Friday, October 20, 2017

YEFTA



Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa, tetapi ia anak seorang perempuan sundal; ayah Yefta ialah Gilead. (Hakim - Hakim 11:1)

Mengubah Diri Sendiri

Nama Yefta berarti “Penentang” adalah seorang hakim Israel selama enam tahun, mungkin pada abad sebelum kerajaan Saul berdiri (kira-kira 1050 sM). Setelah masa pembuangan, Yefta dipanggil kembali ke Gilead oleh para tua-tua dan dibujuk untuk memimpin ekspedisi melawan para perampok Amon. Ia menerima tanggung jawab itu, namun bersumpah, jika upaya tersebut berhasil, ia akan mempersembahkan kepada Yahweh segala sesuatu atau siapa pun yang pertama-tama muncul dari rumahnya untuk menyambutnya (Hak 11:30-31). Ternyata yang menyambut dia adalah anak perempuannya. Sumpah itu lebih tinggi daripada kemanusiaannya dan gadis itu dikorbankan setelah ditunda selama dua bulan untuk diratapi karena kegadisannya. Kisah ini diceritakan sebagai kejadian yang mengejutkan, yang kemungkinan menyiratkan adanya pengorbanan manusia di antara bangsa-bangsa tetangga Israel, yang biasanya ditolak di Israel. [Kamus Browning]
Yefta orang Gilead, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa artinya adalah bahwa Yefta seorang pejuang besar dapat dibandingkan dengan Gideon (Hak 6:12); Kish (1Sam 9:1);  dan Naaman (2Raj 5:1). Sekalipun demikian, Yefta diusir oleh keluarganya kerena anak seorang perempuan sundal, sehingga Yefta memperoleh kedudukan yang rendah di dalam keluarga. Putra-putra Gilead yang sah menyebut Yefta anak dari perempuan lain, dan mereka berusaha mencabut hak warisnya. Yefta lari dari keluarganya  dan diam di tanah Tob yaitu tanah yang  terletak di sebelah timur Laut Gilead. Di kemudian hari penduduk Tob bersekutu dengan orang Amon di dalam pertempuran mereka melawan Daud (2Sam 10:6-8). Tob merupakan daerah perbatasan, di mana orang-orang seperti Yefta dapat hidup seenaknya pada wilayah dari masyarakat pinggiran. Di sana berkumpullah kepadanya petualang-petualang yang pergi merampok bersama-sama dengan dia. Yefta dan gerombolannya dinilai sebagai petualang (reqim, "kosong"), maksudnya: liar dan serampangan, berbeda dengan anggota masyarakat yang "terhormat."
Masa lalu dan pergaulan Yefta yang buruk membentuk kepribadian yang buruk juga dan Allah mengubah kepribadian Yefta dari golongan terbuang, perampok, petualang, menjadi pahlawan gagah perkasa. Tuhan mengubah Yefta, yang semula tidak dipercaya (disepelekan) menjadi tumpuan pengharapan dan disegani. Pribadi itu bahkan menjadi ahli strategi perang, perunding terampil yang berwawasan luas dan penuh pertimbangan. Lagipula ia membawa seluruh perkaranya ke hadapan Tuhan (Hak 11:11). Hebat bukan? Allah yang sama dapat mengubah Anda, saya, dan seberapa banyak orang yang Allah mau sentuh melalui hidup kita.
Yang penting adalah apa kita mau berubah ? merubah cara pandang kita, merubah cara berfikir kita dan mengubah nilai hidup kita ?. Tuhan pasti memberikan kesempatan kepada kita untuk hidup dalam kebaikkannya (Roma 8:28). Apapun yang menjadi masa lalu kita dapat digunakan ALLAH untuk membentuk masa depan yang sesuai dengan kehendak-Nya. Ketika kesempatan untuk berubah itu tiba apakah kita akan menanggapi dengan serius dan positif terhadap rancangan ALLAH ? (1Pet 1:3; Ams 23:18; 24:14). Marilah cepat mengambil kesempatan untuk berubah, bertobat kepada ALLAH secepatnya karena waktunya sudah sangat singkat, janganlah kita kehilangan kesempatan untuk bertobat sehingga menjadi orang yang terhilang.
Tuhan Yesus memberkati.
Pesan Pastoral : 1 Oktober 2017
Marilah kita memberikan yang  terbaik bagi ALLAH dengan menjadi pribadi yang “SADAR” rohani. Apapun juga keadaan buruk kita di masa lalu, tidak akan mempengaruhi masa depan kita sepanjang kita mau berubah dan kembali kepada rancangan ALLAH yang semula bagi kita. Masa depan yang baik selalu tersedia bagi orang yang mau berubah dan menerima pimpinan ROH KUDUS.

Winner Voice.
Bertobat adalah cara terbaik untuk kembali kepada rancangan ALLAH yang semula

Pengakuan Iman
Aku adalah seperti apa yang TUHAN inginkan karena itu bersedia berubah, karena bagiku kehendak TUHANlah yang terbaik dan bukan kemauanku sendiri. Amin.

No comments:

Hidup Berpadanan Dengan Injil Kristus (2)

                            ( Filipi 1:27-30 ) Nasehat Supaya Tetap Berjuang Paulus sedang dalam penjara saat menulis surat kepada jem...