Jawab Yesus
kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan
segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.(Matius 22:37)
Ahli
Hukum Bertanya Tentang Hukum Yang Terutama
Semakin
kita menelusuri kisah-kisah Yesus akan semakin kagum kita terhadap Beliau.
Orang Farisi dan Saduki adalah ahli taurat yaitu orang yang ahli dalam
penafsiran hukum Musa. (Mat 22:36). Para ahli hukum ini tampil lagi untuk
mencoba mengukur pemahaman iman Yesus dan jawaban Yesus semakin membuat Beliau
cemerlang di hadapan mereka dan orang banyak. Sebenarnya ketika orang-orang
Farisi mendengar keadaan orang-orang Saduki yang sangat malu disebabkan oleh
tanggapan Yesus mengenai masalah kebangkitan tentu cocok untuk orang Farisi (Mat
12:28-34; 2234). Tetapi, suatu kemenangan yang mudah dari Yesus tidak akan
mereka sambut, karena mereka berbagi kebencian terhadap Yesus dengan orang
Saduki. (Mat 22:35).
Tentang
hukum terbesar dalam Taurat Yesus merangkumkan Sepuluh Perintah Allah ke dalam
dua hukum kasih, mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama (Mat 22:37-40; Ul 6:5; Im
19:18). Ajaran Yesus selaras dengan Perjanjian Lama dan Jawaban Yesus tidak
hanya memaparkan kebenaran, tetapi juga menelanjangi kejahatan para ahli hukum
itu. Apabila Yesus Putra Allah, mereka sudah melanggar hukum pertama sebab
mereka tidak mengasihi, tetapi mencobai Yesus. Apabila Yesus hanya manusia
biasa, mereka sudah melanggar hukum kedua sebab tujuan mereka bertanya adalah
untuk mencobai dan menjatuhkan hukuman.
Sikap
yang benar kepada Allah dan sesama manusia merupakan hakikat tugas manusia.
Seluruh Perjanjian Lama menafsirkan dan menerapkan kedua prinsip ini (Rm 13:8),
sehingga harus dilakukan dengan segenap hati. Di dalam cara berpikir Ibrani,
hati melambangkan seluruh diri, di dalam mana terdapat jiwa dan akal budi,
unsur-unsur untuk hidup dan berpikir. Tetapi patokan yang tidak mungkin dicapai
itu hanya menunjukkan kebusukan hati manusia.
Kini
Yesus mengambil prakarsa membalikkan posisi dan status-Nya. Dari ditanya dan
mempertahankan diri, kini Beliau berbalik bertanya dan mendesak para ahli hukum
itu (Mat 22:42). Pertanyaan-Nya sederhana, yaitu siapa Mesias menurut mereka.
Jawab menurut iman ortodoks dan tradisi Farisi, Mesias adalah anak Daud. Muatan
di dalamnya bernuansa politis. Lalu Yesus makin menyudutkan mereka. Bagaimana
mungkin Daud memanggil Mesias sebagai Tuan jika Mesias hanya anaknya, manusia
biasa! Artinya, pengharapan mereka tentang siapa dan apa karya Mesias salah,
jika hanya di sekitar konsep manusia saja. Mesias dan karyanya pastilah ilahi (nilai
rohani) sebab Daud memposisikan Mesias jauh di atasnya (Mat 22:45).
Tuhan
Yesus tidak dapat dicobai melalui pertanyaan apa pun, sebaliknya Beliau
menggiring ahli hukum ini kepada hakikat ketaatan kepada Pemberi Hukum Taurat.
Yang penting bukan melakukan hurufiah hukum-Nya, tetapi bagaimana hakikat
menaati hukum-Nya dalam rangka menaati-Nya (Mat 22:36). Hukum-hukum yang Allah
berikan adalah mencerminkan hakikat-Nya sendiri, yakni KASIH dan bukan
kewajiban. Itulah sebabnya menaati hukum-Nya karena kewajiban akan terasa berat
dan hampa. Kasih kepada Allah itulah yang menjadi dasar ketaatan kita kepada
hukum-Nya.
Tuhan
Yesus mengajarkan bahwa kita harus mengasihi Tuhan dengan segenap totalitas
kehidupan (Mat 22:37), artinya tidak sedikit pun kita mengorupsi bagi
kesenangan, kepentingan, dan keuntungan diri sendiri. Ketika kita tidak
sepenuhnya menyatakan kasih kepada Allah, sesungguhnya kita telah gagal
mengasihi, karena Allah menuntut kasih sepenuh hati. Oleh karena itu mengasihi
sesama pun sebagai wujud kasih kita kepada Tuhan, dengan sepenuh totalitas
kehidupan juga (Mat 22:39). Prinsipnya tidaklah dapat dipisahkan antara
mengasihi Tuhan dan sesama.
Tuhan
Yesus memberkati.
Pesan Pastoral:
28 Januari 2018
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR”
rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam hidup ini. Jangan
sampai kita hanya pandai berdebat tentang hukum kasih, tetapi kita harus pandai
dalam melakukan kasih sebagai wujud kita memang benar-benar mengasihi Tuhan .
Winner Voice
Ada
banyak hukum diciptakan manusia tetapi hanya dengan mengerjakan hukum kasih
kita telah melaksanakan semua hukum yang ada di dunia ini.
Pengakuan Iman
Seperti kata
Tuhan Yesus maka aku mau mengasihi Tuhan, Allah, dengan segenap hatiku dan
dengan segenap jiwaku dan dengan segenap akal budiku. Amin (Matius 22:37)
No comments:
Post a Comment