Tetapi barangsiapa meneliti hukum
yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di
dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh
melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya. (Yakubus 1:25)
Hukum
Yang Sempurna
Cermin akan menunjukkan ketidaksempurnaan
lahiriah seseorang (Yak 1:23-24), dengan cermin orang akan memeriksa wajah atau
tubuhnya bila didapati ada yang dirasa kurang sempurna dilakukan penyempurnaan
dengan rias wajah sampai dengan melakukan operasi yang membutuhkan biaya mahal.
Sekalipun demikian orang yang bercermin akan segera melupakan seperti apa
wajahnya. Hal ini kini dikontraskan dengan hukum yang sempurna, hukum yang memerdekaan,
yang mencerminkan keadaan batin seseorang.
Sebenarnya Hukum Taurat adalah hukum yang
sempurna (Mzm 19:8-11), dimana orang Yahudi diberikan ajaran sebagai sifat dari
hukum Taurat tersebut. Hanya saja karena dosa manusia menjadi tidak sempurna,
oleh sebab itu tidak dapat dimemenuhi hukum Taurat. Hukum Taurat dapat
menyegarkan jiwa, memberikan hikmat, benar dan adil semuanya.
Tetapi hukum Taurat tidak memiliki kekuatan
lagi di saat tidak seorangpun yang sanggup untuk melakukannya. Sehingga setiap
orang akan tetap di pandang berdosa yang berujung kepada maut. Hukum Taurat
sama sekali tidak dapat membawa seseorang kepada kesempurnaan. Maka perlu di
munculkan perjanjian yang lebih kuat lagi. (Ibr 7:18-22)
Hukum yang utama yang memerdekakan manusia adalah
“Hukum Kasih” (Mat 22:36-41) yaitu; “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap
hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.” Dan “Kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”. oleh sebab itu belas kasihan adalah
cermin bagi batin seseorang. Sudah seharusnya belas kasihan adalah ciri khas
dari orang Kristen. Seperti Tuhan Yesus yang penuh dengan belas kasihan
terhadap manusia. Tuhan Yesus selalu tergerak oleh belas kasihan kepada orang
yang sakit, lapar, miskin dan lain-lain (Mat 9:13; Mar 8:2). Demikian pula kita
bila ada kasih maka tidak berbuat berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena
itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat (Rm 13:10; Gal 5:14).
Hidup dalam jaman anugerah, hukum Taurat telah
sempurna dalam diri seseorang karena telah disempurnakan oleh Tuhan Yesus
Kristus. Menjadi hukum yang memerdekakan berarti hukum yang berlaku bagi mereka
yang bebas, bukan bebas dari hukum Taurat, melainkan dari dosa dan dari
kepentingan diri, melalui penebusan dosa (Mat 9:6; Mar 2:10; Luk 5:24). Orang
yang memeriksa hukum ini dan menjadikan tindakan tersebut kebiasaan hidup
(parameinas) akan menjadi orang yang sungguh-sungguh melakukannya akan
menemukan kebahagiaan sejati (tertulis: bahagia karena perbuatannya).
Orang Kristen harap memperhatikan bahwa yang
di maksudkan dengan orang yang bahagia dan bijaksana adalah yang mendengarkan
Firman Tuhan, menelitinya dan melakukan Firman Tuhan dengan tekun sehingga
menjadi kebiasaan perilaku hidup sehari-hari, sebaliknya bila orang
mendengarkan Firman dan tidak melakukan adalah seperti orang yang hanya
mengamati mukanya di cermin yang segera melupakannya.
Orang Kristen harap memperhatikan juga bahwa
belas kasih Allah tidak berarti toleransi terhadap dosa. Bahkan lebih lagi bila
kita penuh belas kasihan maka tidak akan kita melakukan dosa yang mendukakan
hati Tuhan dan yang bisa saja merugikan orang lain. (contoh “berzinah” bdn Kel
20:14; & Mat 5:27-28). Yang terpenting adalah bila kita jatuh dalam dosa
maka janganlah kita berbuat dosa lagi (Yoh 8:11; 5:14).
Orang Kristen juga harus menolong siapapun
yang memang membutuhkan pertolongan. Tidak melihat latar belakang, sosial, atau
kaya - miskin dan lain-lain seperti yang dicontohkan sebagai orang Samaria yang
baik hati dalam ilustrasi yang diberikan Tuhan Yesus kepada murid-muridnya (Luk
10:25-37). Apakah batiniah kita masih baik ? dan apakah kita mau memperbaikki
batiniah kita menjadi lebih sempurna seperti yang di miliki oleh Tuhan Yesus
Kristus, hal ini dapat terlihat dari seberapa besar rasa belas kasihan kita
kepada sesama.
Tuhan Yesus memberkati kita.
Pesan Pastoral : 9 Juli
2017
Marilah kita memberikan yang terbaik bagi ALLAH dengan menjadi pribadi
yang “SADAR” rohani. Sebagai orang yang mengikuti teladan Tuhan Yesus Kristen
marilah kita terus meningkatkan rasa belas kasihan kepada sesama. Marilah kita
belajar memberi diri untuk orang lain dapat melihat kebaikkan Tuhan Yesus
melalui hidup kita.
Winner Voice
Belas
kasihan adalah cermin untuk melihat seberapa baik batiniah kita.
Pengakuan Iman
Aku
akan meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan hidupku, dan aku
mau bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi
sungguh-sungguh melakukannya, maka aku akan berbahagia oleh perbuatanku.
(Yakubus
1:25)
No comments:
Post a Comment