2 Korintus 17-18
Dasar dalam hubungan
Allah dengan umatnya menuntut umat Allah
untuk memisahkan diri dari yang jahat, yang meliputi dua dimensi yang bersifat
negatif dan yang positif, yaitu :
a.
Memisahkan diri secara moral dan rohani
dari dosa dan dari segala sesuatu yang bertentangan dengan Yesus Kristus,
kebenaran dan Firman Allah.
b.
Mendekatkan diri kepada Allah dalam
suatu persekutuan yang akrab melalui penyerahan diri, penyembahan dan pelayanan.
Konsep pemisahan ini
menumbuhkan hubungan di mana Allah menjadi Bapa sorgawi kita yang hidup bersama
kita sebagai Allah, dan sebaliknya kita menjadi anak-anak-Nya (2 Kor 6:16-18).
Allah memerintahkan
kita sebagai orang percaya untuk memisahkan diri dari :
a.
Sistem dunia yang bejat dan dari
tindakkan kompromi yang tidak kudus (Yoh 17:15-18, 2 Tim 3:1-5; Yak 1:27; 4:4).
b.
Orang-orang dalam jemaat yang berbuat
dosa dan menolak untuk bertobat. (Mat 18:15-17; 1Kor 5:9-11; 2Tes 3: 6-15).
c.
Jemaat, guru dan kepercayaan palsu yang
mengajarkan teologi yang salah dan menyangkal kebenaran Alktiabiah. (Mat 7:15;
Roma 16-17; Gal 1:9; Tit 3:9-11; 2 Pet 2:17-22; 1Yoh 4:1; 2 Yoh 10:11; Yud 12-13).
Dan sebagai orang
percaya yang semakin dewasa secara rohani kita harus menampakkan sikap
pemisahan ini, yaitu dalam hal :
a.
Membenci dosa, ketidakbenaran dan
sisitem dunia yang bejat. (Roma 12:9; Ibr 1:9; 1Yoh 2:15).
b.
Melawan pemahaman salah dan doktrin
palsu. ( Gal 1:9)
c.
Kasih yang tulus kepada mereka yang
darinya kita harus memisahkan diri. (Yoh 3:16; 1Kor 5:5; Gal 6:1; Yud 22)
d.
Takut akan Allah senantiasa sementara
kita menyempurnakan kekudusan (2Kor 7:1)
Kita harus menyadari
sebagai orang percaya yang semakin dewasa secara rohani tidak menginjinkan kita
untuk bertindak secara sembrono lagi, tapi penuh kehati-hatian dan bijaksana
sehingga terjaga diri kita dari kecemaran dosa. Sehingga maksud dari pemisahan
ini dapat meningkatkan nilai moral rohani yang murni.
Sebagai umat Allah kita
dapat bertekun dalam keselamatan kekal ( 1 Tim4:16; Why 2:14-17), iman (1Tim
1:19; 6:10, 20-21) dan kekudusan (Yoh 17:14-21; 2Kor 7:1). Selanjutnya dengan
pemisahan diri dari kecemaran dosa kita akan dapat hidup semata bagai Allah
sebagai Tuhan dan Bapa kita (Mat 23:37;
2 Kor 6:16-18), dan akhirnya dengan kedewasaan rohani kita siap untuk
menginsafkan dunia yang tidak percaya akan kebenaran di dalam Kristus Yesus
(Yoh 17: 21; Fil 2:15).
Allah Bapa akan
membalas dan mendekati kita dengan perlindungan, berkat dan pemeliharaan-Nya
jika kita bersedia untuk memisahkan diri sebagaimana seharusnya. Dana Tuhan
berjanji akan bersikap dan bertindak sebagai Bapa yang baik. Allah Bapa akan
menjadi penasehat dan pembimbing kita, yang mengasihi dan menghargai kita
sebagai anak-anak-Nya sendiri. (2 Kor 6:16-18).
Tuhan Yesus memberkati.
Pesan Pastoral : 10 Nofember 2013
Anak Allah marilah kita melakukan revolusi rohani. Jadilah “SADAR”
(Semangat, Antusias, Dinamis, Agresif dan Radikal) yaitu selalu memberikan yang
terbaik kepada Tuhan.
Masuki demensi yang
lebih bernilai sebagai orang percaya yang tidak hanya melihat keuntungan
duniawi sehingga mengalahkan moral dan rohani dengan kompromi pada dunia.
Tetapi dengan hati nurani yang murni kita bisa meraih yang rohani sekalipun
harus menanggung rugi secara duniawi. Yang perlu diingat adalah bahwa Tuhan lah
yang memberi berkat.
Winner Voice
Kasih Karunia Tuhan itu
lebih dari cukup, tidak perlu kita menambahkan dengan yang jahat untuk
merasakan berkat.
No comments:
Post a Comment