Wednesday, October 2, 2013

MENGGUNAKAN HATI NURANI YANG MURNI



Kisah Para Rasul 23:1

Dalam tekanan dan ancaman yang berat sukar untuk tetap bertindak dengan hati nurani yang murni, karena cenderung orang akan berusaha membela diri serta menyelamatkan diri saja sekalipun itu harus melanggar norma dan ketentuan yang berlaku. Tetapi berbeda dengan Rasul Paulus yang dalam tekanan pengadilan agama tetap saja menggunakan hati nurani yang murni yaitu kesadaran batiniah yang bersaksi kepada kepribadian mengenai betulnya atau salahnya suatu tindakkan. Hati nurani yang murni memberikan keputusan tindakkan untuk tidak berbuat salah kepada Allah atau kehendak-Nya dan hal ini ditunjukkan oleh Rasul Paulus sekalipun tekanan yang berat sedang dialaminya.
Yang perlu diperhatikan di sini adalah pemahaman yang benar terhadap Firman Tuhan karena pada awal sebelum bertobat Rasul Paulus juga percaya bahwa dirinya sendang mentaati kehendak Allah dengan menganiaya orang percaya (Kisah 26:9) dan di lakukan berdasarkan anggapannya untuk mentaati Taurat (Fil 3:6).
Setelah bertobat, penyerahan Paulus kepada Allah, tekadnya yang kuat untuk menyenangkan Allah dan kehidupannya “yang tidak bercacat” sebelum bertobat memalukan dan menghukum orang percaya yang memberi alasan untuk ketidaksetiaan para ahli taurat dan Farisi kepada Kristus dengan mengatakan bahwa semua orang berbuat dosa dan mustahil untuk hidup di hadapan dengan hati nurani yang murni.
Pemahaman Firman Tuhan haruslah secara menyeluruh tidak boleh hanya diambil lahiriahnya saja karena hal ini dapat merusakkan makna rohani yang benar. Kebenaran sebuah tindakkan jangan didasarkan pada kehendak pribadi melainkan pada kehendak Allah saja yaitu kebenaran Yesus yang kita percayai (1Kor 1:30; Gal 2:20). Karena Kristus diam didalam kita, maka  hanya didalam Dia saja tindakkan kita dibenarkan oleh Allah (2Kor 5:21).
Hanya oleh Kristus, dalam Kristus dan dengan Kristus kita dapat menerima hikmat dari Allah dan mengalami pembenaran (Roma 4), pengudusan (2Tes 2:13-15) dan penebusan (Roma 3:24; Ef 4:30). Dalam hikmat Allah inilah sebuah tindakkan dapat dilakukan dengan menggunakan hati nurani yang murni. Selama seorang bergabung dengan Kristus. Kristus menjadi sumber segala berkat yang kita dapatkan (Yoh 5:1-6) atas hasil dari tindakkan kita.
Kebalikkan dari hikmat Allah yang menggunakan hati nurani yang murni, adalah hikmat dunia yatu suatu hikmat yang mengesampingkan Allah, menekankan kesanggupan manusia sendiri, menjadikan manusia kekuasaan tertinggi dan menolak untuk mengakui penyataan Allah dalam Yesus Kristus.
Tindakkan yang dihasilkan oleh hikmat duniawi ini disebut Allah sebagai kebodohan (1Kor 3:19-20) karena melaluinya manusia telah gagal untuk menemukan kebenaran dan mengenal Penciptanya (1Kor 1:21). Kita harus mengembangka sikap yang mencela secara rohani hikmat duniawi dan  pandangan hidup yang sekuler (1Kor 1:18-31; 2:1-16; Kis 17:18 Roma 1:20-32). Jangan sekali-kali  menyesuaikan Injil dan berita kebenaran dengan Filsafat, ilmu pengetahuan ataupun segala hal lain yang disebut hikmat duniawi. (Gal 6:14).
Marilah kita menggunakan hati nurani yang murni agar tindakkan kita dibenarkan Allah sekalipun itu di anggap sebagai sebuah kebodohan oleh dunia. Tetapi kalau kita memilih untuk menggunakan hikmat duniawi dan mengesampinkan Allah maka hati nurani kita akan mati sehingga kita tidak dapat lagi mengenali kehendak Allah dalam kebenarannya.
Tuhan Yesus memberkati.

Pesan Pastoral : 29 September 2013
Anak Allah marilah kita melakukan revolusi rohani. Jadilah “SADAR” (Semangat, Antusias, Dinamis, Agresif dan Radikal) yaitu selalu memberikan yang terbaik kepada Tuhan.
Marilah kita cerdas secara rohani mengenali kehendak Allah sehingga tindakkan kita dapat dibenarkan-Nya yang membuat kita mendapatkan berkat yang sejati dari pada Allah sendiri.

Winner Voice
Menggunakan hati nurani yang murni akan membuat kita mengenali kehendak Allah sendiri.

No comments:

Hidup Berpadanan Dengan Injil Kristus (2)

                            ( Filipi 1:27-30 ) Nasehat Supaya Tetap Berjuang Paulus sedang dalam penjara saat menulis surat kepada jem...