"Haruslah
engkau mengasihi TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia kewajibanmu
terhadap Dia dengan senantiasa berpegang pada segala ketetapan-Nya,
peraturan-Nya dan perintah-Nya. (Ulangan 11:1)
Mengasihi
Dengan Menaati Tuhan.
Nabi
Musa tidak jemu untuk memberi nasihat agar bangsa Israel mencintai Tuhan dan
menaati perintah-perintah-Nya. Selama empat puluh tahun berputar-putar di
padang gurun dengan berbagai peristiwa Nabi Musa terus berusaha untuk
menyadarkan bangsa Israel terhadap hal ini. Nabi Musa tidak bosan
mengulang-ulang hal ini, karena bangsa Israel seperti anak kecil “bandel” yang
harus dididik keras yang harus diajarkan berulang-ulang kali. Nabi Musa sangat
memahami bahwa perintah dari ALLAH ini teramat penting, dan karena memang
bangsa Israel sering melupakan hal yang mendasar ini.
Musa
menyatakan bahwa bangsa Israel perlu menaati hukum-hukum tersebut karena
mereka telah mengalami pemeliharaan
Allah dan menyaksikan kekuasaan dan kebesaran Allah. Bangsa Israel perlu diingatkan
akan hukuman yang keras bagi mereka yang menantang kekuasaan Tuhan seperti yang
dilakukan oleh generasi terdahulu yaitu mereka yang keluar dari perbudakan
Mesir. (Ul 11:6, Bil 16). Panggilan untuk mengambil keputusan mengasihi dan
menaati Tuhan sebenarnya tidak hanya diarahkan kepada angkatan yang lahir di
padang gurun. Panggilan tersebut justru pertama-tama diarahkan kepada mereka
yang telah lahir di Mesir dan menyaksikan tindakan-tindakan penghakiman Allah
yang perkasa pada masa lalu (Ul 11:7; 11:2)
Perintah
untuk mengasihi Tuhan dan melakukan dengan setia kewajiban terhadap perintah
Tuhan (Ul 11:1); merupakan apa yang diminta TUHAN, Allah, untuk takut akan
TUHAN, Allah, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah
kepada TUHAN, Allah dengan segenap hati dan dengan segenap jiwamu. Maka
haruslah dilakukan dengan setia segala ketetapan dan peraturan yang telah di
paparkan oleh nabi Musa. (Ul 10:12-11:32).
Bangsa
Israel telah menerima disiplin untuk menghormati Tuhan selaku Hakim yang harus
mereka hadapi melalui pengalaman penghakiman-Nya atas musuh-musuh mereka (Ul
11:2-4) dan diri mereka sendiri (Ul 11:5,6). Dengan demikian, mereka tahu bahwa
hukuman yang diterima adalah dari yang Mahakuasa sehingga orang yang paling
perkasa di bumi tidak bisa mencegahnya, dan bahwa hukuman ALLAH itu adil tanpa
pandang bulu sehingga bangsa Israel sekalipun bangsa pilihan ALLAH dan ada
perjanjian akan kasih karunia ALLAH pun tidak berani memanfaatkan kedudukan
khusus mereka sebagai bangsa pilihan. (Ul 11:6). Tetap dalam setiap peristiwa
adalah kekususan perlakukan ALLAH dan sebagai pembelajaran adalah peristiwa
yang dialami oleh Datan dan Abiram. (Bil 16, Bil 11:31-33). Sebaliknya
disebutnya Korah mungkin disengaja Musa mengingat masih ada keturunan Korah di
antara orang Lewi yang ada (Bil 26:11).
Sebenarnya
disaat bangsa Israel mengasihi dengan menaati Tuhan Allah, maka setiap perintah
yang dilakukan akan menjadi kekuatan bagi mereka untuk memasuki tanah yang
begitu berlimpah madu dan susu itu (Bil 16:8). Tanah Kanaan adalah tanah yang
bergantung dari hujan, tidak seperti Tanah Mesir yang bergantung dari Sungai
Nil. Ketika bangsa Israel sungguh-sungguh taat maka kebergantungan mereka
kepada Tuhan akan sungguh memberikan berkat kepada mereka. Perintah untuk
mencintai dan menaati Allah dengan demikian menjadi sumber kekuatan dan sumber
kehidupan.
Bagi
kita yang hidup saat ini adalah fakta bahwa kita adalah umat dari Allah yang
sejati, Allah menuntut kita untuk mengasihi –NYA karena BELIAU telah lebih dulu
mengasihi kita. Yesus telah taat sampai mati untuk menyelamatkan kita dari
dosa, maka kita juga dituntut untuk taat kepada perintah-NYA, demikianlah kita
dapat di sebut sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus (Yoh 3:36). Dalam
kesulitan hidup, tetaplah ingat bahwa itulah kesempatan menyatakan diri bahwa
kita mencintai Tuhan dengan segenap hati dan tetap taat kepada-NYA sebagai
pernyatakan iman percaya Tuhan Yesus adalah sumber kekuatan dan kehidupan
sejati. Amin
Tuhan
Yesus memberkati.
Pesan Pastoral:
14 Januari 2018
Marilah kita menjadi pribadi “SADAR”
rohani yaitu dengan memberikan yang terbaik bagi ALLAH dalam hidup ini. MARILAH,
kita sungguh-sungguh mencintai Tuhan Yesus dengan sungguh-sungguh berpegang
pada segala ketetapan-Nya, peraturan-Nya dan perintah-Nya.
Winner Voice.
Mencintai
Tuhan artinya taat melakukan semua Firman-NYA.
Pengakuan Iman
"Haruslah aku
mengasihi TUHAN, Allah, dan melakukan dengan setia kewajibanku terhadap TUHAN
dengan senantiasa berpegang pada segala ketetapan-Nya, peraturan-Nya dan
perintah-Nya. Amin (Ulangan 11:1)
No comments:
Post a Comment