Akhirnya, saudara-saudaraku,
bersukacitalah, usahakanlah dirimu supaya sempurna. Terimalah segala nasihatku!
Sehati sepikirlah kamu, dan hiduplah dalam damai sejahtera; maka Allah, sumber
kasih dan damai sejahtera akan menyertai kamu! (2Korintus 13:11).
Besukacitalah
Sukacita adalah perasaan bahagia bercampur perasaan
diberkati karena ALLAH beserta. Alkitab memberitahukan
bahwa sukacita lebih dari sekadar emosi, yang dalam Perjanjian Lama di
tunjukkan dengan kegembiraan luar biasa pada saat-saat perayaan (Ul 12:6)
dengan rasa lega yang luar biasa ketika dapat membawa persoalannya ke Bait
Allah untuk memperoleh jalan keluar (Mzm 43:4). Sedangkan pada Perjanjian Baru sukacita
terlihat sebagai hasil dari karya Allah dan karunia ROH KUDUS (Luk 2:10; 19:37;
Kis 13:52; Kis 8:39; Gal 5:22).
Sukacita dari sejak dulu merupakan ciri khas orang
percaya baik sebagai perseorangan ataupun sebagai gereja. Sukacita merupakan
kualitas “watak” / karakter seseorang yang didasarkan kepada Pribadi Allah dan
memang sukacita sebenarnya berasal dari Tuhan sendiri (Mzm 16:11; Fil 4:4; Rom
15:13), jadi bukan hanya perasaan hati. Sukacita merupakan ciri hidup orang Kristen
di dunia (1Pet 1:8), dan merupakan permulaan sukacita yang kekal dalam Kerajaan
Sorga (Why 19:7).
Sukacita juga berhubungan dengan kehidupan nasionalisme
dan keagamaan. Secara khusus diungkapkan dalam bentuk-bentuk kegembiraan pada
keramaian dan kemeriahan pesta-pesta, saat mempersembahkan korban-korban dan
upacara penobatan (Ul 12:6; 1Sam 18:6; 1Raj 1:39). Sukacita spontan merupakan
ciri kuat yang menandai ibadah gabungan (Mzm 42:3; 81:1) maupun ibadah pribadi
(Mzm 16:8; 43:4).
Kitab Injil mencatat suasana sukacita terkait dengan
kabar baik tentang Kerajaan Allah, seperti
kelahiran Yesus Kristus (Luk 2:10), Yesus memasuki Yerusalem dalam lambang Raja
Mesias (Mrk 11:9; Luk 19:37; Mat 21:9), dan sesudah kebangkitan (Mat 28:8). Tuhan
Yesus sendirilah yg mengumumkan sukacita ini (Yoh 15:11; 16:24), dan sekarang
sukacita adalah dampak persekutuan yg erat antara gereja dengan Yesus (Yoh 16:22).
Sukacita juga merupakan ciri khas kehidupan gereja awal
karena karunia Roh Kudus yg dicurahkan kepada murid Yesus (Kis 13:52),
menyertai mujizat-mujizat yg dilakukan dalam nama Yesus Kristus (Kis 8:8),
menyertai fakta dan berita pertobatan non-Yahudi (Kis 15:3), juga menjadi ciri
khas perjamuan kudus (Kis 2:46).
Sekarang apakah yang dapat menumbuhkan sukacita
dalam diri orang percaya ?. Pertama-tama adanya kemajuan iman, khususnya
orang-orang yang mendapatkan bimbingan kepada Kristus (1Tes 2:19; 1Tes 2:20).
Kedua, sukacita karena Kristus dan bukan karena yang lain. Dan sekalipun orang Kristen
harus mengalami penderitaan dan persoalan yang besar tetapi tetap saja dapat
bersukacita (Kol 1:24; 2Kor 6:10; 1Pet 4:13; Ibr 10:34), dan sukacita itu
adalah karya Tuhan Yesus, bukan karya sendiri. Ketiga, sukacita yang merupakan karunia
Roh Kudus (Gal 5:22), sehingga sukacita itu dinamis yang merupakan buah kasih karunia
Allah dan kasih kita (Gal 5:22-26). Tapi karena sukacita adalah karunia yg bisa
saja diganggu oleh dosa, maka setiap orang percaya dihimbau mengambil bagian
sukacita dalam Kristus (Yoh 15:11; 17:13) dengan hidup tiap-tiap hari bersama Beliau
(Rom 6:8) dan dengan mempraktikkan sehari-hari sukacita mengenal Tuhan Yesus
dan karya keselamatan-Nya (1Tes 5:16; Fil 3:1; 4:4; 1Pet 1:8).
TUHAN YESUS MEMBERKATI
Pesan Pastoral : 4 September 2016
Jemaat
Tuhan marilah kita melakukan revolusi rohani. Jadilah “SADAR” dengan selalu memberi diri yang terbaik kepada Tuhan. Marilah kita
melaksanakan perintah Tuhan untuk bersukacita, karena sebenarnya sukacita itu
sudah ada dalam diri kita. Tuhan Yesus memberkati kita. Amin.
Winner Voice
Sukacita di dalam diri kita
mampu mengatasi kesedihan dunia.
Pengakuan
Iman (dengan mengangkat tangan kanan)
No comments:
Post a Comment