Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti
hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu
menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah
memanggil kamu, sebab ada tertulis:
Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. (1 Petrus 1:14-16).
Orang
Kristen Hidup Kudus ? Wajar !!!
Jika kita melihat ikan dapat berenang di air itu
suatu kewajaran dan tidak perlu heran, karena memang demikian ikan di ciptakan dengan
memiliki organ tubuh yang berfungsi sebagai alat untuk hidup di air. Tetapi
bagi manusia untuk dapat berenang, diperlukan keahlian khusus, perlu
pembelajaran dan pembiasaan supaya dapat berenang dengan baik.
Seperti ikan yang wajar pandai berenang di air,
demikianlah harusnya orang Kristen dapat hidup dalam kekudusan (Ef 4:21-24). Hanya saja saat ini banyak orang beranggapan
bahwa kekudusan merupakan suatu yang mustahil untuk dikerjakan, kemudian
menjadi putus asa karena ketika berusaha sekuat tenaga, tetapi rasanya tetap
tidak dapat hidup kudus. Lama kelamaan manusia itu menganggap bahwa hidup kudus
merupakan perintah yang sangat sukar sehingga layak untuk diabaikan. Pandangan
yang demikian bahaya besar bagi orang Kristen !!! (Ibr 12:14)
Kekudusan adalah
anugerah Allah, karena ketika kita mempercayai penebusan oleh “darah Tuhan
Yesus Kristus” serta menerima pimpinan ROH KUDUS, sebenarnya kita telah mendapatkan
identitas baru yaitu “anak Allah Yang Kudus” (Gal 2:20; 3:26; Roma 8:14-16).
Identitas baru ini seharusnya dapat mengubah sikap dan perilaku, sehingga
membuat kita mampu hidup dengan kudus.
Sebenarnya ketika kita berdosa hal ini sebuah
penyimpangan dari identitas baru tersebut (1Yoh 3:8, 10) . Orang Kristen hanya
perlu hidup taat terhadap perintah ALLAH, tidak menyimpang dari ajaran sehat,
dan tidak menuruti hawa nafsu (1Tim 4:6; 2Tim 4:3). Diperlukan kesadaran diri
yang kuat untuk terus mengingat identitas baru sebagai Anak Allah yang telah di
kuduskan, menerima pengampunan dosa dan anugerah keselamatan.
Kesadaran sebagai Anak Allah
yang harus taat, akan mengubah total sikap dan perilaku hingga menyadari bahwa hidup
dalam kekudusan adalah sebuah kewajaran, bukan suatu yang luar biasa. Tantangan
dari hal di atas yaitu bahwa sebagai Anak kita harus taat kepada Allah. Bercermin
pada anugerah keselamatan Allah dalam korban Tuhan Yesus Kristus sudah
sewajarnya kita hidup kudus mengingat identitas “anak Allah”. (Kis 15:11; 1Tes
5:9)
Sebaliknya tidaklah wajar
jikalau orang Kristen hidup sembrono, hidup asal-asalan, dan terus melakukan
dosa tanpa merasa berdosa. Tetapi sekarang sudah sewajarnya bila kita bertindak
dengan mempertimbangkan kekudusan dan perkenan ALLAH. Demikian juga ketika mengambil
keputusan apapun sudah sewajarnya dengan mawas diri bertanya; apakah keputusan
yang akan di ambil sudah mencerminkan pribadi anak Allah yang taat ? apakah keputusan
yang diambil mengandung kekudusan ?, serta apakah sikap dan tindakkan yang diambil
Allah berkenan ?
Teladan Tuhan Yesus
yang taat kepada ALLAH BAPA di Sorga, Beliau senantiasa menjaga kekudusan ALLAH
BAPA. Keputusan terbaik adalah ketika Beliau menyerahkan kehendak ALLAH saja
yang boleh terjadi atas hidup – Nya. Di taman Getsemani adalah contoh dimana
kekudusan ALLAH berpadu dengan ketaatan Anak-Nya yaitu TUHAN YESUS KRISTUS,
sehingga peristiwa ini menjadi tonggak keselamatan seluruh dunia.
Bila kita tetap taat
kepada ALLAH seperti Yesus Kristus maka sebenarnya kita telah hidup dengan
wajar, yaitu hidup kudus dihadapan ALLAH. Tuhan Yesus Memberkati.
Pesan Pastoral : 29 Maret 2015
Jemaat
Tuhan marilah kita melakukan revolusi rohani. Jadilah “SADAR” dengan selalu memberi diri yang
terbaik kepada Tuhan. Paskah merupakan tanda kasih ALLAH yang luar biasa kepada
kita yang berdosa. Sewajarnya kita memberi diri untuk taat kepada Allah dengan
hidup menjaga kekudusan ALLAH. God Bless
Winner Voice
Anak Allah yang taat senantiasa menjaga kekudusan untuk
menyenangkan hati Allah Bapa.
No comments:
Post a Comment