Saturday, July 20, 2013

TUJUAN DARI HUKUMAN ALLAH



1Korintus 11:32

Tujuan “TUNDUK PADA DISIPLIN ALLAH” adalah supaya kita dapat meningkatkan kecerdasan rohani secara permanent. Tanpa kecerdasan rohani maka disiplin Allah akan selalu kita anggap sebagai sesuatu yang negatif yaitu hukuman yang menyiksa dan tidak menyenangkan hati (1Kor 11:30). Tetapi dengan kecerdasan rohani kita dapat memahami betapa Allah mengasihi kita dan mengetahi mengapa Allah “memaksa” kita untuk masuk dalam pola disiplin rohani yang membuat kita layak dihadapan-Nya.
Pertama yang patut dipahami adalah bahwa hukuman Tuhan bertujuan agar kita tidak akan menerima hukuman kekal bersama dunia ini. Betapa mengerikan bila akhirnya harus masuk dalam hukuman kekal, karena Allah tidak mungkin mengingkari hakekat diri-Nya yang Maha Adil sehingga setiap orang yang bersalah pastilah mendapatkan hukuman. Jadi selama dalam masa anugerah maka masih berlaku pengampunan, tetapi untuk menempuh pengampunan itu biarkan kita relakan diri ini mengalami pendisiplinan Allah sepanjang hidup.
Hukuman Allah selama di dunia ini sementara dan dengan tujuan yang penuh rahmat serta berfaedah bagi semua orang  yang bertobat dan menguji diri dengan benar. (1Kor 11:31). Kunci dari semua itu adalah terletak pada kesadaran akan kesalahan, bertobat dan mau introspeksi diri.
Belajar dari raja Daud yang mengakui dan memberitahukan dosa dengan hati yang tulus, sungguh-sungguh, dan mau bertobat. (Maz 32:5) Sekalipun raja Daud memiliki posisi yang terhormat dan kekuasaan yang besar tidak membuat dirinya menjadi sombong dan tetap mau menerima teguran dari nabi Natan seorang hamba Tuhan yang sederhana. (2 Sam 12), bahkan bersedia menerima konsekwensi hukuman yang diberikan Tuhan atas kesalahan dan dosa yang dialakukannya. Sikap diri seperti Daud ini akan senantiasa menghasilkan pengampunan Allah, penghapusan kesalahan dan karunia kehadiran-Nya yang kekal. Dan untuk mencapai tingkat semacam ini perlu kecerdasan rohani yang baik, sehingga memahami betapa penting disiplin rohani yang Allah tetapkan.
Tetapi bila kita tidak mengakui dosa dan tetap beranggapan bahwa kita tidak berdosa, sebenarnya kita sedang berdusta dan tidak tinggal dalam kebenaran. (1Yoh 1:8) Rasul Yohanes dalam ayat diatas menggunakan kata benda untuk kata “dosa” dan bukan kata kerja untuk menekankan dosa sebagai sifat dasar dalam tabiat manusia. Hal ini menegaskan bahwa dosa ada sebagai sifat dasar atau kuasa di dalam tabiat manusia, sehingga dapat di katakan bahwa setiap perbuatan jahat adalah dosa. Tidak boleh kita kemudian membenarkan perbuatan jahat itu dengan memberikan alasan bahwa itu disebabkan karena faktor kejiwaan atau sosial ekonomi dll. (Roma 6:1).
Kita harus sadar bahwa tabiat berdosa itu selalu mengancam kehidupan dan kita harus senantiasa mematikan perbuatan dosa ini melalui Roh Kudus yang tinggal di dalam diri melalui disiplin yang Tuhan telah tetapkan. (Rom 8:13; Gal 5:16-25). Jikalau kita berkata bahwa ktia tidak pernah berbuat dosa dan oleh karena itu tidak memerlukan kuasa Allah yang menyelamatkan dan kematian Kristus di kayu salib adalah sebuah kesia-sian belaka, bahkan yang lebih parah adalah saat tidak mengakui dosa maka kita sebenarnya telah menjadikan Allah pembohong (Rom 3:23). Tetapi yang jelas bahwa Allah adalah Maha Benar, jadi  manusia yang tidak mengakui dosanya atau yang beranggapan dapat menghapuskan dosanya sendiri dengan perbuatan “baik” berupa amal dan sedekah adalah yang pembohong itu sendiri. (1Yoh 1:10)
Kita harus mau mengakui dosa kemudian memohon pengampunan dan penyucian dari Allah. (1Yoh 1:9). Dua hal yang kita dapatkan saat kita mengakui dosa dengan sepenuh hati dan rela memberi diri menerima konsekwensi hukuman Allah sebagai bentuk disiplin rohani adalah; pertama kita beroleh pengampunan dosa dan pendamaian dengan Allah. Allah bersedia di datangi melalui doa-doa dan pengucapan syukur kita. Dan kedua adalah penyucian atau penghapusan dari  segala kesalahan dan pembinasaan kuasa dosa supaya kita dapat hidup  kudus dan layak menerima kerajaan sorga. (Maz 32:1-5; Ams 28:13; Yer 31:34; Luk 15:18; Rom 6:2-14).
Tuhan Yesus memberkati.

Pesan Pastoral : 14 Juli 2013
Anak Allah marilah kita melakukan revolusi rohani. Jadilah “SADAR” (Semangat, Antusias, Dinamis, Agresif dan Radikal) yaitu selalu memberikan yang terbaik kepada Tuhan.
Dinamika kehidupan kita harus membuat kita semakin cerdas memaknai arti kehidupan yang mengarahkan kita untuk menjadi pribadi yang semakin berkenan kepada-NYA, karena itu biarlah kita rela untuk menerima disiplin Allah.

Winner Voice
Kedisiplinan adalah kata indah yang dapat dipahami oleh setiap orang yang cerdas.

No comments:

Hidup Berpadanan Dengan Injil Kristus (2)

                            ( Filipi 1:27-30 ) Nasehat Supaya Tetap Berjuang Paulus sedang dalam penjara saat menulis surat kepada jem...