Thursday, September 28, 2017

BELAS KASIHAN MENANG ATAS PENGHAKIMAN (2)



Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya. (Yakubus 1:25)

Hukum Yang Sempurna
Cermin akan menunjukkan ketidaksempurnaan lahiriah seseorang (Yak 1:23-24), dengan cermin orang akan memeriksa wajah atau tubuhnya bila didapati ada yang dirasa kurang sempurna dilakukan penyempurnaan dengan rias wajah sampai dengan melakukan operasi yang membutuhkan biaya mahal. Sekalipun demikian orang yang bercermin akan segera melupakan seperti apa wajahnya. Hal ini kini dikontraskan dengan hukum yang sempurna, hukum yang memerdekaan, yang mencerminkan keadaan batin seseorang.
Sebenarnya Hukum Taurat adalah hukum yang sempurna (Mzm 19:8-11), dimana orang Yahudi diberikan ajaran sebagai sifat dari hukum Taurat tersebut. Hanya saja karena dosa manusia menjadi tidak sempurna, oleh sebab itu tidak dapat dimemenuhi hukum Taurat. Hukum Taurat dapat menyegarkan jiwa, memberikan hikmat, benar dan adil semuanya.
Tetapi hukum Taurat tidak memiliki kekuatan lagi di saat tidak seorangpun yang sanggup untuk melakukannya. Sehingga setiap orang akan tetap di pandang berdosa yang berujung kepada maut. Hukum Taurat sama sekali tidak dapat membawa seseorang kepada kesempurnaan. Maka perlu di munculkan perjanjian yang lebih kuat lagi. (Ibr 7:18-22)
Hukum yang utama yang memerdekakan manusia adalah “Hukum Kasih” (Mat 22:36-41) yaitu; “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.” Dan “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”. oleh sebab itu belas kasihan adalah cermin bagi batin seseorang. Sudah seharusnya belas kasihan adalah ciri khas dari orang Kristen. Seperti Tuhan Yesus yang penuh dengan belas kasihan terhadap manusia. Tuhan Yesus selalu tergerak oleh belas kasihan kepada orang yang sakit, lapar, miskin dan lain-lain (Mat 9:13; Mar 8:2). Demikian pula kita bila ada kasih maka tidak berbuat berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat (Rm 13:10; Gal 5:14).
Hidup dalam jaman anugerah, hukum Taurat telah sempurna dalam diri seseorang karena telah disempurnakan oleh Tuhan Yesus Kristus. Menjadi hukum yang memerdekakan berarti hukum yang berlaku bagi mereka yang bebas, bukan bebas dari hukum Taurat, melainkan dari dosa dan dari kepentingan diri, melalui penebusan dosa (Mat 9:6; Mar 2:10; Luk 5:24). Orang yang memeriksa hukum ini dan menjadikan tindakan tersebut kebiasaan hidup (parameinas) akan menjadi orang yang sungguh-sungguh melakukannya akan menemukan kebahagiaan sejati (tertulis: bahagia karena perbuatannya).
Orang Kristen harap memperhatikan bahwa yang di maksudkan dengan orang yang bahagia dan bijaksana adalah yang mendengarkan Firman Tuhan, menelitinya dan melakukan Firman Tuhan dengan tekun sehingga menjadi kebiasaan perilaku hidup sehari-hari, sebaliknya bila orang mendengarkan Firman dan tidak melakukan adalah seperti orang yang hanya mengamati mukanya di cermin yang segera melupakannya.
Orang Kristen harap memperhatikan juga bahwa belas kasih Allah tidak berarti toleransi terhadap dosa. Bahkan lebih lagi bila kita penuh belas kasihan maka tidak akan kita melakukan dosa yang mendukakan hati Tuhan dan yang bisa saja merugikan orang lain. (contoh “berzinah” bdn Kel 20:14; & Mat 5:27-28). Yang terpenting adalah bila kita jatuh dalam dosa maka janganlah kita berbuat dosa lagi (Yoh 8:11; 5:14).
Orang Kristen juga harus menolong siapapun yang memang membutuhkan pertolongan. Tidak melihat latar belakang, sosial, atau kaya - miskin dan lain-lain seperti yang dicontohkan sebagai orang Samaria yang baik hati dalam ilustrasi yang diberikan Tuhan Yesus kepada murid-muridnya (Luk 10:25-37). Apakah batiniah kita masih baik ? dan apakah kita mau memperbaikki batiniah kita menjadi lebih sempurna seperti yang di miliki oleh Tuhan Yesus Kristus, hal ini dapat terlihat dari seberapa besar rasa belas kasihan kita kepada sesama.
Tuhan Yesus memberkati kita.


Pesan Pastoral : 9 Juli 2017
Marilah kita memberikan yang  terbaik bagi ALLAH dengan menjadi pribadi yang “SADAR” rohani. Sebagai orang yang mengikuti teladan Tuhan Yesus Kristen marilah kita terus meningkatkan rasa belas kasihan kepada sesama. Marilah kita belajar memberi diri untuk orang lain dapat melihat kebaikkan Tuhan Yesus melalui hidup kita.

Winner Voice
Belas kasihan adalah cermin untuk melihat seberapa baik batiniah kita.


Pengakuan Iman
Aku akan meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan hidupku, dan aku mau bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, maka aku akan berbahagia oleh perbuatanku.
(Yakubus 1:25)

No comments:

Hidup Berpadanan Dengan Injil Kristus (2)

                            ( Filipi 1:27-30 ) Nasehat Supaya Tetap Berjuang Paulus sedang dalam penjara saat menulis surat kepada jem...