(2 Korintus 8:9)
Kemiskinan adalah penyakit masyarakat yang sangat cepat menular dan mempengaruhi banyak dimensi kehidupan. Tanpa mengecilkan peran pemerintah tetapi kemiskinan perlu penanganan yang serius dari semua pihak karena yang utama adalah mengubah bagaimana cara pikir masing-masing orang. Kusus orang Kristen seharusnya memiliki cara pikir yang positif menghadapi persoalan kemiskinan, terlebih bila tinggal di Negara Indonesia yang kaya dengan sumber daya alam namun kemiskinan sangat luas dirasakan, oleh karena itu orang Kristen harus memberikan peran aktif dalam menanggulangi kemiskinan.
Pertama-tama perlu dipahami adalah kemiskinan behubungan dangan pola pikir seseorang berkaitan dengan ketidakmampuan atau ketidakberdayaan seseorang untuk memberi atau membagi apa yang dia miliki. Ada orang yang kaya tapi miskin sebaliknya ada orang miskin tapi sebenarnya kaya. Contoh yang baik adalah jemaat Makedonia (2Kor 8:1-3), Mereka secara materi tidak memiliki sesuatu yang berlebih tetapi cara berpikirnya tidak miskin dan mereka memiliki kemampuan untuk memberi. Kuncinya ada pada ayat 9 yaitu bahwa mereka ‘Mengenal Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus.”
Lukas 21:1-4 bercerita tentang seorang janda yang memberikan dua peser untuk persembahan di rumah Tuhan, ya walaupun memberikan dalam jumlah yang kecil tetapi besar dalam prosentasi, ini yang membedakan dengan orang-orang kaya yang memberikan dalam kelimpahan sedangkan janda miskin ini memberikan seluruh nafkahnya, Tuhan Yesus sendiri berpendapat bahwa janda miskin ini memberi lebih banyak.
Contoh lain adalah janda di Sarfat (1 Raja-raja 17:7-24) jelas kondisi janda di sarfat ini sangat memprihatinkan tetapi dia masih mempunyai sesuatu untuk dimakan, namun bahasa negative yang digunakan membuatnya tampak lebih miskin dari pada keadaan yang sebenarnya. Oleh karena itu Nabi Elia harus menghancurkan pola pikir miskin janda Sarfat itu agar mujizat besar dapat terjadi, yaitu dengan cara mendahulukan Tuhan. (Mat 6:33).
Kebalikan semua kisah diatas, ada sebuah kisah tentang orang muda yang kaya datang kepada Yesus.(Lukas 18:23) diawali dengan pertanyaan yang rohani dan Tuhan Yesus minta agar semua hartanya dijual untuk diberikan kepada orang miskin. Orang kaya ini menjadi sedih bila yang rohani artinya juga harus mengorbankan kekayaannya. Masalah dari orang muda kaya ini adalah ketidakmampuan untuk melihat kekayaannya sebagai kesempatan untuk memberkati orang lain, karena kekayaan selalu berkaitan dengan kenyamanan dan kehormatan (identitas diri).
Jadi kemiskinan adalah ketidakberdayaan atau ketidakmampuan seseorang untuk melihat bagaimana Allah dapat bekerja dalam diri kita dan bukan benda-benda diluar diri kita, bahwa hidup kita kita jauh lebih berharga dibandingkan dengan semua harta benda, bahwa Allah adalah kekayaan sejati sehingga dengan penyertaan ALLAH maka segala kemungkinan menjadi sebuah kepastian. Kita tidak perlu takut kehilangan harta benda, seharusnya kita lebih takut bila kita menjauh dari Tuhan.
Kita harus mampu keluar dari kenyamanan hidup dan tidak terlalu berpegang kepada kehormatan pribadi karena semua itu adalah semu dan fana, kita harus mengejar yang kekal oleh perkenan Tuhan sehingga hidup kita kaya oleh berbagai kasih karunia-Nya.
Tuhan Yesus Memberkati