Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab:
"Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah
hati." Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat,
supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. (1Petrus 5:5b-6)
Merendahkan Diri Sendiri.
Para budak pada perjanjian baru
selalu mengikatkan sepotong kain putih di depan baju mereka supaya semua orang tahu
bahwa mereka adalah budak. Hal ini membuat seorang budak tidak dapat
meninggikan hati atau berlaku tidak pantas di depan orang. Pada masa sekarang
kita dapat melihat pelayan supermarket atau restoran juga di berikan pakaian
kusus yang menunjukkan bahwa merekalah yang bertugas untuk melayani tamu. Mereka
harus mengalahkan ego untuk merendahkan diri dengan bertutur kata halus, tidak boleh
kasar dan tetap sabar sekalipun ada tamu yang kasar tidak berkenan di hati.
Kerendahan hati merupakan cita
diri seorang pengelola rumah Allah. Kerendahan hati berarti tidak sombong, kesadaran
akan kelemahan diri dengan sikap mengakui peran Allah dan orang lain atas
segala keberhasilan yang telah dan sedang dicapai (Mat 11:29; Flp 2:3-4; Kol
3:12). Merendahkan berarti menjadi rendah atau menurun, tidak menyombongkan
diri terhadap siapapun. Hal ini juga berarti tidak merendahkan orang lain atau
tidak menghina orang lain.
Seorang pengelola rumah Allah
harus merendahkan diri sendiri sehingga hal ini menuntut kita dengan sengaja
mengerjakannya, diambil dari kata “kenakanlah” (Yun : Egkomboomai) berarti
benar-benar mengikatkan sepotong kain pada diri sendiri. Tuhan Yesus memberikan
teladan dalam tindakan nyata dengan mengikatkan kain kemudian mencuci kaki para
muridNya (Yoh 13: 4-5). Mengingat peristiwa itu Rasul Petrus menasehati kita
untuk mengikatkan kain kerendahan hati pada diri sendiri supaya :
1.
Pertama; kita dikenal sebagai orang Kristen yang
bertindak dengan rendah hati dihadapan orang lain. Tidak menyobongkan diri
terhadap prestasi yang selalu mengakui peran Tuhan dan orang-orang lain di sekitar
kita.
2.
Kedua; orang Kristen senantiasa menyadari semua
pertolongan dan kasih karunia Allah. (1Pet 5:5-7). Firman Allah menyatakan
kebenaran atas pemeliharan Allah di tengah-tengah kesulitan setiap orang
percaya (Maz 27:10; 37:5; 40:18; 55:23; Mat 6:25-34; 10:29-30: 11:28-30; Flp
4:6). Keuntungannya adalah bila menghadapi kesulitan, kekuatiran dan
keprihatinan dapat kita serahkan sepenuhnya kepada Beliau (Maz 55:23; Luk
12:11-12).
Sebagai pengelola Rumah Allah
memiliki peran yang sangat indah di mata Tuhan, marilah kita melakukannya dengan
penuh tanggung jawab untuk kebaikkan diri sendiri ataupun orang lain. Kita perlu
mengingat bahwa ada tanggungjawab besar bagi pengelola rumah Allah, kita harus
dengan ektra hati-hati menjaga moralitas dengan hidup “tidak bercacat” (Tit
1:7-9a), dapat dipercayai (1Kor 4:1-2), orang yang berkenan di hati Allah (Mat
11:27:29), bersedia pengabdian diri (1Pet 5:2) dan akhirnya orang Kristen
adalah orang yang bersedia untuk merendahkan dirinya sendiri (1Pet 5:5b-6).
Tuhan Yesus memberkati kita.
Pesan Pastoral : 29 Maret 2015
Jemaat
Tuhan marilah kita melakukan revolusi rohani. Jadilah “SADAR” dengan selalu memberi diri yang
terbaik kepada Tuhan. Merendahkan diri membutuhkan kesadaran penuh untuk
melakukannya, hanya saja bila kita mau melakukan maka Allah sedang membentuk
pribadi kita menaikki jenjang keberhasilan hidup.
Winner Voice
Merendahkan diri menghindarkan kita dari kesombongan dan
kejatuhan yang menyakitkan.
No comments:
Post a Comment