Dalam
pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah. Dan sudah
lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak:
"Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus
asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang
dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." (Ibrani
12:4-7)
Perjuangan
Iman Melawan Dosa
Kita harus ingat bahwa dosa merupakan musuh yang
sesungguhnya. Karena itu kita harus terus bergumul melawan dosa bahkan bila
perlu sampai harus mencucurkan darah, khususnya dosa ketidakpercayaan yang
menghancurkan iman. Kita harus menyadari seluruh jangkauan pergumulan dosa
selama hidup di dunia ini, dimana dalam memperjuangkan iman dapat saja orang
Kristen mati sebagai martir. Dapat saja terjadi tindakan ekstrim dalam berbagai
bentuk penganiayaan. Orang Kristen harus “mempersenjatai” pikirannya bahwa
memcucurkan darah dalam perjuangan iman adalah sebuah kemungkinan. (Yoh 16:33;
Rm 8:35; 2Kor 12:10; 2Tes 1:4; 2Tim 3:11).
Perjuangan iman orang Kristen memang merupakan
bagian dari pertumbuhan rohani agar mencapai kesempurnaan serupa dengan
Kristus. Oleh karena itu, setiap kita harus melihat semua kesulitan, tantangan,
dan godaan sebagai alat Allah untuk mendisiplin dan mendidik umat-Nya semakin
hari semakin sempurna. Justru penderitaan yang berat ini merupakan tanda atau
bukti bahwa ia menganggap kita anak-anak Allah yang dikasihi-Nya (Ibr 12:5-8). Allah
telah memberikan yang terbaik bagi orang-orang yang dikasihi-Nya, lebih
daripada yang bisa kita mengerti pada saat ini (Ibr 12:10-11).
Seterusnya untuk
mengingatkan kita bahwa mendidik dan mendisiplin merupakan bagian dari hubungan
kasih antara ayah dengan anak (Ams 3:11). Anak yang layak dianggap sebagai anak
harus mengalami penghajaran. Kadang-kadang kita tidak mengetahui mengapa kita
dihajar, sekalipun demikian kita harus tetap menerima dan bertahan dihajar
sebagai bagian yang diperlukan di dalam melatih diri kita. Melalui penghajaran
kita diakui sebagai anak yang sejati dan bukan anak palsu.
Sebagaimana seorang ayah yang baik menghajar
anak-anaknya, demikian pula tidak perlu terkejut kalau kita oleh Bapa surgawi dihajar
dan menjalani disiplin didikan rohani. Pengetahuan ini akan membantu kita untuk
sungguh-sungguh taat sebagai anak-anak yang baik dihadapan ALLAH (Ibr 12:7-8)
dan merupakan jaminan kasih dan perhatian Allah kepada kita (Ibr 12:6).
Sebenarnya ketika kita menerima didikan dan disiplin
Allah maka perjuangan iman tidak akan sia-sia dan agar pada akhirnya kita tidak
ikut dihukum bersama-sama dengan dunia (1Kor 11:31-32). Kita juga dapat mengambil bagian dalam
kekudusan Allah dan tetap hidup di dalam kesucian karena tanpanya kita tidak
mungkin melihat Allah (Ibr 12:10-11,14).
Kita dapat tetap bertahan dalam kesukaran dengan
pimpinan Allah, tunduk kepada kehendak Allah dan tetap setia kepada-Nya (Ibr
12:5-6). Dengan melakukan hal ini kita akan tetap hidup sebagai anak-anak Allah
(Ibr 12:7-9) dan mengambil bagian dalam kesucian-Nya (Ibr 12:10) serta menuai
kebenaran (Ibr 12:11).
Segala bentuk penderitaan hidup yang mungkin terjadi,
kita harus tetap mencari Allah, memeriksa kehidupan kita (2Taw 26:5; Mzm 3:5;
9:13; 34:18) dan meninggalkan segala sesuatu yang bertentangan dengan
kekudusan-Nya sebagai bentuk perjuangan iman melawan dosa (Ibr 12:10,14).
Tuhan Yesus memberkati.
Pesan Pastoral : 26
Maret 2017
Marilah kita memberi yang terbaik bagi ALLAH dengan menjadi pribadi
yang “SADAR” rohani. Sekuat tenaga kita
harus berjuang dalam iman untuk menolak dosa. Inilah bentuk penghargaan dan
keteladanan Kristus yang bersediaberjuang sampai mencucurkan darah untuk
menebus dosa kita. Amin.
Winner Voice
Disiplin
dan didikan ALLAH mempersiapkan kita menjadi anak ALLAH yang baik.
Pengakuan Iman
Aku
akan bergumul sekuat tenaga melawan dosa. Sebagai anak ALLAH, aku akan dengan
sukacita menerima didikan dan tidak
putus asa apabila diperingatkan ALLAH.
Tuhan menghajarku sebagai orang yang dikasihi-Nya, dan Tuhan menyesah ku,
orang yang diakui-Nya sebagai
anak." Amin (Ibrani 12:4-7)
No comments:
Post a Comment