Yakubus
2:26
Iman
dan perbuatan tidak dapat dipisahkan, karena perbuatan dengan sendirinya akan
mengalir dari iman kita (Gal 5:6). Karena itu keselamatan yang kita dapatkan
pun tidak dapat dikatakan sebagai hasil dari iman dan perbuatan, anggapan ini
akan berarti memisahkan iman dengan perbuatan.
Perbuatan
( Yun : ergon artinya jamak / perbuatan-perbuatan) menunjukkan kepada kewajiban
yang harus dikerjakan terhadap Allah dan sesama manusia seperti yang telah
diperintahkan oleh Alkitab dan yang bersumber dari iman yang sungguh-sungguh,
hati yang murni, kasih karunia Allah dan keinginan untuk menyenangkan Tuhan
Yesus Kristus. Perbuatan (Ef 2:9 = “pekerjaan”) mengarah pada keinginan untuk
memperoleh perkenan Allah dan
keselamatan, berusaha menaati Alkitab
melalui pertobatan dan iman kepada Kritus dan bukan dengan kekuatan sendiri.
(Ef 2:8-10). Karena itu iman yang
menyelamatkan secara otomatis akan menghasilkan perbuatan-perbuatan kasih. (Yak
1:7; 2:8; Gal 5:6; 1 Kor 13; Yoh 14:15).
Adalah
sebuah kebohongan besar bagi orang yang mengaku memiliki iman yang
menyelamatkan kepada Tuhan Yesus Kristus tetapi tidak pernah menunjukkan bukti
pengabdian yang sungguh-sungguh kepada-Nya dan menjalankan keberanan Alkitab.
Iman yang menyelamatkan adalah iman yang senantiasa hidup tidak sekedar
berhenti dengan hanya mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juru
Selamat, tetapi juga menuntut ketaatan mutlah kepada-Nya sebagai Tuhan. Karena
itu ketaatan melakukan perintah Tuhan adalah aspek yang penting dari iman. Karena
hanya yang taat yang dapat beriman dan hanya yang beriman saja yang dapat taat.
(Roma 1:5).
Iman sejati yang menyelamatkan adalah penting
sehingga harus dinyatakan diri dalam tindakkan saleh dan pengabdian kepada
Tuhan Yesus Kristus, hal ini berarti bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman
yang mati. (Yak 2:17). Iman yang sejati selalu menyatakan dirinya dalam
ketaatan kepada Allah dan perbuatan
penuh belas kasihan kepada sesama yang membutuhkan. (Yak 2:22).
Bagi
kita yang percaya kepada Kristus dan oleh darah pengorbanan-Nya telah
menyelamatkan kita dari penghukuman kekal, maka pengakuan ini saja tidaklah
cukup. Penting untuk kita memiliki hubungan pribadi dalam ketaatan kepada Allah
sehingga iman kita adalah iman yang hidup yang menghasilkan keselamatan dan
kebaikan sepanjang hidup di dunia, inilah iman yang bekerja dalam kasih. (Gal
5:6). Tetapi jangan pula kita beranggapan bahwa kita memelihara iman yang hidup
hanya dengan usaha sendiri, inilah yang disebut dengan kesombongan rohani dan
ini sesuatu yang berbahaya bagi eksistensi iman.
Kasih
karunia Allah, Roh Kudus yang mendiami kita dan syafaat Kristus (Ibr 7:25) bekerja
di dalam kehidupan kita untuk memungkinkan kita menanggapi Allah “yang bertolak
dari iman dan memimpin kepada iman” (Roma 1:17). Karena itu iman kita juga akan
mati jika kita berhenti menanggapi kasih karunia Allah dan menolak pimpinan Roh
Kudus.
Iman
adalah sarana kita untuk menerima Tuhan
Yesus Kristus sebagai Juru Selamat (Roma 3:22) dengan tetap memperhatikan
kenyataan bahwa iman yang sejati harus hidup dan aktif dalam ketaatan
menjalankan kebenaran Alkitab dengan tekun sehingga membentuk keberadaan kita
yang berkarakter Kristus.
Tuhan
Yesus memberkati.
Pesan Pastoral : 28 April 2013
Anak Allah marilah kita melakukan revolusi rohani. Jadilah “SADAR” (Semangat,
Antusias, Dinamis, Agresif dan Radikal) yaitu selalu memberikan yang terbaik
kepada Tuhan.
Jemaat Tuhan oleh
karena kasih karunia Tuhan kita menjadi bagian yang terselamatkan dari hukuman
api neraka, karena itu terus dengan tekun kita memberi diri membuktikan iman
percaya kepada Allah ini dengan perbuatan-perbuatan baik yang dinyatakan dalam
pengabdian kepada Allah dan mengasihi sesama.
Winner Voice
Iman menyatu dalam
perbuatan pada hakekatnya iman yang hidup dan berdampak maksimal.