Dan
batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala
sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh
kepada-Mu." (Kejadian 28:22)
Jangan
Sembarangan Bernazar
Nama Yefta disebut juga di dalam Kitab Ibrani
sebagai salah seorang saksi iman (Ibr 11:32). Suatu saat bangsa Israel harus
berhadapan dengan bangsa Amon yang menuntut tanah wilayah dan bila tidak
diberikan maka ada ancaman peperangan yang tidak diinginkan. Kalau diperhatikan
isi negosiasi Yefta saat memperjuangkan hak atas tanah yang diklaim bani Amon
tersebut, maka dapat dilihat besar iman Yefta kepada Allah. Saat itulah Roh
Tuhan memenuhi Yefta setelah raja bani Amon tak mau menghiraukan argumentasinya
(Hak 11:29). Maka muncullah semangat Yefta untuk maju berperang melawan bani
Amon.
Dengan melihat bahwa kecil sekali kekuatan pasukan yang
dimilikinya dibandingkan dengan kekuatan pasukan bani Amon. Maka Yefta meminta
pertolongan Tuhan ALLAH dengan sungguh-sungguh, lalu bernazarlah Yefta kepada
Tuhan (Hak 1130-31). Bentuk dari nazarnya menunjukkan bahwa Yefta mempunyai
latar belakang dari orang kafir. Dia bernazar untuk mempersembahkan sebagai
kurban bakaran apa saja yang pertama kali keluar dari rumahnya untuk menyambut
dia sesudah kemenangannya atas orang Amon.
Yefta tahu bahwa kemenangan itu datang dari Tuhan saja,
maka Yefta terlebih dulu meminta pertolongan Allah. hal itu menunjukkan bahwa
Yefta sangat bergantung kepada pertolongan
Allah saja. Oleh sebab itu ia bernazar akan mempersembahkan apa saja yang
keluar menyambut dia sepulang dari medan perang, bila Tuhan berkenan memberikan
kemenangan kepada dia. Jelas bahwa ini nazar yang terkesan diucapkan terlalu
terburu-buru, tanpa memikirkan akibatnya. (Ams 20:25)
Maka Atas pertolongan Tuhan, Yefta berhasil
memenangkan peperangan (Ibr 11:32-33). Betapa terpukul hatinya ketika melihat
anak perempuannya menyambut dia. Padahal dialah anak satu-satunya (Hak
11:34-35). Maka meskipun terasa berat, Yefta harus merelakan putri satu-satunya
dipersembahkan kepada Tuhan. Sang putri pun merelakan dirinya dipersembahkan
kepada Tuhan (Hak 11:36). Ini menunjukkan betapa seriusnya mereka menepati
nazar yang telah terucap. Yefta yang beriman kepada Allah tentu tidak akan mau
melakukan sesuatu yang berlawanan dengan iman dan janjinya kepada Allah.
Ketika hati dipenuhi hasrat membara untuk meraih
sesuatu, memang rasanya kita akan rela membayar harga berapa saja untuk
memenuhi hal itu. Rasanya bernazar apa pun tak masalah. Namun kita harus
menyadari, bahwa yang terpenting adalah memahami dengan baik kehendak Allah
terlebih dulu. Jangan sampai kita bernazar hanya untuk membuat Allah berpihak
pada kita, seakan-akan kita mengiming-imingi Allah sesuatu agar Ia mau
melakukan sesuatu untuk kita. Akan tetapi, bila nazar telah terucap,
laksanakanlah! (Pkh 5:4-5).
Pelajaran yang dapat kita ambil adalah janganlah
kita terburu-buru dalam mengucapkan nazar (janji kepada ALLAH) sedangkan Allah
sendiri tidak menuntut itu dari pada kita. jadi tulus saja dalam beriman kepada
ALLAH karena ALLAH pasti menolong umat-NYA. Sekalipun kita hendak bernazar
marilah dilakukan dengan cara Kristen yaitu hanya untuk memuliakan nama Tuhan
dan menuruti perintah Firman Tuhan saja, seperti yang dilakukan oleh bapak
Yakub. Sekalipun dalam keadaan yang takut dia tetap bernazar dengan tepat yaitu
hendak membangun Bait Allah dan memberikan persepuluhan (Kej 28:20-22).
Tuhan Yesus memberkati
Pesan Pastoral : 8 Oktober 2017
Marilah
kita memberikan yang terbaik bagi ALLAH
dengan menjadi pribadi yang “SADAR” rohani. Janganlah kita mengucapkan janji
kudus kepada ALLAH dan tidak menepatinya, karena ALLAH tidak meminta. Tetapi
bila kita sudak mengucapkan janji itu bersegeralah untuk mengerjakannya sebagai
sebuah ketaatan. Sebagai contoh bahwa kita telah berjanji untuk menyerahkan
persepuluhan kepada ALLAH mari kita kerjakan dengan taat, ini adalah wujud
sebagai orang yang berikan sungguh.
Winner Voice.
Boleh
berazar; menunjukkan kesungguhan iman dan untuk sungguh-sungguh menepati janji
kudus.
Pengakuan Iman
Aku hendak mengucapkan janji kudus dihadapanmu
yang TUHAN, yaitu dari segala sesuatu yang ENGKAU berikan kepadaku akan selalu
kupersembahkan sepersepuluh kepada-MU. Amin.
(Kejadian 28:22)
No comments:
Post a Comment