Mazmur 111:9
Mazmur dari raja Daud ini berisikan pujian kepada
Tuhan atas berkat-berkat rohani dan jasmani yang di berikan-Nya kepada kita.
Allah tetap memelihara setiap orang percaya yang mengasihi dan takut akan Dia,
sekalipun keadaan sekitar hidup kurang baik. Sepertinya Raja Daud dalam Mazmur
ini telah bertekad untuk tidak hanya secara pribadi memuji Allah tetapi juga
dengan segenap jemaat (Ayat 1). Demikian pula kita sudah seharusnya untuk
memuji Allah secara spontan di kehidupan pribadi dan bersama-sama dengan antusias
didalam gereja.
Allah menjanjikan berkat dan kemakmuran bagi orang
yang mengasihi dan takut akan Dia, tetapi seiring dengan janji ini terdapat
kenyataan bahwa “kemalangan orang benar banyak” (Ibr 11:33-38; 12:5-10). Allah
mengijinkan beberapa anak-anak-Nya yang setia mengalami penderitaan dan
kesulitan yang hebat bahkan kematian. Dalam hal ini merupakan bagian dari
pengujian iman, karena iman yang sungguh-sungguh bukan saja membuat orang
percaya melakukan hal-hal besar bagi
Allah (Ibr 11:33-35), tetapi juga seringkali justru membuat mereka mengalami
penderitaan, penganiayaan, penindasan, dan kemiskinan (Ibr 11:35-39; Maz 44:23;
Rom 8:36).
Kesetiaan kepada Allah tidak menjamin kesenangan
hidup duniawi atau kelepasan dari penganiayaan dunia ini. Akan tetapi,
kesetiaan kepada Allah menjamin kita akan memperoleh kasih karunia, rahmat
Tuhan dalam pertolongan dan kekuatan pada saat-saat sukar. (Yer 20:1, 7-8;
37:13-15;38:5; 2Kor 6:9). orang yang mengasihi dan takut akan Tuhan tidak akan
menyesuaikan diri dengan standar-standar duniawi atau menikmati kesenangan yang
dursila, sehingga seringkali dianggap bodoh karena lebih memilih untuk menerima
cemoohan dan penderitaan dunia. Bahkan pada Perjanjian Baru orang – orang
percaya diajarkan untuk bersiap-siap menantikan masa sukar (2Tim 3:12) yang
kemudian dikenali sebagai orang yang berhubungan dengan salib Kristus. (Mat
10:38; Gal 2:20).
Mempercayai Allah dan hidup benar tidak akan
melindungi kita dari kesulitan dan penderitaan. Sebaiknya justru, penyerahan
kita kepada Tuhan akan mendatangkan ujian (Mat 5:10) dan Allahh telah
menetapkan kita harus mengalami banyak kesukaran sebelum masuk Kerajaan-Nya
(Kis 14:22; 1Kor 15:19; 2Tim 3:12).
Yang utama bukanlah penderitaan itu tetapi Allah
selalu mengimbangi setiap kesukaran
orang benar dengan kenyataan bahwa karena kasih-Nya, Allah senantiasa
ingin memberi kebebasan. Ketika maksud-Nya dalam mengijinkan kesukaran itu
telah tercapai, Allah membebaskan kita dari segala penderitaan dengan turun
tangan langsung secara adikodrati di dalam kehidupan. (Ibr 11:33-35) atau
dengan kematian penuh kemenangan dan pemindahan kepada hidup yang kekal. (Ibr
11:35-37).
Kenyataan ini juga tergambar dalam diri dan hidup
Tuhan Yesus Kristus, datang kedunia untuk membebaskan umat manusia dengan
pengorbanan-Nya. Tuhan Yesus adalah pembebas sejati. Kita patut bersyukur sama
dan memuji Tuhan karena kasih-Nya dan perbuatan-Nya yang besar. Tuhan melawat
umatnya yang dalam kesukaran dengan tidak tahu arah kebenaran, Tuhan
memperhatikan keadaan setiap kita dan memberikan kebahagiaan bagi kita dan
keturunan kita (Luk 1:48-49) . Puncak dari janji kebebasan itu telah
diberikan-Nya yaitu bahwa Allah telah membawa kebebasan bagi kita dalam
pengorbanan-Nya di atas kayu salib. (Luk 1:68).
Tuhan Yesus memberkati.
Pesan Pastoral : 2 Februari 2014
Jemaat Tuhan marilah kita melakukan revolusi rohani. Jadilah
“SADAR” dengan selalu selalu memberi diri yang terbaik kepada Tuhan.
Bila kita menghadapi kesulitan,
itu adalah ujian agar Allah mendidik kita dan memurnikan moral kita untuk
kembali dalam kebenaran-Nya. Disaat kita bertobat itulah titik balik Allah
segera membebaskan kita dari segala kesulitan.
Winner Voice
Hidup benar tidak menjamin kita bebas dari
kesukaran, dan kesukaran adalah kesempatan kita meningkatkan kualitas rohani.
No comments:
Post a Comment