TUHAN (4)



Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.(Matius 22:37)
Ahli Hukum Bertanya Tentang Hukum Yang Terutama
Semakin kita menelusuri kisah-kisah Yesus akan semakin kagum kita terhadap Beliau. Orang Farisi dan Saduki adalah ahli taurat yaitu orang yang ahli dalam penafsiran hukum Musa. (Mat 22:36). Para ahli hukum ini tampil lagi untuk mencoba mengukur pemahaman iman Yesus dan jawaban Yesus semakin membuat Beliau cemerlang di hadapan mereka dan orang banyak. Sebenarnya ketika orang-orang Farisi mendengar keadaan orang-orang Saduki yang sangat malu disebabkan oleh tanggapan Yesus mengenai masalah kebangkitan tentu cocok untuk orang Farisi (Mat 12:28-34; 2234). Tetapi, suatu kemenangan yang mudah dari Yesus tidak akan mereka sambut, karena mereka berbagi kebencian terhadap Yesus dengan orang Saduki. (Mat 22:35).
Tentang hukum terbesar dalam Taurat Yesus merangkumkan Sepuluh Perintah Allah ke dalam dua hukum kasih, mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama (Mat 22:37-40; Ul 6:5; Im 19:18). Ajaran Yesus selaras dengan Perjanjian Lama dan Jawaban Yesus tidak hanya memaparkan kebenaran, tetapi juga menelanjangi kejahatan para ahli hukum itu. Apabila Yesus Putra Allah, mereka sudah melanggar hukum pertama sebab mereka tidak mengasihi, tetapi mencobai Yesus. Apabila Yesus hanya manusia biasa, mereka sudah melanggar hukum kedua sebab tujuan mereka bertanya adalah untuk mencobai dan menjatuhkan hukuman.
Sikap yang benar kepada Allah dan sesama manusia merupakan hakikat tugas manusia. Seluruh Perjanjian Lama menafsirkan dan menerapkan kedua prinsip ini (Rm 13:8), sehingga harus dilakukan dengan segenap hati. Di dalam cara berpikir Ibrani, hati melambangkan seluruh diri, di dalam mana terdapat jiwa dan akal budi, unsur-unsur untuk hidup dan berpikir. Tetapi patokan yang tidak mungkin dicapai itu hanya menunjukkan kebusukan hati manusia.
Kini Yesus mengambil prakarsa membalikkan posisi dan status-Nya. Dari ditanya dan mempertahankan diri, kini Beliau berbalik bertanya dan mendesak para ahli hukum itu (Mat 22:42). Pertanyaan-Nya sederhana, yaitu siapa Mesias menurut mereka. Jawab menurut iman ortodoks dan tradisi Farisi, Mesias adalah anak Daud. Muatan di dalamnya bernuansa politis. Lalu Yesus makin menyudutkan mereka. Bagaimana mungkin Daud memanggil Mesias sebagai Tuan jika Mesias hanya anaknya, manusia biasa! Artinya, pengharapan mereka tentang siapa dan apa karya Mesias salah, jika hanya di sekitar konsep manusia saja. Mesias dan karyanya pastilah ilahi (nilai rohani) sebab Daud memposisikan Mesias jauh di atasnya (Mat 22:45).
Tuhan Yesus tidak dapat dicobai melalui pertanyaan apa pun, sebaliknya Beliau menggiring ahli hukum ini kepada hakikat ketaatan kepada Pemberi Hukum Taurat. Yang penting bukan melakukan hurufiah hukum-Nya, tetapi bagaimana hakikat menaati hukum-Nya dalam rangka menaati-Nya (Mat 22:36). Hukum-hukum yang Allah berikan adalah mencerminkan hakikat-Nya sendiri, yakni KASIH dan bukan kewajiban. Itulah sebabnya menaati hukum-Nya karena kewajiban akan terasa berat dan hampa. Kasih kepada Allah itulah yang menjadi dasar ketaatan kita kepada hukum-Nya.
Tuhan Yesus mengajarkan bahwa kita harus mengasihi Tuhan dengan segenap totalitas kehidupan (Mat 22:37), artinya tidak sedikit pun kita mengorupsi bagi kesenangan, kepentingan, dan keuntungan diri sendiri. Ketika kita tidak sepenuhnya menyatakan kasih kepada Allah, sesungguhnya kita telah gagal mengasihi, karena Allah menuntut kasih sepenuh hati. Oleh karena itu mengasihi sesama pun sebagai wujud kasih kita kepada Tuhan, dengan sepenuh totalitas kehidupan juga (Mat 22:39). Prinsipnya tidaklah dapat dipisahkan antara mengasihi Tuhan dan sesama.
Tuhan Yesus memberkati.

Pesan Pastoral: 28 Januari 2018
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR” rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam hidup ini. Jangan sampai kita hanya pandai berdebat tentang hukum kasih, tetapi kita harus pandai dalam melakukan kasih sebagai wujud kita memang benar-benar mengasihi Tuhan .

Winner Voice
Ada banyak hukum diciptakan manusia tetapi hanya dengan mengerjakan hukum kasih kita telah melaksanakan semua hukum yang ada di dunia ini.

Pengakuan Iman
Seperti kata Tuhan Yesus maka aku mau mengasihi Tuhan, Allah, dengan segenap hatiku dan dengan segenap jiwaku dan dengan segenap akal budiku. Amin (Matius 22:37)

No comments:

Hidup Berpadanan Dengan Injil Kristus (2)

                            ( Filipi 1:27-30 ) Nasehat Supaya Tetap Berjuang Paulus sedang dalam penjara saat menulis surat kepada jem...