Galatia 2:19-21
Hidup kita seutuhnya untuk Allah karena kita telah
disalibkan bersama Kristus, sehingga hidup ini bukan kita lagi sendiri yang
hidup melainkan Kristus yang hidup di dalam kita. Dimana hidup kita adalah
hidup karena iman kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah mengasihi dan
menyerahkan diri- NYA untuk kita.
Karena Kristus Yesus adalah pemilik dan Tuhan, maka
jelas kita harus mengantungkan hidup ini seutuhnya dalam perkenan TUHAN saja.
Hal ini menuntut kita untuk menyangkal diri dan pikul salib. Tidak boleh kita
semena-mena melakukan sesuatu berdasarkan hasrat pribadi dan hanya memenuhi
hawa nafsu kedagingan.
Pada zaman sekarang orang sangat susah untuk
memiliki faham hidup ini. Menyangkal diri dan memikul salib bukan sesuatu yang
enak dan mudah dilakukan. Setiap orang punya bawaan dosa yang harus dimatikan
dengan menyangkali dirinya serta pikul salib, hal ini sulit untuk dilakukan
sekalipun oleh orang yang sudah lajut usia sekalipun, apa lagi oleh orang muda – remaja. Bagi kanak-kanak
rohaninya jelas ini hampir mustahil untuk di kerjakan. Karena itu perlu
kedewasaan dan kecerdasan rohani dalam menyingkapinya.
Zaman sekarang banyak orang Kristen yang tidak
dewasa secara rohani akan menghindari penyangkalan diri, mereka merasa memiliki
hak untuk mengatur hidupnya sesuai dengan selera dan keinginannya sendiri.
Salib bagi mereka adalah ancaman kebahagiaan atau dipandang sebagai pola hidup
tidak normal. Tetapi bagi yang cerdas rohani akan mengerti kebenaran yaitu
bahwa salib merupakan jalan kehidupan dan yang mengandung kekayaan yang luar
biasa. Salib adalah syarat dalam menerima kemuliaan bersama Tuhan Yesus (Rm.
8:17).
Memang patut di sadari bahwa tidak seorangpun
seratus persen selama hidupnya akan berhasil menyangkal diri dan memikul salib.
Terkadang kita dapat kalah bahkan juga menikmati keinginan daging, dosa, dunia
dengan segala keindahannya seperti pendosa lainnya. Tetapi kita harus tetap
berkomitmen untuk tetap mengasihi Tuhan dan bersedia ditegor Tuhan dengan
pukulan agar kembali bertobat. Kalau Tuhan memberikan pukulan atau dengan
berbagai cara mengingatkan kita untuk kembali ke jalan salib, kita harus
memperhatikan keadaan kita, sebab kalau kita tidak memperdulikan maka tidak
akan ada peringatan lagi.
Menyangkal diri dan memikul salib berarti kesempatan
untuk menjaga keselamatan. Inilah cara
Allah mengajar dan mendidik kita bagaimana mengerjakan keselamatan
dengan takut dan gentar (Flp. 2:12).
Jadilah orang Kristen yang dewasa dan cerdas secara
rohani sehingga dapat memiliki pikiran dan perasaan Kristus yang mengosongkan
dirinya dan taat sampai mati di kayu salib (Flp. 2:5-7). Seraca keseluruhan Tuhan
Yesus mengalami penyaliban, baik secara pikiran perasaan bahkan secara fisik. Orang
Kristen jaman sekarang tidak banyak yang mengalami penderitaan fisik, tetapi
tetap saja kita harus menyangkali diri dalam pikiran dan perasaan yang kuat
terhadap segala godaan duniawi yang sangat menarik ini (Ibr. 12:2-4). KeKristenan
bukan sebuah status semata, kita tidak boleh “asal” untuk menjadi orang Kristen.
Kita harus rela memiliki kehidupan untuk belajar memikul salib.
Tuhan Yesus Memberkati.
Tuhan Yesus Memberkati.
Pesan Pastoral : 20 April 2014
Jemaat Tuhan marilah kita melakukan revolusi rohani. Jadilah “SADAR” dengan
selalu selalu memberi diri yang terbaik kepada Tuhan.
Buat hidup
kita berarti kekal dengan menyangkal diri dan pikul salib, sampai Tuhan Yesus
sendiri yang mengangkat kita dalam kemuliaan-Nya
Winner Voice
Tanpa kematian tidak ada
kebangkitan, tanpa menyangkal diri tidak ada penghargaan diri yang pantas.