Yakubus 2:25
Bagi orang percaya maka harus ada iman dan perbuatan
agar dapat di benarkan Allah Bapa. Diterjemahkan dengan perbuatan-perbuatan
(Yun : ergon) bagi Yakubus menunjukkan kepada kewajiban terhadap Allah dan
sesame manusia yang diperintahkan dalam Alkitab an yang bersumber dari iman
yang sungguh-sungguh, hati yang murni, kasih karunia Allah, dan keinginan untuk
menyenangkan Kristus. Bila kita bandingkan dengan pendapat Paulus (Ef 2:9) perbuatkan-perbuatan (pekerjaan) menunjukkan
kepada keinginan untuk memperoleh perkenan dan keselamatan melalui usaha
menaati hukum taurat dengan kekuatan sendiri dan bukan melalui pertobatan dan
iman kepada Kristus.
Dari ke dua beliau di dapatkan pendapat yang tegas
menyatakan bahwa iman yang menyelamatkan dengan sendirinya akan menghasilkan
perbuatan-perbuatan kasih (Yak 1:27; 2:8; Gal 5:6; 1Kor 13; Yoh 14:15). Berkaca
pada bapak Abraham yaitu bahwa kebenaran Abraham tidak bersumber dari melakukan
“Hukum Taurat” (Roma 3:28). Ketika Abraham bersedia mengorbankan Ishak anaknya
maka ini menunjukkan iman dan komitnennya kepada Allah sehingga Abraham
menunjukkan iman dan perbuatan yang bekerja sama di dalam kasih. (Kej15:6). Contoh Bapa
Abraham oleh Yakubus untuk menghancurkan kepercayaan bahwa iman dapat berada
tanpa komitmen dan kasih kepada Allah. Dan Rasul Paulus memakai contoh Abraham
juga untuk menunjukkan bahwa keselamatkan harus didasarkan kepada kasih karunia
Allah dan bukan karena jasa perbuatannya sendiri.
Demikianlah iman bekerja sama dengan
perbuatan-perbuatan kasih. Iman dan perbuatan tidak pernah dapat dipisahkan,
karena perbuatan-perbuatan kasih selalu mengalir dari iman (Gal 5:6). Sebagai
iman yang menyelamatkan memiliki syarat yang harus dipenuhi yaitu : pertama;
sungguh-sungguh mengasihi dan menaati
Kristus (1Yoh 2:3; 5:3). Kedua, menunjukkan perbuatan-perbuatan besar terhadap
pekerjaan Tuhan (Mat 12:28). Ketiga dengan aktif menolak dosa dan keduniawian.
(Gal 5:19-21).
Perbuatan-perbuatan kasih yang mengalir dari iman
segera menunjukkan keKristenan yang sejati dalam bentuk ibadah yang murni.
Orang percaya harus dapat menunjukkan perbuatan-perbuatan kasih yang
sungguh-sungguh terhadap orang-orang yang memerlukan pertolongan, yaitu bagi
mereka yang memerlukan bantuan dan perlindungan. (Janda dan anak yatim). (Yak
1:27; Ul 10:18; Mzm 146:9; Mat 6:32).
Pada masa kini kita harus semakin saling memperhatikan saudara seiman
karena banyak membutuhkan perbuatan-perbuatan kasih. Kita harus berusaha untuk
mengurangi kesedihan mereka dan dengan demikian menunjukkan kepada mereka
bahwa Allah juga memperhatikan mereka.
(Luk 7:13; Gal 6:10).
KeKristenan sejati juga ditunjukkan dengan
memelihara kekudusan kita di hadapan Allah. kasih terhadap sesama juga harus di
sertai oleh kasih terhadap Allah yang terungkap dalam pemisahan diri dari
cara-cara duniawi yang penuh dengan dosa. Kasih terhadap sesame harus
disertai oleh kekudusan di hadapan Allah
karena jika tidak demikian artinya bukan kasih Kristen.
Jadi saudara bukan karena ada hukum taurat maka
dibenarkan tetapi karena perbuatan-perbuatan kasih kita. Inilah essensi hukum
yang memerdekakan yang telah Tuhan taruh dalam setiap hati kita untuk
ditunjukkan dalam perbuatan-perbuatan kasih yang nyata.
Tuhan Yesus memberkati.
Pesan Pastoral : 21 September 2014
Jemaat Tuhan marilah kita melakukan revolusi rohani. Jadilah “SADAR” dengan
selalu memberi diri yang terbaik kepada Tuhan. Bagi orang lain mungkin yang
penting tidak melanggar hukum dan berbuat baik adalah cukup, tetapi bagi kita
orang percaya maka setiap perbuatan baik harus bersumber dari iman yang murni
dan diwujudkan dalam kasih kepada Allah dengan menjaga kekudusan serta kasih
kepada manusia yang diwujutkan dengan memberikan perhatian kepada orang-orang
yang membutuhkan.
Winner Voice
Hukum kasih bukan sekedar
untuk direnungkan tapi lebih lagi untuk dikerjakan.
No comments:
Post a Comment