"Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman
dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah” (Wahyu
3:14)
Manusia Bukan Hanya
Jasmaniah Saja.
Laodikia adalah salah satu dari 7
jemaat dalam kitab Wahyu yang menggambarkan bentuk jemaat di akhir jaman (Why
1:11). Laodikia terletak di tepi sungai dan pada persimpangan tiga jalan besar
yang menjelajahi Asia kecil. Kota penting yang menjadi pusat perdagangan dan kota
administrative, kota perbankan yang sangat kaya; penghasil pakaian dan
permadani wol. Laodikia memiliki kampus kedokteran yang maju. Tingkat
kriminalitas kota Laodikia sangat kecil, tidak ada kekerasan terbuka seperti
penganiayaan yang terjadi, tidak juga ada percabulan terbuka serta tidak ada
juga penyembahan berhala di sana. Kota yang sangat nyaman untuk tempat tinggal.
Patut di sayangkan bahwa dari ke
7 jemaat dalam kitab Wahyu ini, hanya jemaat Laodikia yang disebut “jemaat yang
sangat menyedihkan” (Why 3:17-18). Jemaat ini menggambarkan kerohanian yang
bobrok karena kesombongan dan kekafiran dalam jemaat. Mereka tidak menolak
kebenaran tetapi juga tidak mendukung kebenaran. Mereka bermoral tinggi dan
beragama tetapi tidak beriman dengan tulus dan tidak juga mau melayani TUHAN.
Mereka hanya mengejar kebutuhan jasmani dan merasa terpuaskan oleh tingkat
moralitas dan harta benda sehingga tidak mampu menyadari kebutuhan rohani.
Jemaat Laodika sebenarnya telah mendapatkan
perhatian yang luas, mulai dari pemimpin local Epafras yang telah bersusah
payah atau bekerja keras (Kol 4:13). Rasul Paulus dalam penjara masih berkirim
surat kepada jemaat di Laodikia tetapi surat itu hilang, sehingga hal ini
menunjukkan ketidakpedulian rohani (Kol 21; Kol 4:15,16) dan demikian juga
dengan TUHAN YESUS sendiri (Why 1:11; 14).
Tuhan Yesus mengecam jemaat
Laodikia dengan perkataan “Jadi karena
engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau
dari mulut-Ku.(Why 3:16). Pernyataan Kristus selanjutnya seharusnya dapat
menyadarkan jemaat TUHAN bila berada pada posisi yang sama yaitu :
1.
Kata “melarat” : digunakan oleh Paulus untuk
menggambarkan dirinya sendiri ketika dalam
pergumulannya dengan dosa. (celaka – Rm 7:24)
2.
Kata “malang” : digunakan oleh Paulus bagi orang
yang tidak percaya kepada doktrin kebangkitan (1Kor 15:19)
3.
Kata “miskin” : kata yang artinya benar-benar
miskin sehingga orang harus mengemis.
4.
Kata “buta” : tidak mampu melihat kebenaran
rohani dan memahaminya.
5.
Kata “telanjang” : tidak menyadari perlunya
memakai pakaian rohani.
Satu-satunya jalan bagi mereka
adalah membeli (Yes 55:1) emas yang teruji dari Yesus, yaitu roh yang
diperbaharui, kesucian hati yang dapat menghasilakn kemuliaan pada kebangkitan
(Why 7:13, 14) dan anugerah yang memungkinkan mereka dapat melihat
kenyataan-kenyataan rohani (1Kor 3, 2 dan 2Kor 4).
Keadaan jemaat Laodikia yang
menyedihkan tidak membuat kasih TUHAN hilang. Seperti kita yang sekalipun dalam
keadaan menyedihkan tetapi TUHAN tetap mengasihi kita, hanya kita perlu
bertobat dan menyadari adanya kebutuhan akan rohani.
Tuhan Yesus memberkati kita.
Pesan Pastoral : 4 Oktober 2015
Jemaat
Tuhan marilah kita melakukan revolusi rohani. Jadilah “SADAR” dengan selalu memberi diri yang
terbaik kepada Tuhan. Marilah kita
memiliki kesadaran penuh akan kebutuhan rohani yang sehat, jangan karena sudah
mapan secara ekonomi atau tidak melakukan tindak kriminal artinya tidak perlu
Tuhan lagi, justru karena kita baik maka semakin kita butuh TUHAN. GBU.
Pengakuan Iman
Tuhan Yesus Kristus akan turun dari Surga untuk
membangkitkan semua umatNya yang telah mati dan mengangkat semua umatNya yang
masih hidup lalu bersama-sama bertemu dengan Dia di udara, kemudian Ia akan
datang kembali bersama orang kudusNya untuk mendirikan Kerajaan Seribu Tahun di
bumi ini. Amin.
Winner Voice
Jangan
hanya karena sudah merasa cukup secara jasmani kita membuang yang rohani.
No comments:
Post a Comment